Indonesia Salah Satu Negara Paling Atraktif untuk Berinvestasi
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
Di tengah ketidakpastian perekonomian global, Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang pertumbuhan ekonominya cukup stabil.
Tak hanya stabil, fondasi perekonomian Tanah Air juga semakin kokoh. Banyak pihak menilai, dalam beberapa tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin cepat. Bahkan, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk kembali menjadi macan Asia.
Kekokohan dan kestabilan perekonomian tentu menjadi modal Indonesia dalam menarik investasi, baik asing maupun domestik.
Bhima Yudistira Adhinegara, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil dalam enam tahun terakhir sehingga menjadi tempat yang menggiurkan untuk berinvestasi.
Kekokohan dan kestabilan perekonomian tentu menjadi modal Indonesia dalam menarik investasi, baik asing maupun domestik.
Selama periode tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu berada di atas angka 5 persen, kecuali pada 2015 saat pertumbuhan ekonomi berada di angka 4,88 persen. Pada kuartal III-2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,06 persen secara tahunan (year on year/yoy)
”Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan cukup tinggi itu terjadi di tengah tren negatif perekonomian global. Ini membuat Indonesia menjadi negara yang atraktif untuk berinvestasi,” kata Bhima.
Menurut Bhima, faktor utama yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil adalah konsumsi masyarakat yang kuat dan stabil.
Pada kuartal III-2017, sektor konsumsi rumah tangga menyumbang 55,56 persen dari struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
”Selama konsumsi rumah tangga kuat, perekonomian Indonesia akan kebal dari kondisi perekonomian global,” ujar Bhima.
Layak investasi
Indonesia makin atraktif karena semua lembaga pemeringkat dunia memberikan peringkat layak investasi (investment grade) kepada Indonesia.
Riset PwC Global 2017 tentang ”How Will the Global Economic Order Change by 2050” menempatkan Indonesia di urutan kelima negara dengan PDB terbesar di dunia pada 2030 dilihat dari keseimbangan daya beli (purchasing power parity).
Pada 2030, PDB Indonesia diprediksi mencapai 5,42 miliar dollar AS atau setara Rp 73.170 triliun, melampaui posisi Rusia, Jerman, dan Inggris. Posisi Indonesia hanya kalah dari negara China, Amerika Serikat, India, dan Jepang.
”Dengan keadaan dan potensi yang dimiliki Indonesia tersebut, investasi terutama modal asing (PMA) diharapkan bersifat jangka panjang,” ujar Bhima.
Bonus demografi
Selain PDB yang melonjak, Indonesia juga akan mendapatkan bonus demografi dalam waktu yang bersamaan. Data McKinsey Global Institute 2012 menunjukkan, pada 2030, sekitar 70 persen penduduk Indonesia merupakan penduduk dengan usia produktif, yaitu antara 15 tahun dan 54 tahun.
Ini akan membuat 90 juta penduduk Indonesia menjadi kelas menengah atau kelas konsumsi (consuming class).
Untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki Indonesia tersebut, seluruh elemen bangsa dituntut untuk bersama-sama menciptakan suasana kondusif di Tanah Air.
Pemerintah harus terus menjaga iklim investasi dengan memangkas berbagai hambatan dan mempermudah perizinan. Peringkat kemudahan berbisnis harus terus ditingkatkan.
Kondisi politik juga harus dijaga sehingga tidak menjadi kontraproduktif bagi perekonomian nasional. Mari mewujudkan harapan. (DD14)