Macan Kumbang dan Tutul Terpantau di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Oleh
Defri Werdiono
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di perbatasan Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang, Jawa Timur, diyakini menjadi salah satu habitat macan kumbang dan macan tutul. Dalam dua bulan terakhir, kedua jenis satwa langka itu terpantau oleh kamera jebak (camera trap) petugas taman nasional.
Macan kumbang pertama terekam kamera di lereng Gunung Semeru, tepatnya di Blok Kali Cilik, Senduro, Lumajang, akhir Desember 2017. Sementara macan kumbang kedua terekam kamera di daerah Taji, Jabung, Kabupaten Malang, awal Januari. Setelah penampakan macan kumbang, kamera yang sama juga merekam macan tutul di daerah Taji.
”Pemasangan kamera dimulai Desember 2017. Lalu kamera kami ambil di akhir Januari. Lalu dicek ternyata kamera merekam penampakan macan kumbang dan macan tutul. Keberadaan mereka masih ada,” ujar Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Budi Mulyanto, saat dihubungi dari Malang, Rabu (21/2).
Kawasan hutan
Menurut Budi, satwa dilindungi tersebut terpantau kamera di kawasan hutan, jauh dari permukiman. Selain terpantau kamera, ada macan kumbang dan tutul yang terlihat petugas TNBTS sedang melintas. Dari 2016 hingga 2018 kamera merekam sembilan ekor kedua jenis macan tersebut di habitat aslinya.
Pengendali Ekosistem Hutan TNBTS Agung Siswoyo, yang memasang camera trap, mengatakan, dua macan kumbang yang terpantau kamera kemungkinan berjenis kelamin betina. Adapun macan tutul berjenis kelamin jantan. Prakiraan itu didasarkan pada ukuran tubuh yang lebih kecil dari jantan.
Pengelola TNBTS memasang 55 camera trap dengan lokasi tersebar. Dari jumlah tersebut, saat ini masih ada lima unit yang masih terpasang di lapangan. Selain macan kumbang dan tutul, satwa lain yang tertangkap kamera antara lain babi hutan, sigung, ayam hutan, kijang, dan lutung.
”Lutung juga pernah tertangkap kamera di Jabung. Bahkan, kelihatannya lutung itu luka di kepala, kemungkinan terkena tembak karena dia berada di bawah (bukan di kanopi),” kata Agung.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti populasi macan kumbang dan tutul di TNBTS. Jumlah satwa dilindungi itu baru bisa diketahui setelah pemasangan camera trap merata di seluruh kawasan TNBTS yang memiliki luas 50.276,3 hektar itu. Pemasangan camera trap dilakukan tahun 2015 dan baru tahun 2016 kamera mulai menunjukkan hasil.
Saat dihubungi secara terpisah melalui Whatsapp, Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Timur Ayu Dewi Utari mengatakan, TNBTS menjadi salah satu habitat macan kumbang dan tutul di Jawa Timur. Habitat lain antara lain di Alas Purwo Banyuwangi dan Taman Nasional Baluran di Situbondo.
Ayu yang juga mantan Kepala TNBTS memaparkan, sejauh ini belum ada data mengenai jumlah satwa itu di alam bebas di Jawa Timur. Di TNBTS jumlahnya diperkirakan masih 10 ekor. Tahun 2012 lalu juga ada seekor macan kumbang yang mati secara alami di Lumajang. ”Semoga (jumlahnya masih ada secara keseluruhan di Jawa Timur) di atas 20 ekor,” ucapnya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.