JAKARTA, KOMPAS — Hubungan Indonesia-Jepang yang telah mencapai 60 tahun diharapkan akan terus berlanjut. Kedua negara perlu terus berdampingan dan bekerja sama.
”Kami harapkan pertukaran masyarakat lebih aktif ke depannya,” kata Toshihiro Nikai, Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang, saat pembukaan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Jepang-Indonesia di Taman Fatahillah Jakarta, Jumat (19/1).
Acara tertunda satu jam dari jadwal karena hujan deras mengguyur lokasi acara yang berlangsung di ruang terbuka.
Indonesia dan Jepang telah bekerja sama saling bantu untuk mengatasi gempa bumi dahsyat. Diharapkan kerja sama semacam ini dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
”Yang bertanggung jawab atas masa depan Indonesia-Jepang adalah generasi muda, yang penting bagaimana mereka bisa bekerja sama. Ini tantangan berikutnya,” kata Nikai.
Rahmat Gobel, Utusan Khusus Presiden RI untuk Kerja Sama Ekonomi dengan Jepang, mengatakan, kehadiran Nikai dan para politisi Jepang ke Indonesia menunjukkan komitmen bahwa Indonesia penting bagi Jepang. Begitu pula sebaliknya. Apa yang telah ditanam selama 60 tahun ini harus terus dikembangkan.
Selain dimeriahkan dengan acara musik tradisional dari Jepang dan rancak gendang sumbangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, acara di Taman Fatahillah juga menampilkan beberapa artis atau tokoh publik Indonesia dan Jepang yang ditunjuk sebagai Duta Persahabatan. Mereka antara lain penyanyi Tulus, pemain sinetron Yuki Kato, dan kelompok musik JKT 48.
Acara projection mapping menarik perhatian warga Jakarta. Gedung Museum Fatahillah yang ditutup kain putih berubah menjadi layar yang menampilkan video gambar-gambar berbagai area atau lokasi di Jakarta serta Jepang. Gerak kereta Yamanote dan tanda-tanda lampu warna-warni di sejumlah kawasan atau pusat keramaian di Tokyo juga menarik minat warga Jakarta.