Banyuwangi Dinobatkan sebagai Kota Festival Terbaik
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan penghargaan kepada Kabupaten Banyuwangi karena akan menggelar 77 festival sepanjang tahun 2018. Sebelumnya, tahun 2017, Banyuwangi mengadakan 72 festival. Dengan penghargaan ini, Banyuwangi dinobatkan sebagai Kota Festival Terbaik Se-Indonesia.
Penghargaan ini diberikan Arief kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meluncurkan ”TOP 77 Calender of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018” di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata, Kamis (1/2).
Peluncuran Top 77 Calender of Event merupakan upaya Pemkab Banyuwangi menyuguhkan atraksi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Banyuwangi, sekaligus mendukung program Visit Wonderful Indonesia (Viwi) 2018 dalam meraih target 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2018 dan 20 juta wisman pada 2019.
TOP 77 Calender of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018, sebanyak 3 (tiga) event menjadi bagian dari program 100 Calender of Event Wonderful Indonesia (COE WI) 2018 yang digelar di 18 destinasi pariwisata unggulan, yakni Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) masuk dalam TOP 10 Nasional Events (EOE WI), sedangkan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI ) dan Gandrung Sewu masuk TOP 100 Nasional Events (COE WI) 2018.
Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi kepada Banyuwangi yang aktif mengemas event pariwisata dalam rangka mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
”Branding Banyuwangi sebagai The City of Carnival dan Festival harus memiliki event yang berkualitas sepanjang tahun, dan Top 77 Calender Event ini akan mendorong wisatawan berkunjung ke Banyuwangi karena setiap hari dapat menyaksikan karnaval dan festival,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar menjelaskan, Banyuwangi telah ditetapkan sebagai satu di antara 10 destinasi yang di-branding atau co-branding Wonderful Indonesia dengan brand ”Banyuwangi The City of Carnival and Festival” karena kesiapan unsur 3A-nya (atraksi, amenitas, dan aksibilitas), terutama konektivitas udara dengan disinggahinya Bandara Blimbingsari Banyuwangi oleh sejumlah maskapai nasional dari Jakarta, Surabaya, dan Bali.
”Untuk atraksi, Banyuwangi tercatat paling cepat berkembang karena melibatkan seluruh potensi masyarakat. Apabila tahun 2012 baru ada 12 event, tahun 2017 meningkat menjadi 72 event, dan tahun ini menjadi 77 event dengan sejumlah event unggulan yang masuk dalam COE WI 2018,” kata Menpar Arief.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kekuatan pariwisata Banyuwangi adalah pada partisipasi seluruh lapisan masyarakat sehingga tercipta TOP 77 Calender of Event, di mana 5 event menjadi unggulan dalam mendatangkan wisman.
”Dari TOP 77 Calender of Event ini kami memiliki 5 event unggulan; Internasional Tour de Banyuwangi Ijen, Banyuwangi Ethno Carnival, Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Beach Jazz Festival, dan Jazz Ijen,” kata Abdullah Azwar Anas.
Event Banyuwangi Ethno Carnival dan Gandrung Sewu paling banyak diminati wisman karena konsepnya para wisatawan dapat berbaur dalam atraksi berkesenian yang melibatkan masyarakat setempat.
Sementara itu, gencarnya publikasi media terhadap penyelenggaraan event di Banyuwangi menjadi pendorong meningkatnya kunjungan wisatawan ke destinasi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini.
Tahun 2016 kunjungan wisatawan ke Banyuwangi sebanyak 77.000 wisman dan 4 juta wisatawan Nusantara (wisnus), sementara tahun 2017 kunjungan wisman meningkat menjadi 91.000 wisman dengan pendapatan devisa mencapai Rp 546 miliar.