MANADO, KOMPAS — Seorang suami yang menikam istrinya di kantor DPRD Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Selasa (20/2) lalu, akhirnya menyerahkan diri kepada polisi, Kamis (22/2). Frangky, pelaku penikaman tersebut, mengaku melakukan perbuatan itu karena cemburu buta terhadap sang istri, Jeane Manua.
Frangky menyerahkan diri kepada polisi dengan mendatangi Markas Polres Minahasa Utara di Jalan By Pass Worang setelah melarikan diri selama sehari. ”Saya khilaf ketika menikam Jeane. Saya cemburu,” katanya.
Kepala Polres Minahasa Utara Ajun Komisaris Besar Alfaris Pattiwael mengatakan, polisi telah memburu tersangka ke sejumlah tempat persembunyian, antara lain di rumah kerabatnya.
”Kami berterima kasih atas penyerahan diri ini sehingga petugas kami tidak capek mengejarnya,” ujar Alfaris.
Ia mengatakan, Frangky langsung disidik petugas untuk pembuatan berita acara pemeriksaan agar selanjutnya dilakukan penuntutan di pengadilan.
Bupati Minahasa Utara Vonny Panambunan menyatakan prihatin dengan peristiwa yang terjadi di kantor DPRD Minahasa Utara itu. Kantor tersebut merupakan tempat Jeane bekerja.
”Sudah tidak ada tata krama lagi. Kami sudah minta polisi mengamankan setiap kantor pemerintahan dari aksi kejahatan. Setiap tamu harus diperiksa,” ucap Vonny.
Jeane kini mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Kandou Malalayang, Manado. Ayah korban, Albert Manua, mengatakan, beruntung luka tusuk di dada Jeane tidak mengenai jantung. Dari keterangan tim medis, Jeane harus menjalani operasi akibat luka tersebut. ”Dia tetap sadar sampai sekarang,” lanjutnya.
Perkawinan Frangky dan Jeane membuahkan tiga anak yang masih kecil. Menurut Albert, rumah tangga Frangky dan Jeane belakangan goyah karena sikap tersangka yang enggan bekerja. Kehidupan keluarga tersangka dan korban mengandalkan hasil kerja Jeane.
”Setiap kali terjadi pertengkaran, Jeane selalu diancam. Saya juga diancam agar tidak mencampuri urusan keluarga,” ujar Albert tanpa merinci bentuk ancaman tersebut.
Aksi Frangky terjadi Selasa lalu ketika menemui istrinya di ruang kerja kantor DPRD Minahasa Utara. Begitu bertemu istrinya, beberapa saat kemudian Frangky langsung menikamnya. Penikaman itu cukup mengejutkan teman-teman kerja Jeane yang berada di dalam satu ruangan.
”Tidak kami sangka dia menikam istrinya di ruangan ini. Kami langsung lari keluar ruangan. Kami takut karena pelaku masih mengacungkan pisau saat berlari keluar,” kata Robinson, pegawai DPRD Minahasa Utara.
Sejumlah saksi juga menyebutkan, peristiwa penikaman itu berlangsung cepat. Tersangka datang secara baik-baik saat menanyakan istrinya. Ketika Jeane keluar menjumpai Frangky, suasana tampak tenang.
Mereka tampak berbisik. Setelah itu, terlihat Frangky mencabut pisau dari balik pinggang dan menikam dua kali di bagian dada dan perut korban. ”Jeane tidak sempat menangkis dan langsung jatuh ke lantai dengan kondisi tubuh berlumuran darah,” kata Meske, teman korban.