Tol Jakarta-Cikampek Ditargetkan Rampung April 2019
BEKASI, KOMPAS — PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek menargetkan pengerjaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated rampung pada April 2019. Karena itu, pembangunan tol layang sepanjang 38 kilometer itu terus dikebut.
Pemimpin proyek Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Iwan Dewantoro mengatakan, progres pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated hingga 4 November 2017 sudah mencapai 14,49 persen atau melampaui target yang ditetapkan, yakni 13,1 persen. ”Pembangunan tol elevated ini terbagi dalam 10 zona dan dilakukan serentak,” ujar Iwan saat ditemui di kantornya di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/11).
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dimulai dari simpang susun Cikunir di Kilometer 9+500 hingga Kilometer 47+500 di Karawang Barat. Tol itu ditujukan bagi pengendara jarak jauh sehingga tidak akan ada gerbang tol keluar di sepanjang jalan. ”Pengguna tol yang ingin ke Bandung atau menuju Cipali bisa langsung lewat atas, sedangkan untuk jarak pendek bisa tetap lewat bawah di Tol Jakarta-Cikampek yang biasa,” ucap Iwan.
Berdasarkan pantauan, tampak sejumlah alat berat di median Tol Jakarta-Cikampek untuk mengebut pengerjaan tol layang tersebut. Setelah Tol Jakarta-Cikampek II Elevated rampung, Iwan mengungkapkan, kepadatan kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek saat ini akan berkurang 40 persen karena diproyeksikan beralih menggunakan tol layang.
Kendati demikian, adanya pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang bersamaan dengan proyek kereta ringan (light rail transit) dan pemeliharaan jalan di Tol Cikampek membuat kemacetan kian tak terhindarkan, terutama saat jam sibuk, pagi dan sore hari.
Hamluddin (37), warga Jatiasih, Kota Bekasi, mengeluhkan kemacetan di tol yang semakin parah. Sebagai gambaran, ia harus menempuh waktu 1,5 jam hingga 2 jam dari Gerbang Tol Jatiwarna hingga Gerbang Tol Bekasi Timur.
”Sebelum ada proyek di dalam tol tersebut, paling waktu tempuh hanya 45 menit, tetapi sekarang sudah 1,5 jam sampai 2 jam,” kata Hamluddin saat ditemui, Jumat (10/11).
Hamluddin mengaku kerap memilih melintasi jalan biasa begitu mengetahui Tol Jakarta-Cikampek didera kemacetan. ”Malah lebih cepat lewat jalan biasa. Kalau lewat tol sekarang hampir pasti kena macet,” ujar Hamluddin yang bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Kota Bekasi.
Iwan mengatakan, untuk menyiasati pelaksanaan proyek yang berbarengan dengan pembangunan kereta ringan, pengiriman box girder yang besar dilakukan pada malam hari pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Jika sampai terjadi kemacetan yang parah di Tol Jakarta-Cikampek, pihak Jasa Marga akan menyiapkan rekayasa lalu lintas.
Tantangan proyek soal manajemen lalu lintas
Konstruksi proyek Tol Jakarta-Cikampek II yang dibangun elevated atau layang memulai tahap konstruksi dengan kemajuan 14,49 persen per 4 November 2017. Tantangan bagi proyek yang dibangun di atas Tol Jakarta-Cikampek ini adalah bagaimana agar lalu lintas yang terdampak pembangunan tetap terkendali.
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, atau Japek II, dibangun dari Cikunir hingga Karawang Barat, sepanjang 38 kilometer, di atas Tol Jakarta-Cikampek yang dioperasikan sejak 1988. Memanfaatkan ruang yang ada di atas tol lama, mau tidak mau, pembangunan pun akan berdampak terhadap lalu lintas kendaraan dari Jakarta ke arah Cikampek dan sebaliknya.
Kepala Subbidang Pengawasan Konstruksi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bambang Yudo, di Jakarta, Jumat, mengatakan, pembangunan tol layang dilakukan di area kosong. ”Namun, pelaksanaan konstruksi berdampak pada lalu lintas. Ini jadi tantangan,” kata Bambang.
