BUENOS AIRES, KOMPAS — Pemerintah RI akan tetap memperjuangkan isu-isu perikanan dan pertanian dalam Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ke-11 di Buenos Aires, Argentina, 10-13 Desember 2017. Perlindungan terhadap kepentingan nasional, terutama nelayan dan petani kecil, tetap menjadi prioritas.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO tersebut. Sebelum pembukaan KTM WTO pada Sabtu (9/12) waktu setempat, Enggartiasto akan memimpin pertemuan negara-negara G-33 untuk membahas kepentingan G-33 di KTM WTO itu.
Direktur Perundingan Multilateral Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Jully Paruhum Tambunan kepada wartawan Kompas, Hendriyo Widi, di Buenos Aires, Jumat waktu setempat, mengatakan, perikanan dan pertanian menjadi isu utama yang akan diperjuangkan Indonesia.
Di sektor perikanan, isu yang akan dibahas tentang subsidi. Perundingan juga akan fokus pada larangan penangkapan ikan secara berlebihan melebihi kapasitas dan memberantas praktik perikanan ilegal.
"Indonesia tetap mendukung subsidi bagi nelayan. Arah subsidi memberikan nilai tambah kepada nelayan agar dapat memberi tambahan hidup bagi keluarga mereka," kata Jully.
Indonesia tetap mendukung subsidi bagi nelayan. Arah subsidi memberikan nilai tambah kepada nelayan agar dapat memberi tambahan hidup bagi keluarga mereka.
Adapun salah satu isu pertanian yang akan dibahas adalah penguatan stok dalam rangka ketahanan pangan. Menurut Jully, Indonesia mendorong agar isu tersebut memiliki solusi tetap atau tidak berubah-ubah. Indonesia mempertahankan agar pemerintah atau negara tetap diberi wewenang memiliki stok bahan pangan pokok, terutama beras.
Sementara itu, Indonesia berupaya menembus pasar-pasar tujuan ekspor baru, salah satunya Mesir. Kementerian Perdagangan bersama sejumlah pelaku usaha nasional melakukan misi dagang ke Mesir pada 5-8 Desember 2017. Dalam misi dagang itu, Indonesia menawarkan sejumlah produk unggulan, terutama kopi dan minyak sawit mentah.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan, Indonesia dan Mesir sepakat menindaklanjuti pembentukan Komite Perdagangan Bersama.