Trofi Piala Liga yang diraih Senin (26/2) dini hari WIB menandai era baru Manchester City di bawah asuhan Manajer Pep Guardiola. Trofi itu mengawali langkah ambisius City menjadi tim Inggris tersukses di dekade ini.
”The Citizens” memenangi trofi Piala Liga kelimanya sepanjang sejarah klub itu setelah mempecundangi Arsenal 3-0 di Stadion Wembley, London. City pun tercatat sebagai klub tersukses di turnamen itu dalam lima tahun terakhir. Mereka meraup tiga trofi dalam lima edisi Piala Liga Inggris terakhir. Sebelumnya, mereka juga meraih trofi itu pada 2014 dan 2016 silam.
Menariknya, performa dominan City atas ”The Gunners” di Wembley itu justru lebih banyak disumbangkan barisan pemain lamanya, seperti Sergio Aguero, David Silva, dan Vincent Kompany. Ketiga pemain yang lebih dulu hadir sebelum Guardiola menangani City sejak 2016 silam itu silih berganti merobek jala gawang Arsenal, tim yang dikenal sebagai ”raja” Wembley.
https://youtu.be/yGObrldmfhI
Trofi Piala Liga menjadi gelar pertama bagi Guardiola setelah musim lalu ia berpuasa gelar. Guardiola pun berjanji, prestasi City tidak akan berhenti di trofi Piala Liga itu.
”Sangat penting bagi kami untuk memenangi trofi itu setelah tersingkir di Piala FA. Kami kini harus fokus ke Liga Inggris dan memenangi laga-laga tersisa untuk mengamankan trofi. Kami juga ingin memastikan tempat di perempat final Liga Champions,” ujar Guardiola.
City hanya butuh tambahan enam kemenangan di 11 laga tersisa di Liga Inggris. The Citizens juga menjadi favorit juara Liga Champions. Mereka sejauh ini tampil dominan. Satu kaki mereka kini telah di perempat final setelah membekap FC Bale 4-0 di babak 16 besar kompetisi antarklub Eropa itu, dua pekan lalu.
City kini di jalur sebagai tim pertama setelah Manchester United di musim 1998-1999 yang meraih tiga gelar juara semusim. MU asuhan Sir Alex Ferguson saat itu menjuarai Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions. Mereka juga melangkah ke perempat final Piala Liga. Ironisnya, pada era itu, tim tetangganya, yaitu City, tengah terpuruk. Mereka bermain di divisi kasta ketiga di sepak bola Inggris.
Dua dekade berlalu, City menjelma sebagai klub Inggris yang paling banyak meraih trofi pada dekade ini. Sejak 2010 silam, The Citizens mengemas total enam trofi, yaitu 2 Liga Inggris, 1 Piala FA, dan 3 Piala Liga. Jumlah trofi itu hanya bisa disaingi Chelsea yang juga meraih total enam gelar juara. Adapun MU mengemas lima trofi, dua di antaranya diraih di era Jose Mourinho.
Melesatnya prestasi City tidak terlepas dari kucuran uang dari Uni Emirat Arab, yaitu melalui grup perusahaan bernama Abu Dhabi United. Berkat dana ”BUMN” Arab itu, City mendatangkan sejumlah pemain bintang, seperti Aguero, Silva, dan Kevin de Bruyne, serta Guardiola.
De Bruyne pun mengingatkan, City tidak akan berhenti mengejar trofi. ”Kami harus melanjutkan momentum positif ini. Potensi klub ini luar biasa. Kami adalah salah satu yang terbaik di dunia!” ujarnya.
Spesialis gagal
Kontras dengan hal itu, Manajer Arsenal Arsene Wenger kini dicap sebagai ”spesialis gagal”. Ya, ia kembali gagal meraih trofi Piala Liga untuk tiga kesempatan.
Sebelumnya, ia juga kalah dari Chelsea dan Birmingham City, masing-masing pada 2007 dan 2011 lalu. Piala Liga adalah satu-satunya trofi domestik yang belum pernah dimenangi Wenger di seperempat abad kariernya di Inggris bersama Arsenal.
Arsenal, yang diperkuat salah satu striker terbaik dunia, Pierre-Emerick Aubameyang, tidak mampu menandingi ketangguhan City. Seperti diprediksi, rapuhnya pertahanan terbukti sangat merugikan mereka.
Liga Europa kini menjadi satu-satunya kompetisi yang masih bisa memberikan trofi untuk mereka. Namun, perjalanan mereka tidak kalah berat di Liga Europa. Mereka akan bertemu AC Milan di babak 16 besar. (AFP/REUTERS)