Transjakarta Blok M-Pondok Labu Tetap Dioperasikan
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Perhubungan DKI Jakarta tetap akan mengoperasikan bus transjakarta rute Blok M-Pondok Labu meski ada desakan dari pengemudi metromini menghentikan. Langkah ini diperlukan sebagai upaya revitalisasi armada angkutan umum.
Sebelumnya, sejumlah pengemudi Metromini S610 jurusan Blok M-Pondok Labu mencegat bus transjakarta 1E karena dianggap mencaplok trayek mereka di depan RS Fatmawati, Selasa (9/1). Para pengemudi nekat memberhentikan bus transjakarta yang sedang berjalan untuk menunjukkan protes mereka.
Bus transjakarta rute Blok M-Pondok Labu ini yang mulai beroperasi sejak 22 Desember 2017 dianggap pengemudi membuat jumlah penumpang metromini berkurang.
Menanggapi kejadian ini, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Andri Yansyah menjelaskan, bus transjakarta rute Blok M-Pondok Labu ini akan tetap beroperasi.
”Ini langkah yang sulit, tetapi harus kami lakukan sebagai upaya percepatan revitalisasi transportasi umum di DKI Jakarta,” kata Andri di Kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (10/1).
Andri menjelaskan, pihak dishub telah mengajak pemilik metromini bergabung dengan pemerintah dan terintegrasi dengan Transjakarta.
”Namun faktanya, manajemennya hingga sekarang masih berseteru sehingga kami tidak tahu ingin menggandeng siapa. Oleh sebab itu, kami mencoba mengajak secara perseorangan,” kata Andri.
Pihak dishub telah mengajak pemilik metromini bergabung dengan pemerintah dan terintegrasi dengan Transjakarta.
Menurut Andri, saat ini sejumlah bus metromini telah menjadi milik peseorangan sehingga dishub mempersilakan pihak-pihak yang ingin bergabung dengan pemerintah.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, pada 2013 terdapat 1.432 metromini yang beroperasi di 54 trayek. Dishub juga telah mempersiapkan armada baru pengganti metromini, yaitu metrotrans.
”Kami telah mempersiapkan 300 slot untuk pihak yang mau bergabung, dan kami sudah pesan 100 bus metrotrans, tetapi baru 39 bus yang beroperasi,” kata Andri.
Berdasarkan pemberitaan Kompas, 5 September 2017, PT Transjakarta membuka kesempatan bagi pemilik armada metromini bergabung secara mandiri atau tidak di bawah nama PT Metromini.
Namun, uang muka untuk bergabung sebesar Rp 75 juta pun sulit dipenuhi setiap pemilik. Selama ini, setiap pemilik umumnya memiliki 1-2 armada.
Dengan bergabung bersama Transjakarta, para operator armada tidak perlu menargetkan setoran lagi karena sudah dijamin dengan public service obligation (PSO), mereka hanya tinggal meningkatkan kualitas layanan.
”Dengan bergabung bersama Transjakarta, para operator armada tidak perlu menargetkan setoran lagi karena sudah dijamin dengan public service obligation (PSO), mereka hanya tinggal meningkatkan kualitas layanan untuk meningkatkan standard pelayanan minimal (SPM). Untuk perawatan kendaraan dan jaminan gaji sopir juga ditanggung pemerintah,” kata Andri.
Keluhan pengemudi
Berdasarkan pantauan Kompas, Rabu (10/1), di Terminal Blok M, sejumlah bus Metromini S610 sepi penumpang.
Beberapa pengemudinya tertidur di dalam bus. Penumpang yang naik pun hanya sekitar tiga hingga lima orang, lalu bus pun segera berangkat.
”Dulu kami ngetem di Terminal Blok M bisa sampai penuh penumpangnya, baru kami berangkatkan. Sekarang hal itu sulit terjadi,” kata seorang pengemudi Metromini S610, Artoni (41).
Ketika ingin berangkat, ada beberapa bus yang perlu didorong dahulu oleh beberapa kenek dan pengemudi lain agar mesinnya bisa hidup. Kondisi bus yang sudah dimakan usia ini menjadi faktor penumpang beralih ke transjakarta.
Kondisi bus metromini yang sudah dimakan usia ini menjadi faktor penumpang beralih ke bus transjakarta.
