Rombongan Atlet Ski Korsel Lakukan Penerbangan Langka ke Korut
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
SEOUL, RABU — Satu rombongan pemain ski Korea Selatan melakukan penerbangan langka ke Korea Utara, Rabu (31/1), untuk berlatih dengan rival mereka menjelang Olimpiade Musim Dingin.
Penerbangan langsung dari Korea Selatan (Korsel) ke Korea Utara (Korut) itu terjadi setelah Amerika Serikat (AS) membebaskan Pyongyang dari sebagian sanksi yang dibebankan menyusul uji nuklir dan peluru kendali (rudal) balistik di negara tetangga Korsel itu.
Perjalanan lintas batas itu benar-benar langka dan juga menciptakan atmosfer sejuk di Semenanjung Korea setelah dua negara itu terlibat dalam ketegangan tinggi terkait program nuklir dan rudal balistik Pyongyang.
Delegasi Korsel, yang terdiri atas 45 orang itu, termasuk 31 atlet, terbang ke resor ski Masikryong di Korut, proyek favorit ambisius (pet project) pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un. Mereka dilaporkan pergi untuk melatih atlet Korut.
Hanya segelintir warga Korut yang dapat bermain ski secara reguler di Masikryong dan diduga mereka itu hanya orang-orang dekat Kim Jong Un.
Resor tersebut terkenal dengan bentangan alamnya yang asri, lereng-lereng gunung nan indah yang masih perawan, dan terkadang dikunjungi turis Barat yang memiliki minat khusus.
Delegasi Korsel terbang ke bandara udara Kalma di Wonsan, pantai timur Korut, dengan naik pesawat sewaan milik maskapai Asiana Airlines.
Pesawat delegasi Korsel terlebih dahulu terbang ke laut sebelum menuju Wonsan untuk menjauhi perbatasan darat yang dijaga dengan sangat ketat oleh aparat militer.
Di bawah tekanan sanksi AS terhadap Pyongyang, semua pesawat terbang (dari negara mana saja) dilarang mendarat di AS dalam 180 hari setelah lepas landas dari Korut.
Namun, ”Kementerian Unifikasi Korsel telah merampungkan koordinasi dengan AS agar pesawat itu dikecualikan dari sanksi,” kata juru bicara kementerian tersebut, Baik Tae-hyun, kepada wartawan.
Pesawat delegasi Korsel itu terlebih dahulu terbang ke laut sebelum menuju Wonsan untuk menjauhi perbatasan darat yang berada dalam penjagaan ketat aparat militer kedua negara itu.
Delegasi Korsel itu akan kembali melewati rute yang sama pada Kamis (31/1) dan tim atlet ski Korut yang kelak mengambil bagian dalam Olimpiade Pyeongchang akan ikut dalam penerbangan itu.
Pekan lalu, 12 perempuan pemain hoki es—olahraga beregu yang dimainkan di atas es—Korut tiba di Korsel bergabung dalam satu regu dengan tim Korsel ketika bertarung dengan tim negara lain.
Tim gabungan Korut-Korsel itu merupakan yang pertama dalam 27 tahun terakhir.
Hubungan Korut dan Korsel mulai mencair sejak Pyongyang menerima ajakan Seoul terlibat dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel, bulan depan.
Hubungan Korut dan Korsel mulai mencair sejak Pyongyang menerima ajakan Seoul terlibat dalam Olimpiade Musim Dingin bulan depan.
Kesediaan Korsel itu ditandai dengan pertemuan perdana delegasi kedua negara di desa perdamaian Panmunjom, wilayah Korsel, zona demilitarisasi di perbatasan mereka, 9 Januari 2018.
Saat itu delegasi Korsel dan Korut memulai pertemuan untuk membicarakan keikutsertaan Korut dalam kompetisi Olimpiade Musim Dingin.
Pada perundingan pertama dalam dua tahun hubungan yang penuh gejolak itu, Korut setuju mengirim atlet, tim pendukung, rombongan seni, dan pengamat ke Olimpiade ke Korsel.
Namun, para kritikus mengatakan, Korut berusaha mendapatkan keuntungan dari keikutsertaannya dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang.
Laporan media mengatakan, Korut akan menandai ulang tahun berdirinya militer regulernya dengan parade militer besar sehari sebelum upacara pembukaan Olimpiade, 9 Februari 2018.
Korut akan menandai ulang tahun berdirinya militer dengan parade militer skala besar sehari sebelum upacara pembukaan Olimpiade, 9 Februari 2018.
Awal pekan ini, Pyongyang secara sepihak membatalkan acara budaya bersama yang dijadwalkan pada 4 Februari di Gunung Kumgang di Korut, menggarisbawahi kerapuhan kesepakatan tersebut.
Presiden Korsel Moon Jae-in, pada awal minggu kedua Januari atau Rabu (10/1), mengatakan, ia ingin sekali mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin negara bersenjata nuklir Korut, Kim Jong Un, tetangganya yang selama ini bersitegang.
Moon ingin negara tetangganya itu mengakhiri program nuklirnya yang mengancam dunia dan mengupayakan perdamaian kawasan.
Keinginan Moon itu diungkapkan sehari setelah delegasi Korut dan Korsel mengadakan pertemuan pertama mereka dalam dua tahun terakhir di Panmunjom, zona demiliterisasi (DMZ) di perbatasan kedua negara itu, Selasa (9/1).
Olimpiade Musim Dingin itu telah dibayang-bayangi ketegangan geopolitik. Korut telah enam kali menguji kemampuan senjata nuklirnya dan melakukan lebih dari 10 kali uji rudal balistiknya.(AFP/REUTERS)