Ekonomi RI Terus Membaik, Pengusaha Diminta Tingkatkan Investasi
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengusaha diminta optimistis terhadap perekonomian Indonesia sehingga tak ragu untuk meningkatkan investasi di Tanah Air. Perekonomian Indonesia ke depan diyakini akan semakin baik seiring dengan pulihnya perekonomian global.
”Secara umum, Indonesia berada pada trek pertumbuhan ekonomi yang membaik. Naik terus meskipun perlahan,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara dalam acara Asian Insight Conference 2017 yang digelar Bank DBS, di Jakarta, Selasa (21/11).
Perekonomian Indonesia ke depan diyakini akan semakin baik seiring dengan pulihnya perekonomian global.
Menurut Suahasil, pertumbuhan yang relatif lamban tersebut disebabkan tingkat konsumsi masyarakat yang masih rendah. Pertumbuhan konsumsi masyarakat per triwulan III-2017 sebesar 4,93 persen.
Namun, Suahasil yakin, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 akan mencapai 5,4 persen. Hal itu seiring dengan meningkatnya peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia. ”Misalnya, pasokan listrik harus cukup supaya investor confidence untuk berinvestasi di sini,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Lili Yan Ing, Staf Khusus Bidang Isu Strategis Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan, mengatakan, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pusat perdagangan (trade hub) di kawasan. Ia pun optimistis perekonomian Indonesia mampu menjadi tiga besar di Asia pada 2050.
Lili beranggapan, hal tersebut dapat terjadi karena Indonesia bakal mendapatkan bonus demografi dan produk domestik bruto (PDB) 15.000 dollar AS pada 2025. ”Pada 2025, sebanyak 50 persen penduduk Indonesia diperkirakan berusia di bawah 30 tahun. Mereka sangat produktif sekaligus konsumtif. Indonesia juga akan menjadi pasar yang sangat besar dengan populasi penduduk mencapai 300 juta jiwa,” katanya.
Namun Chatib Basri, pengamat ekonomi politik, mengingatkan, Indonesia jangan sampai terlena dengan iming-iming bonus demografi tersebut. ”Kita harus berhati-hati karena pada 2050, orang-orang di usia emas ini nantinya akan tua juga. Itu yang perlu diperhatikan. Ada risiko bahwa Indonesia bisa tua sebelum kaya,” ujar Chatib.
Ada risiko bahwa Indonesia bisa tua sebelum kaya.
Ia memperkirakan, pada 2050, pendapatan PDB per kapita Indonesia akan mencapai 20.000 dollar AS. Pencapaian ini masih tertinggal dari Jepang dan Korea Selatan karena saat mereka kekurangan jumlah penduduk, PDB per kapitanya sudah mencapai 40.000 dollar AS.
Chatib menjelaskan, jumlah penduduk usia tua yang tinggi dengan PDB per kapita yang rendah akan menambah beban negara. ”Penduduk usia produktif rendah, tetapi biaya pelayanan yang ditanggung oleh negara tinggi dengan banyaknya jumlah orang berusia tua.” (DD16)