Hujan Badai di Jakarta, Pohon Tumbang dan Perjalanan KRL Terganggu
JAKARTA, KOMPAS — Hujan badai di Jakarta pada Senin (13/11) sore tadi menyebabkan perjalanan kereta rel listrik jalur Tanah Abang-Rangkasbitung tertunda lebih dari satu jam. Hal ini terjadi karena sebuah pohon tumbang di jalur rel antara Stasiun Kebayoran dan Stasiun Pondok Ranji sehingga menimpa kabel listrik aliran atas. Kejadian berlangsung pukul 15.40-17.05 WIB. Pohon yang tumbang telah ditangani PT Kereta Commuter Indonesia bersama dinas pertamanan setempat.
”Perjalanan kereta tertahan lintas Tanah Abang-Rangkasbitung dan sebaliknya, tertunda lebih dari satu jam, dengan jumlah kereta yang seharusnya lewat 5-10 kereta,” kata VP Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunnisa, di Jakarta, Senin.
Perjalanan kereta tertahan lintas Tanah Abang-Rangkasbitung dan sebaliknya, tertunda lebih dari satu jam, dengan jumlah kereta yang seharusnya lewat 5-10 kereta.
Pohon tumbang juga terjadi di Jalan Bendi Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Berdasarkan pantauan Kompas, Senin pukul 20.00, pohon beringin berdiamater 2 meter dengan ketinggian hampir 8 meter itu tumbang menimpa kabel listrik. Batang pohon tersebut masih tergeletak di pinggir jalan dan sudah dipotong-potong oleh warga. Tumbangnya pohon di Jalan Bendi Raya tersebut menyebabkan kemacetan di Jalan Veteran dan sekitarnya selama tiga jam.
KRL terganggu
Dampak dari peristiwa itu adalah terjadinya antrean perjalanan bagi pengguna kereta rel listrik (KRL). Pihak KCI berupaya mengurai antrean KRL pada lintas tersebut. Sekitar 95.000 pengguna jasa melewati jalur tersebut setiap hari. KCI menyarankan penumpang yang tidak dapat menunggu agar menggunakan moda transportasi lain.
Kepala Stasiun Tanah Abang Cahyono mengatakan, saat ini lalu lintas kereta listrik lintas Stasiun Tanah Abang-Rangkasbitung dan sebaliknya sudah berjalan normal kembali. Sebelumnya, pada sore hari, perjalanan rangkaian kereta di jalur tersebut terhambat akibat adanya pohon tumbang di jalur kereta antara Stasiun Pondok Ranji dan Kebayoran.
”Mulai terhambat pukul 15.40-17.00 karena ada pohon tumbang. Jadi, ada antrean kereta di setiap stasiun. Hanya ada keterlambatan, tetapi tidak sampai terjadi pembatalan keberangkatan kereta,” tutur Cahyono.
Ia berharap, pemberangkatan terakhir rangkaian kereta commuter line dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Serpong pukul 23.30 tidak mengalami keterlambatan. ”Masih melihat situasi. Mungkin nanti jika dimungkinkan akan ada pemotongan rute agar tidak terjadi keterlambatan. Keputusan itu nanti akan diputuskan oleh pusat pengendalian di Stasiun Manggarai,” ucap Cahyono.
Dari pantuan Kompas di Stasiun Tanah Abang, pukul 18.00-19.35, tidak terjadi keterlambatan keberangkatan kereta. Kereta yang berangkat ke arah Rangkasbitung, Serpong, Parung Panjang, dan Maja secara teratur diberangkatkan setiap 15 menit.
Sementara itu, penumpukan penumpang kereta commuter line tujuan Stasiun Serpong, Maja, Parung Panjang, dan Rangkasbitung juga tidak terlihat. Penumpang menganggap, kepadatan kereta saat ini tidak terlalu berbeda dari hari yang lain.
”Tidak ada yang berbeda, sama saja, cukup lengang, dan saya masih bisa dapat tempat duduk. Saya juga tidak menunggu terlalu lama kereta yang akan saya naiki,” ujar Erwan (25), penumpang commuter line tujuan Rangkasbitung.
Terhambatnya perjalanan kereta commuter line relasi Stasiun Tanah Abang-Stasiun Rangkasbitung akibat pohon tumbang tidak memengaruhi perjalanan commuter line di rute yang lain.
Perjalanan commuter line relasi Stasiun Jatinegara-Stasiun Bogor, misalnya, tidak terpengaruh. Perjalanan tetap normal.
”Tidak ada hambatan. Kami menunggu tidak terlalu lama sehingga penumpang tidak terlalu menumpuk,” ujar Ahsan Paradipta (23), penumpang commuter line tujuan Stasiun Bogor.
Adapun situasi di ruang antrean pembelian tiket Stasiun Palmerah di lantai dua pada pukul 17.30 terlihat ramai seperti biasa karena merupakan jam pulang kantor. Akan tetapi, jalur perpindahan penumpang di lantai satu terlihat lebih ramai. Penumpang terlihat banyak yang berdiri mengantre hingga ke depan garis kuning batas tunggu kereta.
Kereta tidak beroperasi lebih dari satu jam sehingga menyebabkan penumpukan penumpang di beberapa stasiun. Ini juga terjadi di Stasiun Tanah Abang, yaitu stasiun pertama kereta berangkat ke arah Rangkasbitung. Kereta penuh sejak berangkat dari stasiun tersebut sehingga penumpang yang berada di Stasiun Palmerah, stasiun kedua yang dilewati kereta, sedikit sulit untuk naik kereta sejak pukul 17.05.
Kereta tidak beroperasi lebih dari satu jam sehingga menyebabkan penumpukan penumpang di beberapa stasiun. Ini juga terjadi di Stasiun Tanah Abang, yaitu stasiun pertama kereta berangkat ke arah Rangkasbitung.
