JAKARTA, KOMPAS — Jadwal penerbangan maskapai Garuda Indonesia pada Jumat (1/12) mengalami kekacauan di sejumlah bandara. Total terdapat sekitar 260 penerbangan Garuda Indonesia mengalami keterlambatan pada hari ini. Penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, dan Bandara Internasional Lombok beberapa hari terakhir akibat erupsi Gunung Agung diklaim menjadi penyebab utama kekacauan jadwal penerbangan Garuda Indonesia pada hari ini.
Kekacauan bertambah parah mengingat Jumat ini merupakan hari libur nasional memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjadi awal rangkaian libur panjang akhir pekan. Pihak Garuda mengatakan, saat ini tengah melakukan beberapa penyesuaian untuk mengatasi penundaan tersebut.
Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menuturkan, keterlambatan ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya penutupan bandara akibat erupsi Gunung Agung. ”Dampak dari erupsi Gunung Agung mengakibatkan bandara di Bali dan Lombok ditutup selama beberapa hari. Sejak kemarin bandara di Bali sudah dibuka dan di Lombok baru dibuka siang tadi,” ungkap Ikhsan saat dihubungi Jumat (1/12).
Dampak dari erupsi Gunung Agung mengakibatkan bandara di Bali dan Lombok ditutup selama beberapa hari.
Ikhsan menjelaskan, hari ini ada sekitar 260 penerbangan yang mengalami delay (keterlambatan), dari total sekitar 600 penerbangan domestik dan internasional. Keterlambatan tersebut beragam, dari satu higga empat jam.
”Ada sekitar 260 penerbangan. Total penumpang yang terkena dampak berarti jika satu penerbangan menggunakan pesawat Boeing 737 dengan kapasitas 100 orang, maka cukup banyak penumpang yang terkena dampaknya. Apalagi sedang masa libur panjang,” kata Ikhsan.
Hari ini ada sekitar 260 penerbangan yang mengalami delay (keterlambatan), dari total sekitar 600 penerbangan domestik dan internasional.
Ikhsan menuturkan, selama bandara ditutup akibat erupsi, ada 300 penerbangan yang dibatalkan. Pembatalan ini menyebabkan beberapa pesawat dan awaknya tertahan di Bali.
”Kru juga juga tidak hanya tertahan di Bali, tetapi juga di beberapa kota lain yang terhubung dengan Bali. Secara operasional, Bali merupakan 30 persen dari total operasional penerbangan kami,” kata Ikhsan.
Efek domino juga dirasakan akibat penundaan penerbangan ini. Ikhsan menjelaskan, saat ini pihak Garuda sedang menyesuaikan rotasi jadwal pesawat dan kru. ”Rotasi ini agak masif sehingga kami sedang melakukan masa recovery saat ini. Kami juga memohon maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ungkap Ikhsan.
Selain itu, karena terjadi penundaan di beberapa kota, beberapa kru dan awak pesawat membutuhkan penyesuaian waktu istirahat. Selain itu, cuaca buruk yang terjadi di beberapa wilayah juga menjadi faktor penyebab keterlambatan ini.
”Ini menjadi efek domino, tetapi kami sedang melakukan penyesuaian. Kami berharap untuk besok dan dua hari ke depan, penerbangan bisa kembali normal,” kata Ikhsan.
Ikhsan juga menuturkan, saat ini, pihak Garuda Indonesia telah memberitahukan masalah ini kepada penumpang melalui SMS, media sosial, web dari Garuda Indonesia. Pihaknya juga akan melakukan delay management policy kepada semua penumpang yang terdampak seperti biaya kompensasi dan mengupayakan pemberangkatan penumpang pada beberapa penerbangan Garuda yang tersedia.
Namun, sejumlah penumpang yang dihubungi Kompas justru mempertanyakan profesionalisme Garuda menangani kekacauan jadwal penerbangan pada hari ini.
Salah seorang penumpang Garuda rute Jakarta-Yogyakarta, Hifdzil Alim, mengaku kecewa atas kekacauan jadwal penerbangan maskapai nasional itu hari ini. Hifdzil mengaku seharusnya dirinya berangkat dengan pesawat Garuda nomor penerbangan GA 212 pada pukul 14.20. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada kepastian kapan dia akan diberangkatkan ke Yogyakarta.
”Semestinya diberi tahu jauh sebelumnya kalau kemungkinan besar penerbangannya dibatalkan. Tetapi, ini tidak ada pemberitahuan. Masalah muncul ketika pesawat GA 214 boarding, tapi GA 212 belum boarding. Ternyata pesawat enggak diberangkatkan. Saya minta diterbangkan dengan pesawat berikutnya, tetapi itu pun enggak pasti,” ujar Hifdzil.
Semestinya diberi tahu jauh sebelumnya kalau kemungkinan besar penerbangannya dibatalkan. Tetapi, ini tidak ada pemberitahuan
Dia mengaku hanya diberi makanan berat sebagai bentuk kompensasi atas penundaan dan pembatalan penerbangannya ke Yogyakarta.
Sementara itu, calon penumpang di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, juga mengaku bingung atas kekacauan jadwal penerbangan Garuda. Salah seorang penumpang, Jacko Hutabarat, mengatakan, seharusnya dirinya berangkat menuju Jakarta dengan penerbangan pukul 17.00. Akan tetapi, sampai saat ini Jacko mengaku masih tertahan di Bandara Kualanamu.
”Mestinya boarding pukul 16.30 dengan pesawat GA 191. Tetapi, sampai sekarang belum ada kepastian. Tidak ada pemberitahuan dari Garuda. Mereka sunyi senyap. Buyar semua jadwal saya hari ini,” kata Jacko. (DD05)