Diminta Keluar Pendopo, Orang Gila Serang Pengasuh Ponpes di Lamongan
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS – KH Abdul Hakam Mubarok, Pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Minggu (18/2) sekitar pukul 11.30 diserang orang gila. Putra KH Abdurrahman Syamsuri itu meminta warga masyarakat tidak mudah terpancing isu hoaks yang bisa memperkeruh suasana dengan mengaitkan dengan isu toleransi. Ia meminta meminta semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan.
Setelah disuruh tidak mau, saya seret sarungnya tetap tidak mau. Lalu, jajan atau makanannya saya buang
Menurut Mubarok, kejadian itu terjadi saat masuk waktunya shalat dhuhur. Ketika melihat pemandangan kurang bagus, ia memerintahkan orang gila itu keluar dan tidak berada di pendopo.
“Jangan di sini sudah waktunya shalat. Pendopo itu tempatnya tamu-tamu. Setelah disuruh tidak mau, saya seret sarungnya tetap tidak mau. Lalu, jajan atau makanannya saya buang,” kata Mubarok.
Ia menceritakan, selanjutnya orang gila itu berdiri sambil menantang bahwa ia tidak takut padanya dan mengajak bergulat. Setelah itu suasana karut marut, orang itu berusaha menyerangnya, tetapi tidak ada pukulan yang kena.
“Selanjutnya saya lari, tetapi dikejar sampai 300 meter. Lalu saya kehabisan napas, saya jatuh. Masyarakat yang tahu saya dikejar orang gila menghadang dan mengamankannya,” tutur Mubarok.
Kepala Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisarisa Feby Hutagalung menuturkan awalnya, pelaku diminta pergi oleh korban, karena membawa makanan dan mengotori pendopo Ponpes. Apalagi sudah waktunya shalat dhuhur. Orang itu tidak mau pergi. Sarungnya ditarik korban.
Selanjutnya pelaku menantang korban, lalu mengejarnya. Saat berupaya menghindar, KH Abdul Hakam Mubarok terjatuh hingga luka lecet di lutut. Masyarakat sekitar dan santri mengamankan orang gila itu. Orang itu diikat tangannya, rambut kepalanya dicat merah baru, lalu diserahkan ke Kepolisian Sektor Paciran.
Tokoh masyarakat dan wartawan diminta tidak memperbesar persoalan itu
Feby menambahkan untuk menghindari amukan warga dan hal-hal yang tidak diinginkan, orang yang diduga gila tersebut dibawa ke Polres Lamongan. Orang itu juga akan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk diperiksa kondisi kejiwaannya. “Tokoh masyarakat dan wartawan diminta tidak memperbesar persoalan itu. Apalagi kasus itu sudah beredar di media sosial,” katanya.
Dalam sejumlah rekaman video yang berear di grup WhatsApp warga Paciran, ketika berhasil ditangkap warga, pelaku menjadi tontotan warga. Kedua tangan pelaku diikat belakang punggung. Kepala pelaku diolesi cat. Saat ditanya warga namanya, orang gila itu menjawab embuh (tidak tahu).
Pelaku dibawa dan diangkat warga menuju ke Polsek Paciran. Tetapi, polisi yang mendapatkan laporan segera menjemputnya. Warga merasa tidak mengenal pelaku, dan diperkirakan pelaku baru sehari ini di Paciran.
Pelaku kelihatan seperti orang setress
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Yadwivana Jumbo Qantasson meminta meminta masyarakat waspada, akhir-akhir ini marak penyerangan terhadap tokoh masyarakat dan tempat ibadah. Tetapi warga diminta tidak main hakim sendiri, jika ada yang mencurigakan lebih baik menghubungi polisi.
“Kami masih selidiki motifnya, pelaku akan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk memastikan kondisi kejiwaannya. Pelaku kelihatan seperti orang setres,” katanya.