Tidak ada waktu yang lebih tepat untuk mengulas peran penting jurnalisme di zaman banjir informasi di Tanah Air, kecuali pada peringatan Hari Pers Nasional 2018 yang diselenggarakan di Sumatera Barat pada 1-9 Februari lalu. Betapa tidak, kegamangan akan peran media massa sebagai saluran informasi ataupun dari sisi bisnis di tengah populernya media sosial dan media baru membutuhkan penegasan segera.
Setidaknya itu dikemukakan secara terpisah oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang secara terpisah memberikan sambutan di dalam acara. Jokowi optimistis bahwa kemajuan teknologi yang makin cepat justru semakin meneguhkan kebutuhan akan pers dalam menyampaikan kebenaran dan menegakkan fakta.
Begitu pula Sri Mulyani yang mengingatkan tentang revolusi industri keempat yang mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi pers dan media Indonesia. Tidak hanya memudahkan hidup, teknologi pun mengubah tren masyarakat untuk mendapatkan informasi.
Isu ini menjadi salah satu dari kemeriahan peringatan Hari Pers Nasional yang tidak hanya diramaikan di Kota Padang melalui serangkaian acara, tetapi juga di linimasa. Terdapat setidaknya tiga tagar yang umumnya dipakai untuk membicarakan peristiwa itu, yakni #HariPersNasional, #HariPersNasional2018, serta #HPN2018 di linimasa Twitter.
Berdasarkan layanan Keyhole, untuk tagar #HariPersNasional saja ada sekitar 12.750 twit yang membicarakannya. Dan isinya beragam, ada ucapan hari pers hingga harapan kepada pers untuk menegakkan peran pilar keempat demokrasi.
Yang paling utama bagi insan maupun perusahaan media saat ini adalah terus menyesuaikan diri dengan zaman. Transisi tersebut kerap ditakutkan bakal menggadaikan idealisme dan prinsip seperti independen dan objektif. Tudingan bahwa media yang berpihak atau terlalu menyudutkan kelompok tertentu makin ramai terdengar, terutama setelah hajatan politik seperti pemilu maupun pilkada yang menyebabkan masyarakat terbelah.
Pesan lain dari penyelenggaraan Hari Pers Nasional di Sumatera Barat adalah promosi pariwisata Ranah Minang. Memanfaatkan sorot perhatian yang mengarah ke sana, acara ini juga dipakai sebaik mungkin dalam memperkenalkan keindahan panorama Sumatera Barat ke seluruh Indonesia. Melalui pariwisata yang tumbuh diharapkan juga mendorong roda perekonomian yang lebih baik.
Rampungnya penyelenggaraan peringatan ini diharapkan tidak hanya berarti seremoni dan perayaan yang meriah semata. Pertanyaan yang mengemuka sejak awal seharusnya segera ditindaklanjuti agar tidak berakhir sebagai keresahan dan ketakutan semata.