Terowongan Notog Ditargetkan Tembus Akhir Februari
Oleh
Megandika Wicaksono
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pekerjaan pembangunan terowongan Notog di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk rel ganda kereta api hingga kini sudah mencapai 58 persen. Ditargetkan pengeboran terowongan sepanjang 473 meter ini dapat tembus dari kedua sisinya pada akhir Februari 2018.
”Galian pada sisi outlet ini sudah mencapai kedalaman 151 meter, sedangkan pengeboran dari sisi inlet sudah mencapai 215 meter. Jadi, total galian yang tersisa ada 110 meter,” kata Project Manager Divisi Infrastruktur II PT PP (Persero) Tbk Eko Septiyanto, Kamis (25/1), di lokasi pengeboran terowongan.
Proyek ini merupakan milik Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dengan konsultan supervisi PT Indra Karya (Persero) dan PT PP (Persero) Tbk sebagai pelaksana pekerjaan.
Nilai proyek terowongan ini mencapai Rp 155,89 miliar dan sumber dananya berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Kementerian Keuangan tahun anggaran 2016-2018. Terowongan dengan diameter 9,3 meter ini nantinya akan menggantikan terowongan lama yang dibangun pada zaman Belanda dengan panjang 260 meter.
Menurut Eko, proses pengeboran per hari rata-rata 2-3 meter karena memerlukan ketelitian dan kehati-hatian mengingat jenis tanah yang dibor termasuk tanah lunak atau mudstone semacam batu dari endapan lumpur yang mudah gugur.
Jadi, setiap kali pengeboran sudah mencapai 1 meter, langsung diberi lapisan penyangga agar kuat dan aman. Apalagi saat ini proses pengeboran hampir mencapai bagian sesar atau patahan, dengan kondisi material batu sangat rapuh.
”Kondisi tanah yang dibor tidak boleh dibiarkan terbuka lebih dari 8 jam,” ujar Eko.
Nantinya kecepatan kereta saat melintasi terowongan ini bisa mencapai 120 km per jam. Saat ini, kereta yang melintasi terowongan lama kecepatannya 80-90 km per jam.
Kepala Satuan Kerja Kegiatan Jalur Ganda Purwokerto-Kroya Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Yofi Okatrisza menyebutkan, pembangunan terowongan di Notog itu menjadi kebanggaan tersendiri karena merupakan karya anak bangsa pertama kali dapat membuat terowongan rel ganda terpanjang, mencapai 473 meter.
”Nantinya kecepatan kereta saat melintasi terowongan ini bisa mencapai 120 km per jam. Saat ini, kereta yang melintasi terowongan lama kecepatannya 80-90 km per jam,” ucap Yofi.
Ia menambahkan, pembangunan rel ganda rute Purwokerto-Kroya sejauh 27,2 km merupakan tahap yang cukup berat karena selain ada pembangunan terowongan, juga ada beberapa jembatan yang panjang.
”Panjang jembatan Sungai Logawa 304 meter dan jembatan Sungai Serayu 270 meter,” kata Yofi.
Selain pembangunan jembatan dan terowongan, lanjut Yofi, pada jalur Purwokerto-Kroya juga akan dibangun underpass di Jalan Jenderal Sudirman, Purwokerto, dekat Stasiun Purwokerto dan flyover di Kecamatan Kebasen.
Total nilai proyek jalur Purwokerto-Kroya ini mencapai Rp 1,4 triliun. Seluruh proses pembangunan rel ganda tersebut diharapkan selesai akhir 2018 dan ditargetkan mulai dapat dioperasikan pada awal 2019.