Percepat Pertumbuhan yang Berkeadilan
Saya mendefinisikan 2018 sebagai tahun untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Dalam tiga tahun terakhir, dampak pelemahan harga komoditas dan ekspor memengaruhi ekonomi. Banyak bank yang merestrukturisasi kredit bermasalah (NPL). Perusahaan yang selama ini menikmati ledakan komoditas terdampak. Sepanjang 2014-2016 berat. Pada 2017, pembalikan terjadi sehingga kami berharap momentum ini terjaga di 2018.
Sumber pendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini merata. Momentum pertumbuhan investasi dan ekspor yang terjadi pada triwulan III-2017 bisa menambah daya dorong ekonomi, di luar dua faktor lain yang selama masa sulit 2014-2016 menyangga sendirian, yakni konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
Bagaimana arah kebijakan fiskal?
Fiskal akan suportif, yakni fokus mendorong investasi. Pemikirannya adalah bagaimana kebijakan penerimaan dan belanja bisa menstimulasi investasi di luar masalah yang tetap menjadi prioritas pemerintah, seperti mengurangi kemiskinan dan ketimpangan.
Pertumbuhan investasi yang tinggi pada triwulan III-2017 akan berlanjut pada triwulan IV-2017 dan 2018?
Kemungkinan berlanjut sangat besar. Dasarnya, neraca bank sehat. NPL sudah bersih. Dan bank punya likuiditas yang cukup. Profitabilitas juga cukup baik. Jadi, perbankan siap. Pasar modal kita bagus. Corporate bonds masih perlu dibangun, tetapi potensinya besar. Peluang investasi tumbuh tinggi pada 2018 cukup besar.
Apa yang membuat swasta banyak menahan investasi?
Sebagian pelaku usaha mengatakan, tahun ini akan lebih baik. Yang menahan mereka adalah keyakinan. Konsistensi dan kejelasan kebijakan pemerintah penting agar dunia usaha bisa membuat keputusan secara mantap dan tegas. Banyak proyek infrastruktur yang sudah selesai atau hampir selesai pada 2017.
Berapa proyeksi pertumbuhan investasi 2018?
Saya berharap di atas 5 persen. Jika kredit bisa tumbuh di atas 10 persen tahun ini, pertumbuhan investasi bisa di atas 6 persen. Yang harus diwaspadai adalah gangguan dari luar, seperti kebijakan moneter negara-negara maju yang bisa berdampak pada arus keluar modal, nilai tukar, dan tingkat bunga.
Bagaimana dengan proyeksi konsumsi rumah tangga?
Kunci utama dari menjaga momentum pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah daya beli. Daya beli tergantung pendapatan dan inflasi. Itulah kenapa pemerintah terus menjaga harga bahan kebutuhan pokok terkendali.
Bagaimana dengan ekspor?
Momentum pertumbuhan negara tujuan utama ekspor Indonesia secara tradisional positif. Indonesia akan menikmati pertumbuhan ekspor. Pemerintah juga akan meningkatkan ekspor ke pasar baru seperti Asia Selatan, Asia Tengah, dan Afrika. Kita bisa masuk ke consumer goods atau produk hilir dan komoditas.
Potensi headwind yang paling keras?
Dari luar negeri adalah ketidakpastian kebijakan negara-negara maju. Karena itu, sangat memengaruhi, terutama dari sisi moneter. Misalnya adalah akselerasi kenaikan suku bunga atau pengurangan pembelian surat utang pemerintah. Ini headwind yang sangat riil. Berikutnya adalah gejolak harga minyak.
Dengan situasi itu, berapa pertumbuhan ekonomi 2018?
Target pemerintah tetap 5,4 persen. Dari sisi momentum, seharusnya itu bisa dicapai. Sejumlah lembaga memprediksi 5,3 persen. Saya anggap target 5,4 persen tersebut optimistis sekaligus realistis.
Tema fiskal adalah mempercepat pertumbuhan yang berkeadilan. Apa maksudnya?
Pemerintah akan menggunakan pendapatan dan belanja negara untuk menciptakan momentum pertumbuhan sekaligus menciptakan keadilan. Untuk keadilan, pemerintah adalah aktor utama. Sebab, kalau menggunakan pasar, dimensi keadilan pasti tidak terprioritaskan karena pasar punya logika meraih keuntungan. Untuk yang tertinggal, rentan, dan belum bisa mendapatkan akses dan belum mampu berkompetisi, mereka perlu mendapatkan pemihakan atau afirmasi demi keadilan. Untuk pertumbuhan ekonomi, pemerintah adalah pendukung. Di sinilah ruang swasta untuk melakukan dinamisasi.
Insentif fiskal apa yang akan dievaluasi tahun ini?
Skema tax allowance, tax holiday, harus disesuaikan dengan pelaku usaha. Dari permintaan, akan kami lihat. Ada hasil studi yang menunjukkan insentif tidak terlalu penting. Namun, ada juga hasil studi yang menunjukkan bahwa insentif penting.
Bagaimana posisi Kementerian Keuangan terhadap ekonomi digital?
Kami mendorong munculnya platform seperti laman pemasaran atau yang lain yang bisa memunculkan suatu gairah kegiatan ekonomi produktif. Ini terbukti bisa menghubungkan pemasok yang semula tidak bisa berhubungan dengan pasar, tetapi sekarang menjadi bisa. Ini terutama berlaku bagi UMKM.
(FX LAKSANA AS)