Paska robohnya 15 gelagar kotak di proyek LRT Jakarta, PT Jakarta Propertindo memperketat aspek keselamatan kerja. Tingkat kemajuan kerja selama Februari pun minus delapan persen. Namun, pekan depan, dijadwalkan 15 gelagar kotak sudah bisa dipasang kembali.
Jakarta, Kompas -- Paska gelagar kotak (box girder) di kolom (pier) 28 dan 29 patah 22 Januari lalu, PT Jakarta Propertindo selaku pemilik proyek LRT Jakarta fase 1 sejauh 5,6 km dari Kelapa Gading menuju Rawamangun memperketat aspek keselamatan kerja. Di antaranya pekerjaan tidak lagi boleh dilakukan saat hujan.
‘’Jadi sewaktu Jakarta diguyur hujan deras di awal Februari lalu, saya memantau kontraktor mematuhi itu. Tidak ada pekerja yang bekerja saat hujan. Aspek keselamatan dipatuhi,” ujar Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi, Rabu (21/2).
Dari adanya insiden dan juga pengaturan kerja tersebut, Satya memastikan, kemajuan pekerjaan pembangunan LRT untuk Februari akan minus 8 persen. Namun Jakpro dan Wika selaku kontraktor utama berupaya mencari terobosan untuk meminimalkan kelambatan. Di antaranya dengan melakukan percepatan untuk mendatangkan komponen konstruksi seperti sistem perkeretaapian.
Saat ini Jakpro tengah menunggu kepastian dari Kementrian PUPR untuk bisa melanjutkan pekerjaan. Untuk proyek sipil, dari 166 gelagar yang mestinya terpasang, kurang satu bentang lagi yang belum terpasang. Semestinya proyek sipil sudah selesai di Januari lalu. Namun dengan kejadian gelagar yang patah membuat pekerjaan sipil belum tuntas.
“Ini kami kejar supaya tuntas. Saat pengangkatan box girder nanti, kami meminta ahli dari Komite Keselamatan Konstruksi Kementrian PUPR mendampingi,” ujar Satya.
Selasa lalu, usai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memutuskan menghentikan sementara semua proyek konstruksi layang di Indonesia, Jakpro dan PT Wijaya Karya (Wika) juga menghentikan aktivitasnya dan mengambil jeda 1-2 hari untuk kajian aspek keselamatan.
Namun, sampai saat ini, PT Jakpro masih memiliki target untuk pengangkatan 15 gelagar kotak untuk mengisi span (bentang) dari kolom 28 dan 29 akan dilakukan minggu depan. Pekan ini tim memastikan persiapan pengangkatan cukup detil dan matang sehingga pekerjaan tetap aman.
Wilman Sidjabat, Manajer Proyek LRT Jakarta PT Jakarta Propertindo, menjelaskan, informasi dari kontraktor, pengecoran gelagar kotak sudah selesai. “Saat ini tinggal dimobilisasi atau diangkut ke lokasi dan diangkat,” ujarnya.
Sebelum pengangkatan 15 gelagar kotak pekan depan, pekan ini Wika melakukan berbagai persiapan. Salah satunya adalah load test atau tes pengangkatan gelagar kotak dengan alat berat loading gantry.
Pihak Wika juga terus memberi penjelasan detil mengenai metodanya itu ke Kementrain PUPR dan melakukan beberapa perbaikan agar bisa lanjut dan diawasi secara ketat untuk menghindari kegagalan lagi.
Sementara, meski pekerjaan di kolom 28–29 masih dalam persiapan, pekerjaan di sesi lain atau di paket pekerjaan lainnya terus berjalan. Untuk paket 102, yaitu pekerjaan utama prasarana per 15 Februari ini sudah mencapai 62,92 persen. Jalur atau track kereta sudah terpasang. Di depo sudah 400 meter rel terpasang, sementara di jalur kereta sudah 2.200 meter rel terpasang.
Menurut Wilman, pekerjaan rel itu sudah sekitar 25 persen dari total rel yang harus dipasang. Dengan track fase 1 Kelapa Gading – Rawamangun sepanjang 5,6 km, rel dirancang sebagai double track atau rel ganda. Sehingga total ada 11 km rel di track utama, belum lagi rel di depo. “Di depo juga ada rel yang mesti dipasang untuk ramp, stabling (parkir kereta), serta untuk bengkel (workshop). Jadi panjang rel bukan hanya 5,6 km,” terang Wilman.
Pantauan di Kelapa Gading Baru
Dalam pantauan di Stasiun Kelapa Gading Baru (KGB) yang merupakan stasiun kedua dari enam stasiun yang direncanakan, kemajuan pembangunan terlihat. Lantai untuk peron (platform) dan tempat pembelian tiket juga gerbang masuk sudah mulai terlihat. Calon jembatan penyeberangan antarperon juga tengah dalam proses pekerjaan. Sementara rel sudah terpasang.
Wilman menjelaskan, apabila bentang 28 – 29 sudah terpasang, diharapkan rel bisa segera terpasang dan akan bisa dipakai untuk menguji kereta saat kereta datang bulan April depan.
Selain pekerjaan sipil, untuk pekerjaan sarana (rolling stock) saat ini sudah mencapai 59,21 persen. Proses pengecatan kereta pertama sudah selesai akhir Oktober 2017 di Korea Selatan. Dua gerbong pertama akan tiba di Jakarta akhir April 2018.
Sebelumnya Satya Heragandhi, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo di Selasa (20/2) menjelaskan dengan adanya insiden pada 22 Januari 2018, progress pekerjaan LRT Jakarta pada Februari ini akan minus 8 persen. Namun pihak Wika dan Jakpro sedang menyusun langkah-langkah untuk bisa mengejar ketertinggalan pekerjaan. Sementara, total kemajuan rata-rata, mulai dari persiapan, konstruksi, dan rolling-stock sudah 63,01 persen per 15 Februari 2018. (HLN)