Perekonomian Membaik, Perusahaan Ramai-ramai Melantai di Bursa Saham
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi B Sukamdani memastikan dua perusahaan anggota Apindo akan melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 2018. Perusahaan tersebut bergerak di industri batubara dan kelapa sawit.
”Perusahaan itu dari Mahkota Grup yang ada di Medan (Sumatera Utara) yang bergerak di kelapa sawit dan Mandiri Grup (Mandiri Inti Perkasa) yang bergerak di tambang batubara, kantor pusatnya ada di Jakarta,” ujar Hariyadi seusai menjadi pembicara dalam ”CEO Gathering 2018” di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/2).
Hariyadi menyampaikan, dua perusahaan tersebut telah mendapatkan jadwal untuk mencatatkan sahamnya (listing) di BEI. Mandiri Grup akan tercatat pada Juni 2018, sementara Mahkota Grup akan melantai di BEI sekitar Agustus.
”Aset dua perusahaan tersebut saya kira di atas Rp 1 triliun,” ujar Hariyadi.
Selain dua perusahaan tersebut, Hariyadi mengakui, terdapat lima perusahaan lain yang mempertimbangkan untuk melantai di BEI tahun ini. Dua di antaranya merupakan perusahaan yang kantor pusatnya berada di luar Jakarta.
”Mereka masih mempertimbangkan, akan ketahuan pastinya setelah kami melakukan roadshow ke daerah. Kami akan sosialisasikan karena ini momentum yang bagus (kondisi ekonomi Indonesia) bagi para perusahaan untuk go public,” kata Hariyadi.
Sebelumnya, Tito Sulistio, Ketua Umum BEI, menyatakan, kapitalisasi pasar merupakan salah satu indikator yang menunjukkan perkembangan bursa saham. Semakin besar nilainya, semakin besar daya pikat bursa saham bagi investor.
Hingga Desember 2017, tercatat nilai kapitalisasi BEI Rp 6.781,42 triliun. Adapun nilai kepemilikan saham oleh investor asing hingga akhir 2017 adalah Rp 1.878 triliun.
500 perusahaan
Menurut Hariyadi, terdapat 500 perusahaan anggota Apindo yang sebetulnya telah memenuhi syarat untuk melakukan IPO. Rata-rata perusahaan tersebut memiliki aset dan omzet di atas Rp 500 miliar.
”Tetapi, kalau melihat kesiapan manajemen mereka (500 perusahaan) yang punya tata kelola baik, dan sebagainya itu sekitar 100 perusahaan yang berpotensi untuk IPO. Ini yang tengah kami sasar,” kata Hariyadi.
Ia menilai, salah satu kendala bagi perusahaan yang belum melakukan IPO adalah transparansi. Banyak perusahaan yang belum terbiasa untuk menerapkan transparansi. Padahal, menurut dia, salah satu syarat utama agar sebuah perusahaan maju adalah transparansi.
”Mereka (perusahaan) khawatir dengan adanya transparansi itu muncul masalah-masalah lain, misalnya menjadi sorotan publik. Kebanyakan mereka kan perusahaan keluarga atau perusahaan dari beberapa kongsi,” kata Hariyadi.
Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia Franciscus Welirang menyambut baik rencana beberapa anggota Apindo yang akan bergabung di BEI.
”Tentu kami akan menampung anggota-anggota Apindo yang akan menjadi emiten di bursa dan itu akan menjadi baik. Memang kami ingin mendorong adanya investasi melalui bursa ini (BEI),” ujar Welirang. (DD14)