Pembuat Batu Bata Temukan 1.400 Keping Koin Peninggalan VOC
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Seorang warga pembuat batu bata menemukan 1.400 keping koin kuno di Situs Bowongan di Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Koin-koin tersebut adalah koin peninggalan Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang dicetak pada tahun 1740 hingga 1803.
Koin-koin tersebut berupa kepingan-kepingan kecil dengan diameter sekitar dua sentimeter. Pada satu sisi tercetak lambang VOC, dan di sisi yang lain tercetak lambang provinsi tempat koin itu dicetak. Sebagian besar koin tersebut diketahui berbahan tembaga, di masing-masing koin tercetak nilai koin 0,5 doit hingga 1 doit. Doit adalah satuan mata uang terkecil di Belanda pada abad ke-14.
Arkeolog Balai Konservasi Borobudur (BKB) Winda Diah Puspita Rini, mengatakan, koin-koin tersebut ditemukan oleh seorang pembuat bata di Situs Bowongan pada Desember 2017. Ketika warga tersebut sedang menggali tanah sedalam satu meter, cangkulnya mengenai guci kecil yang penuh berisi koin, yang menggumpal bercampur tanah. Tidak mengetahui nilai dari temuan tersebut, pembuat batu bata tersebut memutuskan membawa dan menyimpan guci tersebut.
“Belakangan, kami baru mengetahui ada temuan tersebut setelah anak dari pembuat batu bata, menggunggah foto koin-koin tersebut di Instagram,” ujarnya, Jumat (12/1).
Kami baru mengetahui ada temuan tersebut setelah anak dari pembuat batu bata, menggunggah foto koin-koin tersebut di Instagram.
Setelah itu, kata Winda, barulah BKB mengambil koin dan berupaya meneliti apakah koin-koin tersebut layak ditetapkan sebagai cagar budaya atau tidak.
Koin VOC pertama kali dicetak pada tahun 1726. Berdasarkan provinsi tempat koin dicetak, terdapat lima jenis koin yaitu koin Utrecht, Holland, West Friesland, Zeeland, dan Gelderland. Lima jenis koin tersebut ada dalam temuan tersebut.
Bukan yang pertama
Winda mengatakan, ini bukanlah temuan koin kuno pertama di Kabupaten Magelang. Sebelumnya, koin kuno VOC juga ditemukan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur. Namun, karena tidak dilaporkan, koin-koin tersebut tidak terlacak, dan tidak diketahui keberadaannya.
Sulimah (58), warga Desa Tanjungsari, mengatakan, lebih dari 10 tahun lalu koin kuno juga ditemukan di sungai kecil di Desa Tanjungsari. “Saat itu, sejumlah warga, termasuk saya, yang tengah beramai-ramai menangkap belut, menemukan sebuat guci kecil yang penuh berisi koin dan empat gelang,” ujarnya.
Koin dan gelang tersebut berwarna kemerahan. Beberapa warga mengabaikan temuan tersebut karena menganggapnya bukan benda berharga. Namun, seorang warga mengambil dan menyimpannya di rumah.
Hingga kini, kata Sulimah, temuan tersebut tidak dilaporkan ke BKB karena tidak dianggap sebagai benda yang bernilai penting. “Saya pun justru takut untuk mengambilnya karena khawatir koin dan guci tersebut bernilai magis,” ujarnya.