Krowd dan Upaya Kolaborasi Wirausaha Kreatif di Era Digital
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Era teknologi digital dianggap bisa mempermudah kesempatan bagi wirausaha kreatif yang melibatkan orang-orang dengan berbagai macam kemampuan untuk memperluas potensi ekonomi. Kehadiran platform atau wadah dalam jaringan dianggap dapat mempermudah keterlibatan orang-orang itu dalam usaha kreatif yang tengah dikerjakan.
Potensi-potensi dan kemampuan itu dipertemukan di suatu platform atau semacam wadah online atau dalam jaringan (daring) berbasis website (situs web) dan aplikasi ponsel. Salah satu upaya menggagas kolaborasi wirausaha kreatif dalam jejaring internet dilakukan oleh Krowd.
”Mengerjakan sesuatu sendirian itu sulit. Karenanya, kita membutuhkan kolaborasi,” ujar Founder Krowd Vidi Aldiano dalam konferensi pers peluncuran Krowd di Jakarta, Rabu (10/1).
Berbagai macam potensi ide, talenta, dan kemampuan yang dimiliki sumber daya manusia (SDM) muda Indonesia juga disadari Vidi bisa mendapat kemudahan berusaha jika saling bekerja sama dan berjejaring. Karena itu, dia ingin keragaman itu dipertemukan dalam Krowd.
Ada tiga komponen penting pada Krowd, yaitu inisiator, proyek, dan kolaborator. Inisiator adalah pihak yang mengusung suatu proyek. Inisiator juga menentukan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut beserta insentifnya.
Nantinya, kolaborator semacam ”melamar” kepada inisiator tersebut berdasarkan kemampuan yang dibutuhkan dalam proyek. Kolaborator-kolaborator itu akan diseleksi oleh inisiator.
Proyek-proyek yang diusulkan harus memenuhi sejumlah syarat. ”Pertama, harus merupakan solusi terhadap suatu masalah sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Chief Partnership Officer Krowd dan Chief Executive Kibar Yansen Kamto.
Karena membutuhkan kerja sama, proyek yang diajukan membutuhkan minimal tiga kolaborator. Yansen juga mengatakan, proyek tersebut harus menunjukkan dampak yang terukur. Misalnya, terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja.
Dalam kolaborasi, menurut Yansen, membutuhkan satu sosok yang cukup peka dalam mengenali keunggulan potensi tiap individu. Dalam Krowd, nilai ini dipegang oleh seorang inisiator. ”Sosok itu harus mampu ’mengawinkan’ perbedaan-perbedaan yang dihadapinya,” ucapnya.
Salah satu contoh proyek hasil kolaborasi dalam Krowd adalah situs web www.bhumisumba.com yang diinisiasi oleh Didiet Maulana. Situs web ini melibatkan 12 kolaborator yang memiliki kemampuan di bidang penulis konten, pemrogram situs web, dan desainer situs web.
Didiet mengatakan, pembuatan situs web yang diluncurkannya pada Rabu ini membutuhkan waktu 4,5 bulan. ”Awalnya, saat saya jalan-jalan keliling Indonesia, saya menyadari potensi alam dan SDM bangsa ini luar biasa. Karenanya, saya ingin meninggalkan jejak di tiap daerah yang saya kunjungi. Lalu, ternyata dalam membangun web ini, saya tidak bisa sendiri sehingga saya berkolabolarasi lewat Krowd,” tuturnya.
Awalnya, saat saya jalan-jalan keliling Indonesia, saya menyadari potensi alam dan SDM bangsa ini luar biasa. Karenanya, saya ingin meninggalkan jejak di tiap daerah yang saya kunjungi.
Didiet mengatakanya, rapat diadakan seminggu sekali secara daring untuk membuat situs web ini. Menurut dia, ini menarik karena sebelumnya dia selalu rapat tatap muka dan tidak pernah secara daring.
Di bidang pendidikan, Najeela Shihab juga menginisiasi proyek untuk membuat konten pelajaran dalam kemasan video. Video-video dimasukkan ke dalam flash disk dan dikirimkan ke sekolah-sekolah yang aksesnya sulit.
Target penerima konten pelajaran itu mencapai 1.000 sekolah. ”Tujuannya untuk mengurangi kesenjangan akses materi pendidikan,” kata Najeela.
Selain itu, Krowd juga menciptakan kolaborasi karapan.id yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur. Situs web ini bertujuan memberikan fasilitas peningkatan kapasitas peternak dalam merawat, mengembangbiakkan, dan memotong sapi sesuai standar yang ada.
Kolaborasi-kolaborasi itu diapresiasi oleh Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Noor Iza yang turut hadir dalam acara peluncuran Krowd. ”Dalam ekosistem ekonomi digital, tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Karena itu, perlu kerja sama antarpihak. Misalnya, usaha yang tidak dipromosikan secara daring bisa bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam pemasaran daring,” tuturnya.
Sampai saat ini, Krowd memiliki 26 inisiator proyek. Jumlah kolaborator yang sudah berpartisipasi mencapai 370 orang.
Libatkan lebih
Krowd juga akan dijadikan sebagai bentuk tindak lanjut dari Creativepreneur Corner 2018, suatu seminar wirausaha kreatif untuk anak muda. ”Kami akan melibatkan lebih banyak wirausahawan kreatif muda dalam Krowd. Jangan sampai materi yang mereka dapatkan dalam seminar hilang begitu saja,” kata Chief Marketing Officer Krowd sekaligus Founder Creativepreneur Event Creator Putri Tanjung.
Bentuk kerja samanya ialah pembicara-pembicara dalam Creativepreneur Corner akan menjadi inisiator proyek dalam Krowd, sedangkan pesertanya dapat menjadi kolaborator. Adapun pembicara yang akan hadir adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Chairil Tanjung, Raditya Dika, Joko Anwar, Najwa Shihab, dan Gibran Rakabuming.
Pada tahun ini, Creativepreneur Corner akan diadakan di Yogyakarta pada 20 Januari 2018, Surabaya pada 28 Januari 2018, serta di Bandung pada 3 Februari 2018.
”Sejak 2014, kami selalu mengadakan di Jakarta. Namun, setelah dianalisis, peserta Creativepreneur Corner selama ini hampir 50 persennya berasal dari luar Jakarta. Karena itu, tahun ini kami adakan di tiga kota,” tutur Putri. (DD09)