Parapat Kini Punya Pusat Informasi Geopark Nasional Kaldera Toba
Oleh
Aufrida Wismi Warastri
·3 menit baca
PARAPAT, KOMPAS — Kota wisata Parapat di tepi Danau Toba di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, kini memiliki Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan akan meresmikan pusat informasi itu pada Kamis (18/1) sore. Peresmian merupakan bagian dari kunjungan kerja Menteri ESDM selama dua hari, Kamis dan Jumat (18-19/1), di Toba untuk mengetahui kesiapan Badan Pengelola Geopark Nasional Kaldera Toba menghadapi penilaian dari UNESCO Global Geopark pertengahan tahun ini.
Humas Badan Geologi Priatna mengatakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi berperan serta dalam pembentukan geopark. Hal ini didasarkan pada Permen ESDM No 13/2016 tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian ESDM. Badan Geologi bertugas menyelenggarakan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, vulkanologi, dan mitigasi bencana geologi, air tanah, geologi lingkungan, serta survei geologi.
”Badan Geologi telah melakukan inventarisasi keragaman geologi dan menentukan warisan geologinya sebagai modal pembentukan Geopark Kaldera Toba,” kata Priatna.
Untuk mendukung pembentukan geopark itu, didirikan Pusat Informasi Geopark Nasional Kaldera Toba yang dibangun atas kerja sama Badan Geologi dan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Lahan dan bangunan disediakan Pemerintah Kabupaten Simalungun, sementera pengisian materi informasi dilakukan Kementerian ESDM melalui Badan Geologi.
Ini untuk menambah daya tarik wisata Danau Toba dan Program Destinasi Pariwisata Unggulan. Lokasi pusat informasi ada di samping Open Stage Parapat Kabupaten Simalungun di bangunan berukuran 17 meter x 8 meter.
Informasi keragaman Geologi Kaldera Toba, keragaman hayati, dan budaya terpampang di dalam pusat informasi yang merupakan bagian dari pendidikan pada masyarakat. Setelah masyarakat paham, diharapkan tumbuh rasa cinta untuk melindungi warisan geologi dan sadar terhadap pentingnya pelestarian bumi.
Seperti diketahui, letusan dahsyat gunung api di Toba 74.000 tahun silam membentuk sebuah kaldera yang sangat luas dan menyisakan tinggalan keragaman geologi yang unik di sekitar kaldera. Letusan dahsyat itu mengakibatkan bumi dilanda musim dingin yang berkepanjangan dan menyebabkan kematian dan kepunahan sebagian makhluk hidup.
Letusan katastrofik Toba menyisakan lekukan cukup dalam di dasar kaldera yang berisi air membentuk Danau Toba seluas 1.130 km persegi dengan kedalaman maksimum 550 meter.
Setelah pembentukan kaldera terjadi pengangkatan sebagian dasar danau ke permukaan membentuk Pulau Samosir. Keberadaan Pulau Samosir di Danau Toba pada ketinggian 900 meter di atas muka laut menjadikan Samosir sebagai pulau di dalam pulau.
Dinding Kaldera Toba yang luasnya mencapai 3.658 km2 kini berada di delapan kabupaten, yakni Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Dairi, Karo, Humbang Hansudutan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Simalungun.
Keunikan-keunikan itu dapat mengangkat Kaldera Toba sebagai destinasi wisata dunia selain Pulau Bali yang lebih populer sejak dulu.
Geopark Kaldera Toba diharapkan mengikuti jejak dua geopark Indonesia di tingkat dunia, yakni Geopark Kaldera Batur dan Geopark Gunung Sewu.