Markas Militer Diserang, Empat Jam Kemudian Jokowi Tiba
KABUL, SENIN — Sekelompok orang bersenjata menyerang sebuah markas militer di Kabul, ibu kota Afghanistan, Senin (29/1), menjelang fajar menyingsing sehingga 5 tentara tewas dan 10 lainnya terluka.
Serangan ketiga dalam 9 hari terakhir ini terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Empat jam kemudian, tepatnya pada pukul 09.20, atau pukul 10.20 WIB, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana mendarat di Kabul.
Sejumlah agenda menanti Presiden Jokowi di ibu kota negara yang belakangan ini telah semakin sering menjadi target serangan bom bunuh diri.
Markas militer Afghanistan itu menjadi sasaran ketiga dalam 9 hari ini. Sebelumnya, serangan ke sebuah hotel mewah yang menewaskan 25 orang pada 20 Januari lalu dan serangan bom bunuh diri dengan sebuah mobil ambulans yang menewaskan 103 orang pada Sabtu (27/1).
Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Dawlat Waziri, membenarkan adanya serangan yang menewaskan 5 tentara dan melukai 10 tentara lainnya di markas sebuah batalion militer di Kabul itu.
Jika dua serangan sebelumnya diklaim kelompok pemberontak Taliban, serangan yang menarget markas militer kali ini diklaim kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), seperti dilaporkan Amaq, saluran media propaganda NIIS.
”Sebuah batalyon militer Afghanistan telah diserang pada pagi ini. Para penyerang ingin menerobos batalyon tersebut,” kata Waziri sambil menambahkan, serangan sudah dikendalikan.
Dua pengebom bunuh diri tewas akibat mereka meledakkan dirinya sendiri. Dua penyerang lainnya tewas ditembak tentara dan satu anggota kelompok penyerang ditangkap.
Dua pengebom bunuh diri tewas akibat mereka meledakkan dirinya sendiri. Dua penyerang lainnya tewas ditembak tentara dan satu anggota kelompok penyerang ditangkap.
”Serangan itu sudah dapat dikendalikan, tetapi sayangnya 5 tentara kami tewas dan 10 orang lagi terluka,” kata Waziri.
Dia juga menambahkan, sebuah roket, dua senjata laras panjang Kalashnikov, dan satu rompi bom bunuh diri diamankan aparat dari lokasi kejadian.
Beberapa perwira mengatakan, serangan maut itu terjadi di sebuah batalyon militer yang berada di dekat Akademi Militer Marsekal Fahim di Kabul.
Di akademi tersebut terdapat sejumlah petinggi militer yang sedang mengikuti pendidikan dan diperkirakan mereka hendak dijadikan target oleh para penyerang.
Seorang perwira di akademi militer Marsekal Fahim mendengar adanya suara ledakan dahsyat yang diikuti suara tembakan senjata api.
Orang-orang bersenjata tersebut tidak memasuki kompleks yang dijaga sangat ketat yang berada di pinggiran barat kota Kabul.
Saksi mata mengatakan, mereka mendengar beberapa ledakan dan tembakan pada Senin sekitar pukul 05.00 waktu setempat atau pukul 06.00 WIB. Pasukan keamanan mengepung daerah tersebut dan memblokade jalan menuju ke sana.
Pada Oktober 2017, pengebom bunuh diri Taliban membunuh 15 tentara seusai mengikuti latihan ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang dari akademi Marsekal Fahim.
Kelompok militan Taliban dan NIIS telah meningkatkan serangan mereka kepada pasukan keamanan Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.
Kelompok militan Taliban dan NIIS telah meningkatkan serangan mereka kepada pasukan keamanan Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.
Serangan itu dilaporkan ikut mengendurkan semangat para tentara Afghanistan, yang juga sering kali ditandai dengan desersi dan korupsi.
Militan, termasuk Taliban dan NIIS, telah meningkatkan serangan mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan yang terkepung dalam beberapa bulan terakhir, melumpuhkan semangat yang telah diturunkan oleh desersi dan korupsi.
Serangan terbaru pada Senin dini hari itu terjadi dua hari setelah seorang penyerang bunuh diri Taliban dengan mengendarai sebuah ambulans penuh bahan peledak dan meledakkan dirinya di daerah padat di pusat kota Kabul. Sedikitnya 103 orang tewas dan 235 orang terluka akibat serangan itu.
Pemerintah di Kabul telah menyalahkan jaringan Haqqani, kelompok yang berafiliasi dengan Taliban, sebagai otak dari serangan bom ambulans.
Taliban dan NIIS telah bersumpah untuk mengubah Kabul menjadi salah satu tempat paling mematikan bagi warga sipil di Afghanistan.
Insiden maut terbaru ini terjadi setelah Taliban dan NIIS bersumpah untuk meningkatkan serangan di Kabul dan ingin mengubah kota itu menjadi salah satu tempat paling mematikan bagi warga sipil di Afghanistan.
Pada 20 Januari lalu, pejuang Taliban menyerbu Hotel Intercontinental di Kabul dan membunuh 25 orang, dengan mayoritas korban adalah warga asing. Pertempuran hebat di hotel itu berakhir setelah 12 jam penuh dengan baku tembak.
Kabul tetap dalam kondisi siaga tinggi dengan terus meningkatkan keamanannya sebagai bentuk kewaspadaan menghadapi serangan lebih lanjut.
Peringatan keamanan yang dikirim ke orang asing dalam beberapa hari terakhir mengatakan, gerilyawan NIIS berencana menyerang supermarket, hotel, dan toko yang sering dikunjungi orang asing.
Beberapa organisasi asing, termasuk kelompok kemanusiaan, menilai lagi operasi mereka setelah serangan yang sangat mematikan di negara tersebut, yang terjadi pada 20 Januari dan 27 Januari ini.
Pejuang NIIS juga menyerang kantor lembaga pegiat kemanusiaan Save the Children di timur Afghanistan pada Rabu lalu. Akibatnya 5 orang meninggal dan 26 lainnya terluka. (AFP/REUTERS/AP)