TANGERANG, KOMPAS — Tujuh pasien korban kebakaran pabrik kembang api di Pergudangan 99, Jalan Raya Salembaran, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, sampai Jumat (27/10) masih menjalani perawatan intensif di RSUD Kabupaten Tangerang di Kota Tangerang, Kamis. Korban yang terdiri dari lima perempuan dan dua lelaki itu dirujuk dari RSIA Bun, Kosambi, karena luka bakar yang dialami mencapai 30 hingga 80 persen.
”Para pasien korban kebakaran ini datang sejak pukul 11.50 setelah dirujuk dari RSIA Bun,” kata Fauziah Wulansari, petugas Pusat Krisis RSUD Kabupaten Tangerang. Ketujuh pasien korban kebakaran itu adalah Nurhayati (20) dan Atin Puspita (32) yang mengalami luka bakar 80 persen; Lilis (22) dan Siti Fatimah (15) mengalami luka bakar 60 persen, Sami (35) luka bakar 50 persen, serta Khadiman (25) dan Anggi (18) mengalami luka bakar 40 persen.
Pasien yang pertama masuk ke RSUD adalah Lilis pada Kamis sekitar pukul 13.10, selanjutnya Fatimah yang tiba pukul 13.25. Menyusul Atin Puspita datang pukul 13.55. Kemudian, Anggi dan Khadiman tiba pukul 14.20. Sementara Sami dan Nurhayati datang 10 menit kemudian.
Sementara itu, tidak satu pun korban jiwa dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang. ”Semua korban yang meninggal langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri RS Soekanto, Kramatjati, di Jakarta Timur,” ucap Fauziah.
Dokter Hilman, Koordinator SDM IGD RSUD Kabupaten Tangerang, mengatakan, Atin Puspita harus menjalani operasi karena kaki dan tangannya membengkak. Operasi dilakukan untuk mengangkat pembungkus otot agar mengeluarkan cairan yang menghambat aliran darah.
Nurhayati dan Fatimah kini berada di ruangan ICU. Pasien lainnya, Lilis, Khadiman, dan Anggi, dipindahkan ke ruangan rawat inap Soka. ”Tindakan yang kami lakukan adalah melakukan stabilitasi dengan memberikan cairan,” ujar Hilman.
Di RSUD Kabupaten Tangerang, banyak keluarga yang datang menanyakan anggota keluarganya yang menjadi korban kebakaran. ”Ada 11 keluarga korban datang ke sini menanyakan anggota keluarganya,” kata Fauziah. Salah satunya Sari (35), ibunda korban Uniati dan Nilasari. ”Saya sudah mencari di RSIA Bun dan RS Mitra, tetapi keduanya tidak ada,” kata Sari.
Setelah mencari nama kedua anaknya itu tetapi tidak ada di dalam daftar pasien korban kebakaran, pihak keluarga pun dipersilakan oleh Fauziah untuk mencari korban di RS Polri Kramatjati.
Pihak keluarga pulang dengan wajah lesu karena anggota keluarganya tidak ada di RSUD Tangerang. Adapun keluarga dari ketujuh korban menunggu di halaman rumah sakit, kecuali keluarga dari Khadiman.
Bupati Tangerang kunjungi korban
Kamis malam, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengunjungi korban kebakaran pabrik pengemasan kembang api di RSUD Kabupaten Tangeng, Kelurahan Sukasih, Kota Tangerang.
Kepada wartawan seusai melihat kondisi pasien, Zaki menuturkan, pihaknya belum berbicara dengan pasien karena masih dalam kondisi shock akibat kejadian yang menimpa mereka. ”Jadi, jangan dulu nanya-nanya ke korban karena mereka masih shock dengan kejadian ini,” ujarnya.
Menurut Zaki, begitu terjadi kebakaran sampai saat ini, pihaknya mendahulukan untuk mengendalikan api pada pagi hari. Selanjutnya, evakuasi dan identifikasi korban.
Saat kejadian, lanjut Zaki, pihaknya langsung berkoordinasi dengan semua pihak, sementara korban langsung dievakuasi dari tempat kejadian ke rumah sakit terdekat, yakni RSIA Bun dan RS Mitra Husada, Kosambi.
”Korban yang masih hidup dan mengalami luka bakar parah langsung dirujuk ke RSUD. Sementara korban yang meninggal dibawa ke RS Polri karena RSUD Tangerang tidak mampu menangani forensik dalam jumlah korban yang banyak,” tuturnya.