JAKARTA, KOMPAS — Aktivitas dari Gunung Agung yang kembali menyemburkan abu vulknaik pada Minggu pagi membuat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menutup sementara aktivitas Bandara Internasional Lombok. Namun, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, masih tetap dibuka dan dapat menerima penerbangan.
Menurut Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso, penutupan Bandara Internasional Lombok dari segala aktivitas penerbangan terpaksa dilakukan untuk menjaga keselamatan penumpang. Penutupan itu dilakukan sejak Minggu (26/11) pukul 16.15 WIB atau 17.15 Wita hingga batas waktu yang belum ditentukan.
”Berdasarkan pengamatan, abu vulkanik dari letusan Gunung Agung, Bali, terbawa angin dan bergerak ke arah tenggara. Hal ini membuat penerbangan menuju Bandara Lombok tidak mungkin dilakukan karena faktor keselamatan,” ujar Agus saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu.
Agus menjelaskan, semburan abu vulkanik Gunung Agung tidak mengarah ke bandara ataupun jalur penerbangan sekitar Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Hal tersebut membuat Bandara Ngurah Rai masih dapat beroperasi.
Prosedur penutupan bandara ini dilakukan berdasarkan tiga laporan atau analisis. Pertama, laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kedua dari pilot maskapai penerbangan, dan ketiga dari bandar udara yang terdampak.
”Ketiga laporan tersebut menyebutkan adanya abu vulkanik yang berpotensi mengganggu jarak pandang penerbangan dan berbahaya untuk keselamatan penumpang,” kata Agus.
Agus menambahkan, tercatat hingga sore ini terdapat sekitar 30 penerbangan yang membatalkan keberangkatan karena alasan keselamatan. Maskapai tersebut antara lain Garuda Indonesia, AirAsia, KLM, Jet Star, dan Virgin.
Sementara ini, penerbangan yang sudah dijadwalkan menuju Bandara Lombok akan diturunkan di kota-kota terdekat, seperti Denpasar, Ambon, Semarang, Banyuwangi, Surabaya, Labuan Bajo, Balikpapan, dan Kupang.
Merusak mesin
Selain mengganggu jarak pandang, menurut Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono, abu vulkanik juga dapat merusak mesin pesawat. Abu vulkanik tersebut sangat berbahaya bagi pesawat karena komponen berupa partikel-partikel kecil yang ada di abu tersebut.
”Abu vulkanik yang terdiri dari debu atau partikel kecil lainnya bisa terserap ke dalam mesin pesawat. Akibatnya, mesin bisa rusak dan mati total saat sedang berada di udara,” kata Wisnu.
Sementara itu, terkait akan adanya penundaan ataupun pembatalan penerbangan dari atau ke Bandara Lombok, Agus mengharapkan pengertian dan kesabaran penumpang.
Penumpang diimbau untuk bekerja sama dengan tetap mematuhi aturan yang ditetapkan oleh operasional bandara karena hal ini merupakan bentuk penanganan keselamatan pertama (safety first) dalam penerbangan. (DD15)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.