Daoed Joesoef Meninggal Dunia Selasa Tengah Malam di Rumah Sakit Medistra
Oleh
Suhartono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di masa pemerintahan Presiden Soeharto, Daoed Joesoef, yang dikenal sebagai kolumnis di Harian Kompas, Selasa (23/1) pukul 23.55 WIB meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.
Rencananya, jenazah sosok kelahiran Medan, Sumatera Utara, pada 8 Agustus 1926 itu akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat. Almarhum meninggalkan seorang istri, Sri Sulastri; seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti, menantu, dan dua orang cucu.
Kabar kepergian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1978-1983 itu sebelumnya disampaikan oleh Wakil Ketua Yayasan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Clara Joewono Rabu (24/1) dinihari. Jenasah direncanakan baru akan dibawa pada pukul 03.00 dari rumah sakit dan akan disemayamkan di rumahnya di Jalan Bangka VII Dalam Nomor. 14, Jakarta Selatan.
Aldi Nugraha (26) cucu almarhum menyampaikan, kondisi kakeknya sudah mulai menurun sejak awal tahun 2018 ini. Ia mengatakan, kemungkinan kondisi eyangnya kelelahan setelah mengurus buku yang baru diterbitkan pada pertengahan 2017 lalu, yang berjudul "Rekam Jejak Anak Tiga Zaman."
"Eyang (almarhum) sebelumnya memang punya riwayat jantung, dan sudah pernah dipasang ring juga," katanya saat dihubungi Kompas, Rabu (24/1) dinihari tadi.
"Man of Culture"
Menantu almarhum, Bambang Pharmasetiawan (56) menyebutkan, mertuanya ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan memiliki pendirian yang kuat. Saat memiliki suatu keinginan dan keputusan, ia tetap meyakini dan harus dapat tercapai. "Bapak ini punya pendirian yang kuat. Contohnya saja saat ingin dibawa rumah sakit kemarin. Bapak sempat menolak dan tetap tidak mau dibawa. Bapak hanya mau dirawat di rumah. Namun, baru Sabtu kemarin mau dibawa ke rumah sakit karena kondisinya sudah semakin melemah," katanya.
Bambang juga menyampaikan, almarhum sering menyebut dirinya sebagai man of culture. Maksudnya, menurut almarhum, pendidikan inilah yang menjadi bagian dari kebudayaan secara menyeluruh. Untuk itu, ia masih sering menulis, terutama yang terkait dengan pendidikan. Beberapa tulisannya hingga kini sering diterbitkannya di Harian Kompas.
Samirah (68), rekan kerja Daoed Joesoef saat masih bekerja di CSIS, menambahkan, Daoed merupakan sosok atasan yang sangat teliti dan tegas ketika bekerja. Meski begitu, ia juga sangat peduli dan mau berbagi dengan rekan kerjanya. ”Pernah Pak Daoed ini panen rambutan di rumahnya. Besoknya, langsung dibawa ke kantor dan sudah diplastikin untuk setiap karyawannya,” tuturnya. Samirah hampir 40 tahun bekerja bersama Daoed saat menjadi sekretaris dalam setiap kegiatan yang dilakukannya selama di CSIS. Pada penulisan buku "Rekan Jejak Anak Tiga Zaman" pun, Samirah masih turut membantu penulisannya.