Cacar merupakan penyakit yang sangat menular dan mematikan akibat virus variola. Rata-rata 3 dari 10 orang yang terinfeksi cacar meninggal. Yang selamat pun mendapatkan parut bekas cacar yang parah.
Asal mula cacar belum diketahui. Bukti cacar terlacak pada luka parut pada mumi berusia 3.000 tahun dari Firaun Ramses V. Lalu lintas perdagangan pada abad ke-4 hingga ke-15 membuat cacar tersebar ke Afrika, Eropa, dan Asia. Eksplorasi bangsa Eropa di abad ke-16 membawa cacar ke Benua Amerika.
Di Nusantara, cacar diperkirakan masuk pada zaman kerajaan Hindu-Buddha. Di masa kolonial Belanda telah dilakukan upaya pemberantasan cacar, termasuk vaksinasi.
Upaya vaksinasi di Indonesia mengalami pasang surut. Meski Conefo, Konferensi Kekuatan Negara-negara Baru, tak jadi diselenggarakan dan dibubarkan oleh Soeharto pada 11 Agustus 1966, vaksinasi cacar terus berlanjut.
Tahun 1959, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menginisiasi upaya eradikasi cacar. Upaya itu kurang berhasil karena kekurangan dana, persediaan vaksin, personel, dan komitmen dari negara-negara anggota.
WHO meluncurkan program intensifikasi eradikasi global pada 1967. Sejumlah negara memproduksi vaksin dengan mutu lebih baik diiringi berbagai upaya, seperti perbaikan sistem surveilans dan peningkatan kampanye vaksinasi. Kasus terakhir cacar terjadi tahun 1977 di Etiopia. Indonesia dinyatakan bebas cacar pada 1974. Pada 8 Mei 1980, Majelis Kesehatan Dunia (WHA) menyatakan, dunia bebas cacar.
Tahun 1981, stok virus cacar dimusnahkan. Hanya empat laboratorium, di Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Afrika Selatan, yang diizinkan menyimpan. Tahun 1984, laboratorium di Inggris dan Afrika Selatan memusnahkan virus cacar mereka. Kini, hanya dua lokasi yang menyimpan virus variola di bawah supervisi WHO, yaitu CDC di Atlanta, AS, dan VECTOR Institute di Koltsovo, Rusia.
Eradikasi cacar merupakan pencapaian terbesar di bidang kesehatan masyarakat dan satu-satunya infeksi pada manusia yang berhasil dimusnahkan dari muka bumi. Meski demikian, potensi infeksi cacar tetap ada, dari kebocoran tak sengaja pada laboratorium penyimpan ataupun serangan biologi dari mereka yang masih memiliki virus. (ATK)