BANTEN, KOMPAS — Prajurit Komando Pasukan Khusus TNI AD yang sedang mengadakan latihan perang hutan di perbatasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Kabupaten Lebak, Banten, langsung menggelar tanggap bencana menyusul gempa bumi dengan episentrum di wilayah Kabupaten Lebak, Selasa (23/1).
Para prajurit Kopassus ini ikut membantu warga membereskan bangunan rumah dan tempat ibadah yang rusak akibat guncangan gempa.
Kepala Penerangan Kopassus Letkol (Inf) Munir yang dihubungi mengatakan, prajurit Kopassus yang sedang berlatih langsung menghentikan kegiatan. Mereka mendatangi permukiman warga untuk membantu.
Sejumlah prajurit Kopassus langsung membantu membongkar reruntuhan rumah warga yang rusak karena gempa.
”Ada masjid dan rumah-rumah warga. Sejauh ini dilaporkan lebih dari 10 rumah rusak berat pada struktur dan berbagai jenis kerusakan lain, seperti atap yang hancur,” kata Munir.
Saat ini, prajurit Kopassus yang sedianya berlatih kemahiran tingkat tim dan unit dalam perang hutan itu masih membantu warga, terutama membongkar reruntuhan rumah.
Siang sekitar pukul 13.34 WIB, gempa mengguncang sebagian wilayah di Pulau Jawa. Pusat gempa berlokasi di 81 kilometer barat daya Lebak, Banten, dengan kedalaman 10 kilometer. Lokasi persisnya di 7,21 Lintang Selatan dan 105,91 Bujur Timur. Guncangan gempa terasa hingga ke sejumlah kota, seperti Jakarta, Bekasi, Depok, dan Bandung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam akun Twitter menyatakan, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi dalam siaran persnya, Selasa siang, menjelaskan, gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Samudra Hindia selatan pada Selasa pukul 13.34.53 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi bermagnitudo 6,1 itu terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Banten, pada kedalaman 61 km.
Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, II SIG-BMKG (IV-V MMI).
”Gempa bumi selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia,” ujar Rachmat.
Gempa yang terasa hingga Jakarta sempat membuat panik warga. Sejumlah pekerja di gedung perkantoran di Jakarta berlarian keluar untuk mencari tempat yang aman.
Para peserta Konferensi APDP di Hotel JS Luwansa, Jakarta, dievakuasi dan berkumpul di luar gedung. Namun, perintah tersebut kemudian dibatalkan dan peserta diminta kembali memasuki ruangan ballroom di lantai 2. Saat ini, acara dilanjutkan dengan pemaparan riset dari pembicara terpilih.
Gempa juga dirasakan tamu undangan perayaan ulang tahun ke-71 presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Teater Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Beberapa undangan yang mayoritas anggota DPR dan kepala daerah dari PDI-P panik dan berhamburan keluar dari ruangan. Para jurnalis yang meliput di lantai 2 pun seketika berlarian keluar dari ruangan.
Di Apartemen Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, gempa cukup terasa. Getaran terasa sekitar pukul 13.40. Gempa berlangsung sekitar 20 detik. Para penghuni apartemen yang berada di unitnya sebagian keluar lewat tangga darurat, sebagian lainnya melalui lift.
Wahyudi (25), warga Tanah Abang, menyaksikan salah satu gedung di apartemen itu bergoyang. Gedung yang bergoyang itu adalah Gedung Cosmo Mansion. ”Saya kira saya salah lihat, tetapi memang ternyata gedungnya bergoyang,” ujar Wahyudi, di Jakarta Pusat, Selasa.