”Multifinance” untuk Optimalkan Penyaluran Kredit
JAKARTA, KOMPAS — Kerja sama dengan model multifinance atau bisnis pembiayaan yang dilakukan oleh PT Bank Bukopin Tbk merupakan upaya ekspansi untuk penyaluran kredit pemilikan mobil.
Dengan model itu, kapasitas dalam menyalurkan kredit pemilikan mobil (KPM) pada 2018 diharapkan dapat meningkat hingga Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
Perusahaan pembiayaan (multifinance) dalam penyaluran kredit pemilikan mobil ini berjalan menggunakan sistem penalangan pembayaran kepada dealer.
Pembayaran tersebut selanjutnya akan dicicil oleh nasabah kepada perusahaan pembiayaan dengan tambahan bunga dan administrasi sesuai ketentuan.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Gindo Rachmansyah menyampaikan, kerja sama ini merupakan sinergi antara Bank Bukopin dan Bank Syariah Bukopin dengan Bukopin Finance.
Multifinance ini memiliki pangsa pasar yang besar.
”Diharapkan kerja sama dengan anak perusahaan membuat kredit yang diberikan bisa lebih tepat sasaran. Upaya maintenance (pemeliharaan) pun lebih baik karena dilakukan dengan sistem,” katanya seusai penandatanganan kerja sama pembiayaan kendaraan bermotor melalui Bukopin Finance di Jakarta, Senin (29/1).
Eko mengatakan, kerja sama ini dilakukan sebagai upaya ekspansi bisnis melalui KPM. Nilai volume KPM yang ditargetkan tahun ini tumbuh berkisar Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun.
Jumlah tersebut termasuk dari produk konvensional ataupun produk syariah. ”Multifinance ini memiliki pangsa pasar yang besar,” ujarnya.
Berdasarkan hasil riset dari Bank Bukopin yang diungkapkan Eko, alokasi dana untuk bisnis pembiayaan mencapai Rp 400 triliun setiap tahun.
Sementara dari jumlah tersebut teridentifikasi sebesar 60 persen dikendalikan oleh 10 perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia.
Enam di antaranya ditangani oleh industri perbankan dan empat lainnya ditangani oleh agen tunggal pemilik merek.
Kerja sama dengan perusahaan pembiayaan, ujar Eko, termasuk pada integrasi teknologi sistem pembayaran, seperti akun virtual, ATM, SMS banking, dan mobile banking.
Selain itu, aplikasi manajemen pengelolaan juga didukung dengan pembiayaan bersama dan channeling untuk memudahkan pemantauan portofolio kredit.
Aplikasi manajemen pengelolaan juga didukung dengan pembiayaan bersama dan channeling untuk memudahkan pemantauan portofolio kredit
Direktur Utama PT Bukopin Finance Tri Djoko Roesiono menyampaikan, selain kredit pemilikan mobil penumpang, kerja sama ini juga meliputi kredit kendaraan usaha.
Kredit dapat diajukan oleh usaha perorangan atau badan usaha. Jangka waktu kredit dapat dilakukan sampai dengan lima tahun dan plafon pinjaman hingga Rp 10 miliar.
”KPM ini akan menjadi salah satu ujung tombak penyaluran kredit tahun 2018. Ke depan, semua KPM di Bank Bukopin akan disalurkan melalui PT Bukopin Finance. Sementara penjualan masih bisa dilakukan oleh Bank Bukopin dan Bank Syariah Bukopin,” katanya.
Upaya optimalisasi untuk penyaluran kredit motor ini dinilai sesuai dengan kondisi kebutuhan mobil pada tahun 2018.
Secara terpisah, Direktur Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati menyampaikan, pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat atau mobil tahun ini akan meningkat dibandingkan dengan tahun 2017.
Beberapa hal yang mendukung pertumbuhan tersebut, ujar Enny, adalah daya beli masyarakat tahun ini yang dinilai cukup besar untuk pembelian kebutuhan bukan primer dan kemudahan pengajuan kredit yang diatur oleh pemerintah.
Orang bisa cenderung lebih memilih angkutan umum karena merasa tidak efisien menggunakan kendaraan pribadi.
Meski begitu, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah perkembangan infrastruktur transportasi publik yang masif di kota besar. ”Orang bisa cenderung lebih memilih angkutan umum karena merasa tidak efisien menggunakan kendaraan pribadi,” katanya.
Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, penjualan mobil di Indonesia sepanjang tahun 2017 sebesar 1.079.886 unit.
Angka tersebut naik 1,6 persen dibandingkan dengan tahun 2016 yang terhitung sebesar 1.061.859 unit. Sementara penjualan mobil pada tahun 2018 ditargetkan mencapai 1,1 juta unit.
Eko mengatakan, Bank Bukopin akan terus fokus menyasar segmentasi bisnis retail sesuai dengan sasaran pasar yang ditargetkan. Selain produk KPM, salah satu segmen yang juga akan disasar adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
Menurut rencana, peresmian ulang untuk produk KPR akan dilakukan pada Februari nanti. Menurut Eko, proses pengajuan KPR yang ditawarkan Bank Bukopin akan dilakukan secara lebih linier sehingga memberikan kontribusi yang lebih baik.
Target pertumbuhan kredit
Pada 2018, PT Bank Bukopin menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit secara keseluruhan mencapai 10 persen.
Eko mengatakan, upaya yang dilakukan untuk mendukung target tersebut melalui Bukopin Finance serta pemberian kredit mikro. ”Kredit mikro ini ditargetkan mencapai Rp 3 triliun pada 2018,” ujarnya.
Ia menambahkan, lebih dari 60 persen dari target pertumbuhan kredit tersebut didapatkan melalui segmen retail.
Lebih dari 60 persen dari target pertumbuhan kredit tersebut didapatkan melalui segmen retail.
Sementara segmen komersial akan menjadi penyeimbang bisnis dengan mempertahankan pertumbuhan yang diperkirakan lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan kredit di Bank Bukopin.
Di sisi lain, pertumbuhan laba Bank Bukopin tahun 2018 ditargetkan meningkat 10-15 persen. ”Dari pertumbuhan kredit yang mencapai 10 persen, diharapkan laba yang didapatkan bisa di atas 10-15 persen,” kata Eko.
Ia juga menyampaikan, pertumbuhan tersebut membuktikan, Bank Bukopin tidak hanya berfokus pada pertumbuhan aset, tetapi juga pada efisiensi dan efektivitas proses internal perusahaan, termasuk soal kredit pemilikan mobil,” ujarnya. (DD04)