Bambang mengatakan, untuk meminimalkan gangguan lalu lintas, pelaksanaan konstruksi tidak dimulai begitu saja. Namun, dari empat lajur (di setiap jalur) di Tol Jakarta-Cikampek, dibuat terlebih dahulu satu jalur tambahan. Dengan demikian, saat jalur untuk daerah kerja ditutup tetap ada empat lajur yang tersedia bagi kendaraan.
Dari empat lajur (di setiap jalur) di Tol Jakarta-Cikampek, dibuat terlebih dahulu satu jalur tambahan. Dengan demikian, saat jalan digunakan untuk daerah kerja tetap ada empat lajur bagi kendaraan.
Berdasarkan data BPJT, konstruksi terbagi dalam 10 zona, yang melewati sejumlah daerah, seperti Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Utama, Cikarang Barat, Cibatu, Cikarang Timur, dan Karawang Barat. ”Pelaksanaan konstruksi tidak serempak seluruhnya, antara lain agar tidak semua ruas terganggu,” kata Bambang.
Tol Japek II, dengan nilai investasi sekitar Rp 13 triliun, ditargetkan dapat beroperasi April 2019. Nantinya kendaraan dari Jakarta yang hendak ke arah Karawang Barat dan sebaliknya memiliki opsi untuk melewati Tol Japek II. Apabila melewati jalur itu, kendaraan tidak akan terhambat oleh antrean di sejumlah simpang susun atau tempat istirahat (rest area).
Nantinya, kendaraan dari Jakarta yang hendak langsung ke Karawang Barat dan sebaliknya memiliki opsi untuk melewati Tol Japek II. Kendaraan tak akan terhambat sejumlah antrean di simpang susun atau rest area.
Namun, bagi kendaraan yang tidak terburu-buru atau hendak ke tempat istirahat, serta keluar ke sejumlah gerbang tol yang ada, dipersilakan melewati Tol Japek lama.
Bambang menjelaskan, tujuan pembangunan Tol Japek II adalah menambah kapasitas jalan. ”Selain itu, kami melihat banyak pertumbuhan ekonomi baru, seperti Cibitung, Karawang Timur, dan Karawang Barat, yang rata-rata daerah industri. Karena itu, kami membuat tol yang dapat mengakomodasi kendaraan langsung dari Jakarta ke Dawuan atau sebaliknya,” ujar Bambang.
Selama ini, lanjut Bambang, kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek umumnya terjadi dari Jakarta hingga Karawang Barat. Sebab, selain merupakan daerah industri yang dilintasi kendaraan-kendaraan besar, area permukiman juga kian berkembang. Namun, setelah Karawang Barat, lalu lintas ke arah Cikampek atau Bandung cenderung lancar.
Berdasarkan data BPJT, selama ini ada sekitar 500.000 transaksi per hari di Tol Jakarta-Cikampek sehingga tol baru pun diperlukam untuk mengurangi kepadatan tersebut.
Selama ini ada sekitar 500.000 transaksi per hari di Tol Jakarta-Cikampek sehingga tol baru pun diperlukam untuk mengurangi kepadatan.
Bambang menambahkan, meski pelaksanaan konstruksi dilakukan bertahap, pengoperasian diharapkan dapat dilakukan pada April 2019. Hingga 4 November, konstruksi telah mencapai 14,49 persen, atau di atas rencana, yakni 13,39 persen. Sejumlah steelbox girder juga sudah dipasang di sejumlah ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapat kredit dari sindikasi perbankan. Kredit itu akan digunakan untuk membangun Tol Layang Jakarta-Cikampek II milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
”Kami mendapatkan tugas membangun tol layang ini sepanjang 19 km dari Cikunir hingga Cikarang Utama. Kami membutuhkan anggaran Rp 6,7 triliun. Kami mendapat kucuran kredit Rp 5,14 triliun dari sindikasi perbankan,” kata Direktur Keuangan Waskita Karya Tunggul Rajagukguk (Kompas, 8 November).