Skystar Ventures UMN Ingin Cetak Lebih Banyak ”Start Up”
JAKARTA, KOMPAS — Inkubator Skystar Ventures Universitas Multimedia Nusantara Gading Serpong, Tangerang, ingin mencetak lebih banyak start up lokal dari Indonesia. Harapan itu disampaikan Executive Director Skystar Ventures UMN Geraldine Oetama ketika dimintai komentarnya tentang penghargaan International Council for Small Business Presidential Award 2017 yang diterima inkubator tersebut.
”Kami sangat menghargai award yang diberikan Menteri Koperasi dan UKM. Semoga support terhadap program inkubator Skystar Ventures membuat kami mampu mengembangkan lebih banyak start up lokal dari Indonesia,” kata Geraldine Oetama kepada Kompas, Rabu (25/10) malam.
Kami sangat menghargai award yang diberikan Menteri Koperasi dan UKM. Semoga support terhadap program inkubator Skystar Ventures membuat kami mampu mengembangkan lebih banyak start up lokal dari Indonesia. (Geraldine Oetama)
Skystar Ventures UMN meraih penghargaan dalam bidang Researcher and Academician. Penghargaan diberikan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, MarkPlus Inc, serta ICSB Indonesia di SMESCO Jakarta, Selasa (24/10), dan diterima Executive Director Skystar Ventures Geraldine Oetama. Penghargaan ini prestasi baru bagi Skystar Ventures dan diharapkan makin memacu Skystar untuk terus memberikan kontribusi pada peningkatan jumlah entrepreneur Indonesia di bidang digital dan teknologi.
Salah satu langkah yang hingga saat ini dilakukan oleh Skystar Ventures UMN untuk menambah jumlah technopreneur adalah dengan mengajak mahasiswa UMN bergabung alam program Skystar Ventures agar mereka mendapatkan pengetahuan lebih banyak untuk membangun start up.
Pemberian ICSB Presidential Award 2017 ini bagian dari rangkaian Gebyar UKM Indonesia 2017 di 18 kota besar di Indonesia. Di Jakarta, acara ini dihadiri Sekretaris Kemenkop dan UKM Agus Muharram, Direktur Utama LLP-KUKM Kemenkop dan UKM Emilia Suhaimi, Deputi Pemasaran Kemenkop dan UKM I Wayan Dipta, President of ICSB Indonesia Hermawan Kartajaya, dan Chairman Yayasan Dharma Bhakti Astra Henry Widjaja.
Wadah wirausaha kreatif
Skystar Ventures adalah wadah wirausaha kreatif berbasis teknologi di Indonesia, yang didirikan UMN dan didukung Kompas Gramedia, untuk menarik minat anak muda di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Sejalan dengan misinya, Skystar Ventures bertujuan mengembangkan ekosistem usaha rintisan di Indonesia.
Skystar Ventures UMN merupakan program inkubasi yang pertama dibangun di kampus perguruan tinggi di Indonesia. Kampus lain juga memiliki program inkubasi, tetapi umumnya tidak ada tindak lanjut. Kampus-kampus lain juga baru memulai, tetapi acap kali mismanajemen.
Semua mahasiswa UMN dari lintas program studi (prodi) diwajibkan mengambil kelas entrepreneurship. Mereka diharuskan membangun ide bisnis dan mewujudkannya. Dari dua batch selama dua tahun, sudah terbentuk 15 tim start up, masing-masing beranggotakan 3-5 mahasiswa. Saat ini yang masih berjalan tim-tim lainnya. Apabila mereka kesulitan mengatur waktu, Skystar Ventures memberikan kesempatan kepada mereka untuk lulus terlebih dahulu. Yang penting, mereka sudah paham usaha rintisan.
Program inkubasi Skystar Ventures berupa pelatihan (training), mentorship, penyediaan fasilitas tempat kerja, sampai akses ke jaringan profesional. Intinya, Skystar Ventures membantu para pendiri mengembangkan ide dan kapabilitas di bidang teknologi informasi.
Banyak anak muda yang memulai usaha rintisan tidak mendapatkan pelatihan dan pengetahuan tentang bisnis. Setelah mereka lulus dari UMN, apa yang akan mereka kerjakan?
”Di Indonesia, keterampilan dalam bidang teknologi komunikasi informasi masih relatif rendah, sementara tenaga yang ahli di bidang ini banyak dibutuhkan,” kata Geraldine Oetama, Executive Director Skystar Ventures. Usaha rintisan di Indonesia saat ini jumlahnya masih relatif kecil, padahal pasar Indonesia sangat besar. Inilah saatnya untuk mengedukasi.
