BOJONEGORO, KOMPAS — Petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sudah memanfaatkan asuransi pertanian. Mereka mengasuransikan areal tanaman padi seluas 2.740,96 hektar yang tersebar di 10 kecamatan.
Tanaman padi yang diasuransikan itu tersebar di Kecamatan Kapas seluas 773,76 hektar (ha), Baureno 500,44 ha, Sekar 352,25 ha, Bojonegoro 288,75 ha, Kanor 275,79 ha, Padangan 187,28 ha, Balen 180,01 ha, Trucuk 85,43 ha, Temayang 69 ha, dan Sumberejo 28,25 ha.
Asuransi bisa menekan kerugian petani, baik akibat serangan hama maupun terkena bencana alam seperti banjir.
Asuransi bisa menekan kerugian petani, baik akibat serangan hama maupun terkena bencana alam seperti banjir.
Petani hanya membayar Rp 36.000 dari premi yang harusnya dibayarkan Rp 180.000 per ha. Jika mengalami gagal panen, petani bisa mendapatkan klaim Rp 6 juta per ha sehingga bisa mengurangi risiko kerugian.
Bupati Bojonegoro Suyoto meminta petani mengasuransikan tanaman padinya. Apalagi 16.000 hektar sawah di Bojonegoro berada di bantaran Bengawan Solo, rawan terendam banjir, bila sungai tersebut meluap.
Suyoto juga meminta petani mengikuti perkembangan informasi terkait kondisi cuaca dan debit air Bengawan Solo dan 12 anak sungainya dari sistem informasi kebencanaan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Petani jangan sampai terburu-buru memanen dini karena karena informasi tidak akurat.
”Petani jangan sampai terburu-buru memanen dini karena karena informasi tidak akurat. Kalau takut tanamannya terendam banjir dan buru-buru dipanen dini, nanti malah bisa lebih merugi,” katanya.
Informasi perkembangan tinggi air Bengawan Solo dan kebencanaan di Bojonegoro bisa disimak lewat radio, berita dalam jaringan dan tim tangguh bencana di tiap desa.
Jika sekiranya membahayakan jiwa, permukiman atau areal pertanian juga biasanya diumumkan lewat masjid dan mushala.
Warga, terutama petani, bisa mengantisipasinya dengan bergotong royong meninggikan atau memperkuat tanggul.
Hal itu seperti dilakukan warga Kedungprimpen yang memperkuat tanggul untuk mengamankan sekitar 4.000 ha padi di Kecamatan Kanor dan Baureno pekan lalu.
Cek lapangan itu untuk menentukan nilai kerusakan dan besarnya klaim nanti.
Kepala Badan Penanggulangan Bojonegoro Andik Sudjarwo menyebutkan, saat ini posisi wilayah Bojonegoro berada di bawah siaga luapan Bengawan Solo.
Tinggi permukaan air Bengawan Solo di Bojonegoro pada papan duga pukul 18.00 mencapai 12,73 meter di atas permukaan laut.
Pada Selasa malam diperkirakan Bojonegoro kembali memasuki siaga hijau (siaga I) Bengawan Solo akibat hujan lokal dan limpahan air dari wilayah hulu.
Pada Selasa (9/1) siang sekitar pukul 13.00, wilayah Bojonegoro Kota hujan deras disertai angin kencang.
Terpisah di Kabupaten Lamongan, luberan air Bengawan Solo menggenangi jalan dan rumah warga di Desa Plangwot, Kecamatan Laren, serta sawah di Desa Banaran dan Truni, Kecamatan Babat. Tinggi genangan mencapai 15-20 sentimeter.
Limpahan air dari Ngawi dan Bojonegoro mengakibatkan tiga rumah di Dusun Kalimondo tergenang.
Kepala Pelaksana BPBD Lamongan Suprapto menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan karung plastik berisi pasir untuk memperkuat tanggul.
Abdul Hadi, petani di Babat, menuturkan beruntung petani di Babat ikut asuransi.
”Pihak PT Jasindo telah menyurvei tanaman yang rusak, baik akibat banjir maupun serangan tikus. Cek lapangan itu untuk menentukan nilai kerusakan dan besarnya klaim nanti,” katanya.