Melepas Penat di Pantai Gedambaan
Suara riak air mengalun lembut saat kaki menjejaki pasir di Pantai Gedambaan. Alunan suara air laut yang menenangkan hati mendorong kaki untuk terus melangkah di hamparan pasir nan lembut.
Matahari yang tak bersinar terik meski sudah di atas pukul 10.00 semakin menambah adem suasana pantai.
Siang itu, Senin (13/11), Pantai Gedambaan tampak lengang. Tak terlihat satu orang pun bermain di pantai atau mandi di laut yang jernih.
Hanya ada beberapa orang yang sibuk bertukang serta memunguti sampah yang mengotori pantai.
”Hari ini (Senin) memang sepi. Di sini, Sabtu, Minggu, dan hari libur baru ramai. Kalau Senin, saya juga tidak berjualan, tetapi bekerja membersihkan pantai,” kata Masdiana (43) yang sibuk menyapu dan memunguti sampah yang berserakan.
Pantai Gedambaan yang terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara hanya berjarak 14 kilometer dari pusat kota Kabupaten Kotabaru.
Perempuan yang akrab disapa Mama Dimas ini adalah salah seorang petugas kebersihan Pantai Gedambaan yang nyambi berjualan es kelapa muda dan aneka minuman lain.
”Kalau Minggu dan hari libur, pukul 09.00 saja sudah ramai pengunjung. Gazebo di sini penuh semua. Yang tidak kebagian biasanya menggelar tikar di bawah pohon pinus. Mereka tidak hanya dari Kotabaru, tetapi banyak juga dari Banjarmasin. Bahkan, ada yang dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,” tutur Masdiana yang sudah dua tahun menjadi petugas kebersihan.
Suasana pantai yang lengang dan adem siang itu memang pas untuk melepas segala penat.
Perjalanan darat panjang dari Banjarmasin ke Kotabaru selama 11 jam memang cukup melelahkan. Apalagi, hampir sepanjang perjalanan tidak bisa terlelap meskipun perjalanan dilakukan malam hari.
Melewati jalan rusak di sejumlah tempat membuat tubuh terasa begitu penat saat tiba di Kotabaru.
”Saya sudah tiga kali membawa keluarga ke sini, dan sengaja memilih hari biasa. Kalau Sabtu-Minggu dan hari libur, terlalu ramai, jadi tidak bisa menikmati suasana pantai,” ucap Adi (40), warga Kotabaru yang berwisata bersama istri dan anaknya.
Menurut Adi, obyek wisata Pantai Gedambaan tergolong lumayan bagus, meskipun jika dibandingkan dengan beberapa pantai lain di Kotabaru daya tariknya masih kurang.
”Pantai ini menjadi pilihan karena lokasinya mudah dijangkau dan aksesnya baik,” ujarnya.
Pantai Gedambaan yang terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara hanya berjarak 14 kilometer dari pusat kota Kabupaten Kotabaru. Dengan menggunakan sepeda motor, perjalanan dari pusat kota ke Pantai Gedambaan tak sampai 30 menit. Jalannya naik turun bukit serta berkelok-kelok. Sepanjang jalan tersuguh pemandangan gunung, laut, dan kampung nelayan.
Untuk masuk lokasi obyek wisata Pantai Gedambaan pada hari biasa (Senin-Sabtu), setiap pengunjung dikenai retribusi sebesar Rp 2.500 per orang, sedangkan pada hari libur dikenai retribusi sebesar Rp 5.000 per orang.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Obyek Wisata Pantai Gedambaan Noor Abidinsyah, tarif tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 2 Tahun 2012 tentang Besaran Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.
”Tarif retribusi masuk hanya dikenakan kepada orang dewasa, sedangkan anak-anak tidak dikenai retribusi masuk alias gratis,” ujar Abidin.
Setelah membayar retribusi masuk, pengunjung dapat menikmati panorama Pantai Gedambaan tanpa dibatasi waktunya.
Untuk masuk lokasi obyek wisata Pantai Gedambaan pada hari biasa (Senin-Sabtu), setiap pengunjung dikenai retribusi Rp 2.500 per orang, sedangkan pada hari libur Rp 5.000 per orang.
Namun, untuk menggunakan fasilitas yang tersedia di pantai, seperti toilet, ban pelampung untuk berenang, tikar dan gazebo, serta pondok penginapan (cottage), pengunjung harus membayar lagi sesuai tarif yang sudah ditentukan.
Untuk menggunakan pondok penginapan, misalnya, pengunjung harus membayar sewa sebesar Rp 175.000 per hari.
Demikian juga, jika ingin masuk ke wahana kolam renang atau naik banana boat, pengunjung wajib membayar retribusi lagi.
”Semua tarif yang dikenakan kepada pengunjung sesuai dengan ketentuan Perda No 2 Tahun 2012. Tarifnya tetap sama, baik pada hari-hari biasa maupun pada musim liburan,” ujar Abidin.
Terus ditambah
Abidin mengemukakan, jumlah pengunjung Pantai Gedambaan terus meningkat sejak obyek wisata seluas 8,5 hektar tersebut dibuka pada 2003.
Pada hari biasa, jumlah pengunjung rata-rata 150 orang, sedangkan pada Sabtu-Minggu berjumlah 500-600 orang. Puncak kunjungan terjadi pada libur Lebaran dan Tahun Baru, jumlahnya bisa mencapai 10.000 orang.
Untuk menambah kenyamanan orang berwisata di Pantai Gedambaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotabaru terus membenahi lokasi obyek wisata dan menambah berbagai fasilitas penunjang di pantai tersebut.
”Tahun ini, ada pembuatan rest area dan pintu gerbang baru di Kilometer 13 Jalan Berangas, pembuatan tulisan Pantai Gedambaan, serta penambahan gazebo,” kata Abidin.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotabaru terus membenahi lokasi obyek wisata dan menambah berbagai fasilitas penunjang di pantai tersebut.
Pengembangan obyek wisata Pantai Gedambaan menjadi prioritas karena pantai tersebut adalah destinasi wisata unggulan di Kotabaru.
Wisatawan yang datang tidak hanya dari Kalsel, tetapi juga dari Kalteng dan Kaltim. Bahkan, wisatawan mancanegara dari India dan Australia pernah mengunjungi Pantai Gedambaan.
Di Pantai Gedambaan, pengunjung bisa bersantai menikmati keindahan laut biru. Di kejauhan tampak deretan bagan apung dan lalu lintas kapal nelayan.
Untuk yang senang berfoto, ada spot foto dengan latar hiu menerkam serta bingkai berbentuk hati dengan hiasan bunga dan tulisan Pantai Gedambaan.
Namun sayang, pondok penginapan di Pantai Gedambaan terbatas jumlahnya. Dari delapan pondok yang tersedia, hanya enam pondok yang disewakan kepada pengunjung.
Pengembangan obyek wisata Pantai Gedambaan menjadi prioritas karena pantai tersebut adalah destinasi wisata unggulan di Kotabaru.
Dua pondok dikhususkan untuk Bupati dan Wakil Bupati Kotabaru. Jika ingin menginap, pengunjung harus memesan dari jauh hari sebelumnya.
Abidin mengakui, masih cukup banyak kekurangan di pantai yang dikelolanya sehingga pembenahan dan penambahan fasilitas perlu terus dilakukan.
Semua itu demi kenyamanan pengunjung yang bermalam di pantai ataupun singgah sekejap untuk menikmati panorama pantai dan melepas segala penat.