PACITAN, KOMPAS — Sampai Selasa (5/12) pukul 11.00, Tim SAR Terpadu masih berupaya menemukan satu korban tertimbun tanah longsor di RT 005 RW 013 Dusun Wawaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Korban yang belum ditemukan bernama Yusuf (61). Yusuf merupakan satu dari 25 korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang menghantam ”Bumi 1001 Goa”, julukan Pacitan, Senin (28/11). Bencana alam itu terkait dengan keberadaan badai tropis Cempaka di Samudra Hindia, di selatan Pacitan, sehingga memicu hujan deras disertai angin kencang sejak Senin (27/11) sore sampai lewat tengah malam.
Dari 25 korban tewas itu, 19 korban akibat tanah longsor, sedangkan 6 orang akibat banjir. Di Desa Sidomulyo, selain Yusuf, yang turut tewas akibat tanah longsor adalah Inem (60) yang ternyata adalah istri Yusuf. Tim SAR Terpadu menemukan jenazah Inem terlebih dahulu pada Senin (4/12) petang.
”Kami berupaya keras menemukan satu korban itu,” kata Komandan Komando Distrik Militer 0801/Pacitan Letnan Kolonel (Kav) Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang selaku Komandan Tanggap Darurat Bencana Alam Kabupaten Pacitan saat dihubungi dari Surabaya, Selasa siang. Jika Yusuf ditemukan pada Selasa ini, berarti Tim SAR Terpadu berhasil menemukan seluruh jenazah korban dalam satu minggu sejak masa tanggap darurat ditetapkan oleh Bupati Pacitan Indartato pada Rabu (29/11).
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Windarto menambahkan, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap Yusuf terus diintensifkan. ”Kami yakin, korban bisa ditemukan pada hari ini,” katanya.
Windarto mengatakan, masa tanggap darurat bencana telah diperpanjang sepekan lagi. Untuk itu, masa tanggap bencana akan berakhir pada Selasa (12/12). Setelah itu, tim akan lebih fokus pada rehabilitasi kawasan akibat bencana.