JAKARTA, KOMPAS - Penundaan dan pembatalan penerbangan maskapai Garuda Indonesia terus diupayakan untuk dituntaskan. Hingga Jumat (1/12) menjelang tengah malam, maskapai BUMN itu masih berusaha menerbangkan penumpang yang tertunda penerbangannya.
"Skenario kami, kalau masih ada yang belum bisa segera diterbangkan, akan kami inapkan di hotel sekitar bandara," kata Senior Manager Public Relation PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ikhsan Rosan kepada Kompas, Jumat (1/12) malam.
Menurut Ikshan, gangguan keberangkatan penerbangan ini merupakan akumulasi dari gangguan penerbangan akibat penutupan bandara di Bali dan Lombok, selama beberapa hari. Penutupan itu akibat dampak Gunung Agung di Bali.
Akibatnya, ada pesawat Garuda -berikut kru- yang tertahan di sejumlah bandara di Indonesia dan luar negeri, yang memiliki penerbangan ke Bali dan Lombok. Padahal, penerbangan ke dan dari Bali itu berkontribusi terhadap sekitar 30 persen penerbangan Garuda setiap hari.
"Setelah Bandara di Bali dibuka, tentu ada penyesuaian. Kami masih berusaha untuk menerbangkan penumpang yang tertunda penerbanganya. Namun, kami juga berhadapan dengan jam operasi di bandara tujuan," kata Ikhsan.
Pada Rabu (29/11), Direktur Garuda, Nicodemus Lampe, kepada Kompas, menyampaikan, setidaknya ada 100 penerbangan Garuda yang tertunda per hari akibat penutupan Bandara Ngurah Rai di Bali. Penerbangan itu berupa penerbangan domestik dari dan ke Bali, serta penerbangan internasional di antaranya dari Melbourne dan Perth, Australia.