Masyarakat DKI Antusias Nikmati Wajah Baru Danau Sunter
JAKARTA, KOMPAS — Ribuan warga DKI Jakarta memadati area Danau Sunter Selatan bagian timur, Jakarta Utara, Minggu (25/2), pagi hingga sore. Wajah baru danau yang telah ditata ulang sejak awal 2018 membuat mereka penasaran.
Salah satunya Wiwin (45), warga Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bersama dengan suami dan anak lelakinya, ia sudah tiba di Danau Sunter Selatan pukul 10.00. Bahkan, pada Sabtu malam, mereka juga telah mengunjungi danau untuk melihat persiapan penyelenggaraan Festival Danau Sunter.
”Saya ingin tahu, bagaimana hasil pembenahan yang dilakukan di Danau Sunter,” kata Wiwin di sela-sela acara Festival Danau Sunter yang juga dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, dan Wali Kota Jakarta Utara Husein Murad.
Menurut Wiwin, yang sejak lahir tinggal di daerah yang berjarak 5 kilometer dari Danau Sunter itu, hasil penataan danau amat ditunggu. Dalam ingatannya, Danau Sunter merupakan tempat bertumpuk sampah yang dikelilingi banyak pedagang kaki lima (PKL). Hanya sebagian warga yang kerap berkegiatan di sana, yaitu mereka yang hendak memancing ikan.
Sebelum ditata, Danau Sunter Selatan dimanfaatkan sebagai lokasi pemancingan. Keberadaan landasan memancing dari bambu yang dibuat di badan danau pun menjadi ciri khas pemandangan di sana. Hal itu, kata Wiwin, membuat warga sulit beraktivitas di area danau.
Meski demikian, sebagian wilayah danau digunakan untuk latihan para atlet ski profesional. ”Jadi, kami yang tidak memancing biasanya hanya datang untuk melihat latihan ski,” ucap Wiwin.
Sejak awal 2018, Pemerintah Kota Jakarta Utara menata ulang danau yang memiliki panjang 1.500 meter dan lebar 250 meter itu. Penataan dilakukan dengan perbaikan turap, mengeruk sampah, memperbaiki trotoar, menata PKL, serta menyisir dan memeriksa keabsahan dokumen warga yang tinggal di bantaran danau.
Pemeriksaan kualitas air dan keberadaan binatang buas juga dilakukan. Wakil Wali Kota Jakarta Utara Junaedi mengatakan, berdasarkan hasil analisis pada 2017, kualitas air danau sesuai dengan standar mutu baku (Kompas, 12/1).
Komando Lintas Laut Militer TNI Angkatan Laut (Kolinlamil TNI AL) pun telah menguji coba danau untuk kegiatan renang dan olahraga air lainnya sejak akhir Januari. Menurut Kepala Seksi Jasmani dan Rohani Kolinlamil Kapten Eko Wijanarko, danau aman bagi warga. Tidak ditemukan binatang buas, hanya saja warga perlu berhati-hati karena kedalaman danau mencapai 10 meter (Kompas, 29/1).
Kini, danau memang tampak bersih. Turap sudah dibangun. Jalur pedestrian selebar 3 meter pun melengkapi seluruh sisi danau.
”Danau sekarang menjadi bagus, tidak ada pemancingan, tidak ada tumpukan sampah,” kata Suhadi (39), warga Plumpang, Jakarta Utara. Bagi Suhadi yang sudah tinggal selama 20 tahun di Jakarta Utara, penyelenggaraan Festival Danau Sunter merupakan ajang pertama yang menarik perhatian begitu banyak warga sekaligus memperlihatkan bahwa danau yang bertahun-tahun dalam kondisi tidak terawat bisa dibenahi.
Selain Suhadi, ribuan warga lain juga berdatangan. Mereka yang sebagian besar membawa sepeda motor memadati sepanjang Jalan Danau Sunter Selatan. Sejak pukul 08.00 hingga 10.00, jalan itu sangat padat. Kendaraan dapat melintas dengan kecepatan kurang dari 10 kilometer per jam.
Kemacetan bertambah parah karena sebagian sepeda motor dan mobil diparkir di badan jalan. Padahal, sudah ada lokasi parkir yang disediakan, yaitu di Gelanggang Olahraga Sunter, Hotel Sunlake, dan pertokoan di depan danau.
Kemacetan tidak hanya dirasakan ketika berkendara. Perjalanan mengelilingi danau di jalur pedestrian juga sesak karena warga yang membeludak. Mereka yang kebanyakan datang bersama rombongan warga dan komunitas berkerumun di sepanjang trotoar.
Selain bercengkerama, warga yang menumpuk di trotoar juga menunggu giliran menaiki kapal milik Kolinlamil. Meski berdesakan, mereka tetap menunggu sambil menikmati hiburan lain, seperti penampilan atlet ski air dan beberapa grup band lokal.
Duel Susi-Sandiaga
Penataan danau dan penyelenggaraan festival juga terkait dengan tantangan dari Susi Pudjiastuti kepada Pemprov DKI untuk membenahi Danau Sunter. Menurut Susi, Danau Sunter berpotensi menjadi lokasi wisata kota seperti di Geneva, Swiss.
Sebagai imbalan atas tantangan yang telah diterima Pemprov DKI, Susi dan Sandiaga pun berduel adu cepat melintas di Danau Sunter sepanjang 1.000 meter. Susi yang mendayung (paddling) menang atas Sandi yang berenang.
”Saya akui, memang perempuan lebih kuat dari laki-laki,” kata Sandiaga. ”Saya menerima tantangan berikutnya, yaitu membersihkan danau-danau lain, perairan Pulau Seribu, dan Pantai Utara Jakarta,” tambahnya.
Susi mengatakan, duel itu dilakukan untuk menghibur sekaligus membuktikan bahwa danau yang bersih dapat dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi. Selain itu, kegiatan tersebut juga memperlihatkan bahwa kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah bisa berlangsung dengan baik.
”Misinya adalah membangun wilayah air dan pariwisata sebagai bagian dari ekonomi pembangunan,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski pemancingan-pemancingan sudah dibongkar, kegiatan memancing bagi masyarakat akan dihidupkan kembali. Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menyediakan bibit ikan lele dan nila.
”Masyarakat bisa memancing, tidak perlu membayar. Akan tetapi, ikan hasil pancing dibeli sesuai timbangannya, dengan harga yang lebih murah dari pasaran,” kata Susi. Selain itu, Susi pun hendak melengkapi danau dengan memelihara angsa.
Bersihkan 12 danau
Sandiaga mengatakan, masih ada pekerjaan rumah untuk membersihkan danau-danau lain di wilayah Jakarta Utara. Selain Danau Sunter, terdapat 12 danau lain yang akan dibenahi.
Husein mengatakan, pihaknya masih akan menyusun skala prioritas pembenahan 12 danau tersebut. Program dan anggaran perlu diatur sesuai dengan kebutuhan. ”Yang paling mudah untuk dilakukan segera adalah membersihkan sampah,” ucapnya. (DD01)