Market di dunia teknologi komunikasi dan informasi sangat besar, tetapi belum banyak yang memulainya dari kurikulum di bidang edukasi, program inkubasi, mentoring, dan foundation. Melalui SkyStar Ventures di Universitas Multimedia Nusantara, kami membangun ekosistem start up.
Geraldine Oetama berpendapat, market di dunia teknologi komunikasi dan informasi sangat besar, tetapi belum banyak yang memulainya dari kurikulum di bidang edukasi, program inkubasi, mentoring, dan foundation. ”Melalui SkyStar Ventures di Universitas Multimedia Nusantara, kami membangun ekosistem start up,” katanya.
”Kami lebih fokus pada internet dan mobile base. Tahap dini, re-engine dari ide ke prototipe. Tujuannya untuk meningkatkan skill dan kapabilitas. Kenapa? Banyak kualitas pendidikan perguruan tinggi di bidang teknologi informasi masih teori,” kata Geraldine Oetama. (Kompas, 22 Juni 2016)
Enam bulan
Peserta program inkubasi di Skystar Ventures dibantu profesional yang sudah sukses dalam bidangnya. Mereka mulai mengerjakan bisnis kecil-kecilan. Adapun Skystar Capital membantu dalam pendanaan awal dan keahlian bisnis. Delapan puluh persen para mentor adalah pendiri usaha rintisan yang berhasil dan pernah gagal. Dengan demikian, peserta program inkubasi mendapatkan pengalaman yang nyata.
Program ini dimulai dengan business competition pada akhir 2013. Peserta kompetisi ini di antaranya DreamBox dan IniGame, yang sampai sekarang bisnisnya berjalan dengan lancar.
Yovita Surianto, Program Manager Skystar Ventures UMN, menjelaskan, program inkubasi itu berdurasi enam bulan. ”Kami fokus membantu mahasiswa UMN dan juga dari luar UMN, mulai dari proses pengembangan ide, validasi, sampai mengembangkan produk-produk yang diinginkan customer. Program mentoring dan coaching ini dilakukan satu atau dua minggu sekali selama dua-tiga jam dengan mempertemukan start up dengan entrepreneur. Kami membantu mahasiswa agar mereka punya kapasitas,” ujarnya.
Topik workshop yang dilakukan Skystar Ventures secara intensif setiap minggu beragam, mulai dari marketing, business development, sampai cara membangun tim. Semua topik ini relevan dengan bisnis usaha rintisan yang dibangun.
Workshop dilakukan mentor-mentor Skystar yang jumlahnya 60 orang. Sebagian besar adalah pendiri usaha rintisan yang pernah gagal dan kini berhasil serta praktisi yang terlibat program inkubasi Skystar Ventures.
Dengan mentorship, fasilitas kerja, dan network yang diberikan, Skystar Ventures berharap lebih banyak pendiri muda mengembangkan usaha rintisannya lebih baik dan lebih profesional.
Kurikulum yang diterapkan dalam program ini dibangun menggunakan metodologi lean start up. Peserta belajar bagaimana memvalidasi ide, mewawancarai customer, dan bagaimana mendapatkan customer. Di sinilah pengelola Skystar melihat bagaimana usaha rintisan bisa berkembang. Mereka belajar mencari solusi dari berbagai masalah yang ada, dari hal logistik, komunikasi, media, sampai pada inefisiensi anggaran.
Dengan mentorship, fasilitas kerja, dan network yang diberikan, Skystar Ventures berharap lebih banyak pendiri muda mengembangkan usaha rintisannya lebih baik dan profesional. ”Itu berarti kami menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan sumber daya manusia. Di emerging country seperti Indonesia, lulusan perguruan tinggi banyak memilih menjadi PNS. Melalui program ini, kami mempromosikan mahasiswa untuk menjadi wirausaha, entrepreneur. Kami ingin memajukan start up Indonesia melalui edukasi,” kata Geraldine Oetama.
Di emerging country seperti Indonesia, lulusan perguruan tinggi banyak memilih menjadi PNS. Melalui program ini, kami mempromosikan mahasiswa untuk menjadi wirausaha, entrepreneur. Kami ingin memajukan start up Indonesia melalui edukasi.
William Eka, Associate Director Skystar Capital, yang juga salah satu mentor Skystar Ventures, mengatakan, di kampus lain, mahasiswa masih berkutat pada teori dari profesor dan pengajar. Namun, di UMN, peserta inkubasi di Skystar Ventures langsung ”dicemplungin”. Mereka didampingi 60 mentor yang ahli dalam teori dan praktisi bisnis. Bantuan praktisi bisnis itu sangat membantu. Inilah yang membedakan Skystar Ventures dengan program inkubasi lainnya. (UMN/KSP)
https://youtu.be/oyPdfjeLvRA