Mantan Pacar Kim Jong Un Pimpin Delegasi ke Korsel
SEOUL, JUMAT — Hyon Song Wol, artis dan pemimpin band Moranbong—grup musik perempuan ala Barat dari Korea Utara—yang juga mantan pacar Kim Jong Un, telah didaulat untuk memimpin delegasi khusus negaranya ke Korea Selatan, Sabtu (20/1).
Mantan kekasih pemimpin muda Korut, Kim Jong Ung, itu hendak meninjau kesiapan dan kondisi lokasi yang akan dijadikan panggung pertunjukan seni pada ajang Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Korsel.
Senin (15/1), Hyon mengejutkan pejabat Korsel ketika muncul menjadi wakil ketua delegasi Korut saat bertemu dengan delegasi Korsel di desa perdamaian Panmunjom, di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara.
Saat itu, mereka membahas persiapan teknis kedatangan rombongan seniman Korut yang akan tampil pada Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel, Februari mendatang.
Hyong semakin diberi peran oleh Kim Jong Un untuk mewakili negaranya sejak ia menjadi subyek laporan yang menghebohkan di Korsel pada 2013, yang membuat Pyongyang pun berang.
Hyong semakin diberi peran oleh Kim Jong Un untuk mewakili negaranya sejak ia menjadi subyek laporan yang menghebohkan di Korsel pada 2013, yang membuat Pyongyang pun berang.
Saat itu, Hyon diberitakan luas di Korsel bahwa ia telah dieksekusi dengan tembakan senapan mesin karena bermain dalam film porno. Spekulasi pun muncul saat itu, Hyon dieksekusi atau menjadi korban kecemburuan istri Kim, Ri Sol Ju.
Pyongyang marah besar dengan menolak klaim media-media di negara tetangga di selatannya itu, sampai akhirnya Hyon dimunculkan di layar televisi Pemerintah Korut.
Korut dan Korsel pada awal pekan ini telah bersepakat untuk berjalan bersama di bawah naungan satu bendera persatuan pada acara Olimpiade Pyeongchang. Korut akan mengirim kontingennya.
Pyeongchang adalah sebuah kawasan di Provinsi Gangwon, Korsel, yang dikenal sebagai tujuan wisata musim dingin, seperti bermain olahraga ski dan rekreasi.
Olimpiade Musim Dingin diharapkan menjadi awal yang baik bagi perdamaian di Semenanjung Korea.
Kota ini terletak sekitar 80 kilometer di selatan zona demiliterisasi (DMZ) yang membagi dua negara di Semenanjung Korea itu.
Olimpiade Musim Dingin yang mempertemukan kedua Korea diharapkan menjadi awal yang baik bagi perdamaian di Semenanjung Korea, yang selama ini bersitegang karena program rudal dan nuklir Korut yang mengancam kawasan dan bahkan dunia.
Kementerian Unifikasi Korsel melaporkan, Hyong adalah pejabat senior pertama Korut yang mengunjungi Korsel dalam lebih dari tiga tahun terakhir.
Pyongyang menominasikan Hyong untuk memimpin tim beranggotakan tujuh orang itu guna meninjau langsung lokasi pertunjukan seni di Seoul dan Gangneung terkait persiapan Olimpiade.
Pyongyang pernah mengirim tiga pejabat tinggi untuk mendukung atlet Korut menghadiri Asian Games di Incheon 2014, meskipun mereka tidak bertemu dengan pejabat pemerintah mana pun.
Kementerian Unifikasi mengatakan, Korut mengidentifikasi Hyon sebagai pemimpin Orkestra Samjiyon yang kurang terkenal, beranggotakan sekira 140 orang.
Pertunjukan seni Korut dalam Olimpiade Pyeongchang akan menjadi yang pertama dari pertunjukan jenisnya sejak 2002.
Kedua Korea telah bersepakat untuk berbaris bersama di bawah bendera unifikasi pada upacara pembukaan Olimpiade pada 9 Februari mendatang.
Kala itu, Pyongyang mengirimkan 30 penyanyi dan penari ke Seoul untuk menghadiri sebuah acara prounifikasi.
Kedua Korea telah bersepakat untuk berbaris bersama di bawah bendera unifikasi pada upacara pembukaan Olimpiade pada 9 Februari dan untuk membentuk tim hoki wanita bersama.
Tim pendahulu yang dipimpin Hyon akan memasuki Korsel pada Sabtu (20/1) dan kembali lagi ke Pyongyang pada Minggu (21/1).
Selain menyiapkan delegasi ke Olimpiade, Korut juga menyiapkan parade militer pada 8 Februari di Pyongyang untuk menandakan 70 tahun kelahiran militer di negara komunis itu.
Kantor berita Yonhap, mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak dikenal, menyebutkan, parade akan diikuti 12.000 tentara terlatih, artileri, dan persenjataan lain.
Kim Jong Un meminta militer membuat suasana latihan perang seperti perang sesungguhnya sehari menjelang pembukaan Olimpiade.
Pada peringatan tersebut, Kim Jong Un meminta militer membuat suasana latihan perang seperti perang sesungguhnya sehari menjelang pembukaan Olimpiade.
Keinginan Kim Jong Un untuk menunjukkan kekuatan ini berbeda dengan keyakinan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson bahwa Korut terbukti mulai merasakan dampak sanksi Dewan Keamanan PBB.
Tillerson juga yakin, tekanan kuat kepada Korut, khususnya dari AS, China, dan Rusia, akan membuat Korut bersedia duduk di meja perundingan.
Bukti yang dimaksud Tillerson antara lain keberadaan 100 kapal nelayan Korut yang masuk ke perairan Jepang. Dua pertiga dari para penumpang kapal-kapal itu tewas.
Parade militer Korut melibatkan puluhan ribu orang dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkannya, sementara Pyongyang sangat dingin pada Februari itu.
Analis menunjukkan gambar satelit persiapan lapangan terbang, tampak ada aktivitas yang jauh lebih sedikit daripada yang muncul dalam propaganda dan publikasi di ruang publik.
”Tampaknya aneh untuk mengadakan parade militer di Pyongyang sehari sebelum pembukaan apa yang oleh Korsel disebut sebagai ’Olimpiade Perdamaian’,” kata Ahn Chan Il, analis pada World Institute for North Korea Studies. (AFP/AP/REUTERS)