Kelapa Gading Tergenang akibat Saluran Air Tertutup Proyek Tol
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, terendam banjir pada Kamis (15/2) siang hingga malam. Diduga banjir disebabkan tertutup saluran akibat aktivitas pembangunan jalan tol.
Air mulai menggenang sejak pukul 10.00 dan puncak banjir terjadi pukul 12.00 di Jalan Boulevard Barat Raya atau di sisi selatan Mall Of Indonesia (MOI) dengan ketinggian 70 sentimeter.
Camat Kelapa Gading Manson Sinaga mengatakan, salah satu faktor penyebab banjir, yaitu tidak berfungsinya saluran air di sepanjang Jalan Boulevard Barat Raya.
“Saluran di tengah Jalan Boulevard Barat Raya tidak berfungsi karena tertutup proyek pembangunan jalan Tol,” kata Manson. Ia menambahkan, saluran air di pinggir jalan berkurang karena digunakan untuk pelebaran jalan.
Selain karena saluran air tidak berfungsi dengan baik, banjir juga terjadi akibat luapan Kali Sunter.
Kepala Satuan Pelaksana Suku Dinas Sumber Daya Air Kecamatan Kelapa Gading, Rukmana mengatakan, air di sepanjang Jalan Boulevard Barat Raya tertahan di Kali Sunter sehingga meluap ke jalan raya.
Untuk mengurangi banjir, Dinas Sumber Daya Air bidang aliran timur mengerahkan tiga pompa air tambahan yang mampu menyedot air sebanyak 200 liter per detik.
Selain itu, satu pompa air dari pemadam kebakaran yang mampu menyedot air sebanyak 100 liter per detik. Selain keempat pompa air tersebut, 24 pompa air di seluruh Kelapa Gading juga diaktifkan.
Wali Kota Jakarta Utara Husein Murad mengatakan, banjir tersebut terjadi karena curah hujan yang tinggi.
Namun, air tidak sampai menggenangi wilayah pemukiman dan hanya di jalan raya. Husein menjelaskan, agar banjir dapat segera teratasi, seluruh pompa di Kelapa Gading diaktifkan.
Akibat banjir tersebut, kemacetan pun terjadi hingga lebih dari 2 kilometer.
Kepala Polisi Sektor Kelapa Gading Komisaris Polisi Arif Fazlurahman mengatakan, kemacetan terjadi di seluruh wilayah Kelapa Gading. Kemacetan terjadi karena Jalan Boulevard Barat Raya hanya dapat dilalui satu sisi.
Sejumlah polisi dan petugas dinas perhubungan terlihat mengatur arus lalu lintas di sepanjang Jalan Boulevard Barat Raya.
Sementara itu, anggota Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), satuan polisi pamong praja, serta pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dikerahkan untuk mengatasi banjir.
Manson mengatakan, kejadian serupa terakhir kali terjadi pada 21 Februari 2017. Namun, intensitas banjir pada tahun lalu tidak selama tahun ini.
Hingga pukul 20.30 WIB, sepanjang Jalan Boulevard Barat Raya masih tergenang setinggi 20 sentimeter.
Aktivitas terganggu
Akibat banjir di Kelapa Gading, aktivitas sejumlah masyarakat terganggu. Sebagian besar mereka hendak pulang kerja.
Zul (40), karyawan swasta, tidak dapat pulang ke rumahnya di Tanah Abang, Jakarta Pusat karena motornya mogok. Ia nekad menerobos banjir sehingga rantai motornya putus.
Aldi (27), karyawan swasta, juga bingun. Ia sudah tertahan di Jalan Boulevard Barat Raya selama dua jam. Padahal ia ingin cepat pulang ke Pamulang.
Jupri (54) kebingungan karena motornya mogok di seberang MOI ketika hendak berangkat bekerja. “Saya dari siang mau ke kantor tidak bisa karena motor saya mogok,” kata Jupri.
Selain banyak motor yang mogok, sejumlah pejalan kaki juga berhati-hati ketika melintasi jalan Boulevard Barat Raya karena saluran dan trotoar tergenang air. Beberapa pejalan kaki terperosok di jalan berlubang dan saluran air.(DD08)