”Ya mau bagaimana lagi, buat apa diperbaiki busnya. Lagi pula semua metromini trayek S610 ini akan habis pada 2018 dan tidak boleh beroperasi lagi. Namun, bus transjakarta Blok M-Pondok Labu sudah mulai beroperasi, padahal trayek kami belum habis,” kata Artoni.
Artoni mengatakan, dirinya sudah telanjur menghabiskan cukup banyak uang untuk biaya perpanjangan trayek hingga akhir tahun 2018 dan uji kir. Ia menghabiskan total belasan juta untuk mengerjakan itu semua.
”Dulu sebelum ada transjakarta rute ini, dalam sehari saya mampu mengantungi penghasilan bersih sekitar Rp 200.000 hingga Rp 300.000. Sekarang jumlahnya berkurang sampai 50 persen,” kata Artoni.
Sirait (40), pemilik dan pengemudi Metromini S610, menjelaskan, pihaknya sangat menyayangkan kehadiran bus transjakarta ini. Ia mengaku belum ada biaya untuk beralih dan ikut bergabung dengan Transjakarta.
”Uang untuk bergabung belum ada, kan harus bayar DP dulu. Selain itu, kami berharap, pemerintah dapat menarik dulu transjakarta ini, setidaknya hingga akhir 2018,” kata Sirait.
Sirait menuturkan, jika keinginan pengemudi tidak terpenuhi, kemungkinan aksi pencegatan transjakarta akan kembali dilakukan.
Sebelumnya, pada saat aksi pencegatan, Selasa (9/1), Ganda Sitinjak (56), salah satu pemilik dan pengemudi metromini, mengatakan, pengemudi pun protes karena melihat pemerintah tidak konsisten.
Di satu sisi, pemerintah memberikan perpanjangan izin trayek untuk metromini S610, tetapi di sisi lain, pemerintah juga dianggap mencuri trayek resmi mereka karena mengoperasikan transjakarta di rute yang sama.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Kepala Dishub Sigit Wijatmoko menjelaskan, peraturan KIR ini memang merupakan kewajiban yang harus dilakukan pengemudi angkutan umum.
Kami rasa momentumnya juga tepat untuk melakukan revitalisasi armada dan rekonstruksi trayek.
”Ya itu sudah kewajiban mereka jika ingin tetap beroperasi pada tahun ini. Kami rasa momentumnya juga tepat untuk melakukan revitalisasi armada dan rekonstruksi trayek,” kata Sigit.
Menurut dia, ini juga merupakan momentum tepat karena pada 15 Januari akan diberlakukan program One Karcis One Trip (OK Otrip) di empat daerah.
Empat daerah tersebut adalah Duren Sawit, Warakas, Jelambar, dan Pondok Labu.
Program ini membuat warga Jakarta melakukan perjalanan dengan tarif Rp 5.000 dari titik awal ke titik akhir. Penumpang cukup membeli kartu agar bisa melakukan perjalanan itu.
”Sistem ini akan membuat pengemudi menjadi tidak harus kejar setoran lagi jika mereka bergabung dengan pemerintah dalam program ini,” kata Sigit.
Dihubungi terpisah, Wibowo dari Humas PT Transjakarta menjelaskan, saat ini ada 10 armada bus yang beroperasi di rute Blok M-Pondok Labu. Dalam seharinya, bus ini bisa mengangkut sekitar 500 penumpang.
Wibowo menjelaskan, saat ini pihaknya akan terus berkoordinasi dan menunggu arahan dishub untuk mencari solusi lainnya nanti.
Kami akan melakukan komunikasi kepada para sopir bahwa tujuan kami ada di trayek ini untuk memfasilitasi pelanggan transjakarta, bukan untuk merebut penumpang.
”Terkait dengan penghadangan ini, kami akan melakukan komunikasi kepada para sopir bahwa tujuan kami ada di trayek ini untuk memfasilitasi pelanggan transjakarta, bukan untuk merebut penumpang,” kata Wibowo.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Iskandar Abubakar menjelaskan, strategi yang dilakukan pemerintah sudah tepat untuk mengajak pemilik metromini beralih ke metro trans.
Terkait masalah trayek yang tumpang tindih ini, pemerintah harus punya strategi agar tidak ada pihak yang dirugikan.
”Pada prinsipnya, pemerintah daerah menetapkan trayek dengan mempertimbangkan demand penumpang dari kawasan yang dilewati,” kata Iskandar. (DD05)