LEIPZIG, KOMPAS – Napoli, pemuncak klasemen Liga Italia, tersingkir di babak 32 besar Liga Europa setelah hanya menang 2-0 atas RB Leipzig, Jumat (23/2) dini hari WIB. Kegagalan itu membuat “Partenopei” berkonsentrasi penuh di liga domestik untuk mengejar trofi Liga Italia yang nyaris tiga dekade tidak pernah diraihnya.
Napoli tampil dominan di laga yang digelar di Arena Red Bull, markas RB Leipzig di Jerman. Mereka unggul berkat gol-gol Piotr Zielinski dan Lorenzo Insigne masing-masing di menit ke-32 dan 86. Namun, keunggulan itu tidak cukup meloloskan mereka ke fase 16 besar Liga Europa. Pada pertemuan sebelumnya di Italia, Napoli kalah 1-3.
Meskipun agregat pertemuan kedua tim adalah sama, yaitu 3-3, Leipzig berhak lolos berkat keunggulan gol tandang di markas Napoli, pekan lalu. “Kami telah mengerahkan segalanya. Sangat disayangkan kami lolos. Kami kurang selangkah menuju keajaiban,” ujar Allan, gelandang Napoli, seusai laga itu.
Meskipun demikian, Pelatih Napoli Maurizio Sarri tidaklah terlalu kecewa dengan kegagalan timnya di Liga Europa. Menurutnya, itu justru memberikan hikmah bagi timnya. Napoli kini bisa memfokuskan seluruh tenaganya untuk mengejar scudetto alias trofi Liga Italia. Mereka saat ini tengah berkejaran dengan Juventus, juara bertahan Liga Italia enam musim terakhir. Napoli unggul satu angka dari Juve.
Sejak awal, Sarri memang menjadi Liga Europa sebagai prioritas keduanya. Hal itu dibuktikan dengan kebijakannya menurunkan tim pelapis saat menghadapi Leipzig di laga pertama. “Kami memang menyesal gagal di kompetisi ini. Namun, sisi positifnya, kami bisa bertarung (menghadapi Juve) di Liga Italia, hal yang tidak mampu dilakukan tim-tim lainnya pada bulan Februari selama enam musim terakhir,” tukas Sarri.
Terakhir kalinya Napoli meraih trofi Liga Italia adalah pada 1990 silam. Saat itu, legenda sepak bola dunia, Diego Maradona, masih bersegaram Napoli. Partenopi bertekad untuk mematahkan dominasi Juve di enam musim terakhir. Liga Italia kini menyisakan 13 laga. “Kami punya karakter kuat untuk memperjuangkan itu (scudetto). Malam ini kami menunjukkannya,” ujar Sarri kemudian.
AC Milan berkembang
Berbeda dengan Napoli, dua wakil Italia lainnya, AC Milan dan Lazio lolos ke babak 16 besar Liga Europa. Milan unggul agregat 4-0 atas wakil Bulgaria, Ludogorets. Sementara itu, Lazio unggul agregat 5-3 dari wakil Rumania, Steaua Bucuresti. Pelatih Milan, Gennaro Gattuso, memuji perkembangan timnya. Milan tidak pernah kalah di 11 laga terakhir. Dari 11 laga itu, delapan kali mereka menang.
“Saya senang kami tidak kebobolan. Kinerja pertahanan kami terus membaik. Itu (pertahanan) adalah hal yang menjadi fokus latihan kami akhir-akhir ini,” ujar Gattuso, mantan gelandang legendaris Milan.
Polisi tewas
Milan dan Atalanta kini menanti calon lawan mereka di babak 16 besar. Undian babak itu akan digelar malam ini. Babak 32 besar Liga Europa ini sempat diwarnai kericuhan yang mengakibatkan seorang polisi di Bilbao Spanyol, tewas. Musibah itu mewarnai laga antara Athletic Bilbao kontra Spartak Moskow. Tuan rumah Bilbao lolos dengan agregat gol 4-3.
Sebanyak lima orang suporter, mayoritas pendukung Spartak, ditangkap dalam bentrokan antar-suporter itu. Sebanyak 500 polisi dikerahkan untuk “menjinakkan” suporter Rusia. Namun, itu berujung tewasnya seorang polisi setempat. (AFP)