Haris (54), seorang staf Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memilih untuk tetap menggunakan KRL walaupun mengetahui masalah keterlambatan kereta. Pria yang tinggal di Cisauk, Tangerang, ini merasa moda transportasi alternatif lainnya tidak efektif karena macet.
”Yang membuat lama adalah kereta tidak langsung berangkat. Kereta menunggu dulu, baru berangkat,” ujar Haris. Pria ini telah menunggu sekitar 40 menit di jalur 1 lintas Tanah Abang-Rangkasbitung di Stasiun Palmerah untuk menanti kereta yang cukup lowong untuk dinaiki.
Yoyon (34), konsultan di Bintaro, Jakarta Selatan, berangkat dari Stasiun Pondok Ranji sekitar pukul 16.30, sebelum pohon tumbang. Ia menyatakan, kereta melambat dan sempat berhenti pukul 16.13 ketika mencapai daerah Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
”Masinis memberitahukan, perjalanan terganggu karena ada pohon tumbang,” ucap Yoyon. Dia telah menunggu kereta di jalur 1 di Stasiun Palmerah sejak pukul 17.08 hingga terakhir ditemui pukul 18.09.
Pohon tumbang di Jalan Bendi Raya
Hujan lebat disertai angin kencang di beberapa daerah Jakarta mengakibatkan beberapa pohon tumbang dan papan reklame ambruk. Meski tidak ada korban jiwa, kejadian tersebut mengakibatkan kerusakaan material, seperti kabel listrik, mobil, dan gerobak pedagang. Masyarakat diimbau berhati-hati dan tidak berteduh di bawah pohon jika sedang terjadi hujan lebat.
Salah satu lokasi pohon tumbang adalah di Jalan Bendi Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Berdasarkan pantauan Kompas, Senin (13/11), pukul 20.00, pohon beringin selebar sekitar 2 meter dengan ketinggian hampir 8 meter itu tumbang menimpa kabel listrik. Batang pohon tersebut masih tergeletak di pinggir jalan dan sudah dipotong-potong oleh warga.
”Pohon tersebut tumbang dan menimpa gerobak saya. Kejadiannya sekitar pukul 16.00. Saat itu kondisinya sedang hujan lebat disertai angin kencang,” ujar Obar (38), tukang gorengan yang sedang berada di lokasi kejadian.
Obar mengatakan, ada dua pohon tumbang di sekitar Jalan Bendi Raya ketika itu. Selain menimpa gerobak dan kabel listrik, pohon tersebut juga menimpa dua mobil minibus. ”Untungnya tidak ada korban jiwa saat kejadian tersebut,” lanjutnya.
Ros (53), petugas keamanan, mengatakan, imbas dari tumbangnya pohon itu menyebabkan kemacetan parah sejak pukul 16.00 hingga 19.00. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk memotong pohon serta memindahkan batang pohon yang menghalangi jalan.
Kemacetan dari Jalan Bendi Raya hingga Cipulir. Selain itu, dari Jalan Bendi Raya menuju Rempoa juga macet total. Butuh sekitar 40 personel gabungan dari TNI, polisi, satpol PP, PPSU, dan warga untuk memindahkan batang pohon tersebut.
”Kemacetan dari Jalan Bendi Raya hingga Cipulir. Selain itu, dari Jalan Bendi Raya menuju Rempoa juga macet total. Butuh sekitar 40 personel gabungan dari TNI, polisi, satpol PP, PPSU, dan warga untuk memindahkan batang pohon tersebut,” tutur Ros.
Harjono, Ketua RT 007 RW 010 Jalan Bendi Raya, mengatakan, tumbangnya pohon tersebut mengakibatkan mati listrik. Hingga pukul 20.00, sekitar 10 rumah mati listrik karena pohon tumbang itu. Kejadian pohon tumbang di daerah tersebut juga pernah terjadi di sekitar Taman Bendi.
”Saya sudah mengimbau warga agar tidak berjualan atau parkir di bawah pohon, khususnya ketika sedang musim hujan seperti ini,” ucap Harjono.
Berdasarkan akun Twitter Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (@BPBDJakarta), di daerah Jalan Panjang, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sebuah papan reklame ambruk. Menurut informasi, tidak ada korban jiwa akibat ambruknya papan reklame tersebut.
Jakarta Selatan masuk musim hujan
Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko menyatakan, Jakarta telah memasuki musim hujan dengan puncak pada pertengahan November hingga Februari nanti. Namun, Jakarta bagian selatan telah lebih dahulu masuk musim hujan dibandingkan daerah lain sehingga hampir setiap hari terjadi hujan. Ini karena topografi Jakarta bagian selatan lebih tinggi daripada daerah lain. Akibatnya, daerah ini memiliki penguapan dan kelembaban yang lebih tinggi.
Jakarta telah memasuki musim hujan dengan puncak pada pertengahan November hingga Februari nanti. Namun, Jakarta bagian selatan telah lebih dahulu masuk musim hujan dibandingkan daerah lain sehingga hampir setiap hari terjadi hujan.
”Secara umum, kondisi cuaca di Jakarta memang untuk tiga hari depan berpotensi hujan, terutama siang dan malam hari, didominasi hujan sedang dan sangat lebat,” ujar Hary.
Menurut dia, hujan akan dimulai dari sisi bagian selatan dan barat Jakarta. Lalu, akan bergeser ke wilayah lain sehingga merata.
Adapun wilayah Jakarta Utara baru akan memasuki awal musim hujan atau masa transisi dari musim kemarau pada pertengahan November. Ini membuat intensitas hujan terjadi hanya pada siang dan menjelang malam pada saat ini. (DD13/DD14/DD05)