YOGYAKARTA, KOMPAS — Masyarakat di pesisir selatan Laut Jawa diminta untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi dan cuaca buruk yang sewaktu-waktu dapat terjadi di wilayah mereka. Para nelayan diminta mewaspadai kondisi tersebut demi mencegah terjadinya kecelakaan laut.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono, Senin (9/10), mengatakan, saat ini angin berembus kencang dari arah timur laut menuju tenggara dengan kecepatan mencapai 20 knot atau sekitar 37 kilometer per jam.
Peringatan dini gelombang tinggi di pantai selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta. ”Kecepatan angin ini dapat memicu gelombang tinggi hingga 3,5 meter. Perairan yang terdampak paling parah terjadi di pantai selatan Cilacap dan Yogyakarta,” ujarnya.
Joko memprediksi kondisi ini akan terjadi hingga akhir Oktober. Karena itu, nelayan tradisional diharapkan agar selalu waspada.
Cuaca di pesisir, ujar Joko, tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya patokan sebelum nelayan memutuskan jadi tidaknya melaut. ”Angin kencang terjadi di tengah laut meski beberapa menit sebelumnya masih teduh,” ujarnya.
Ketua Nelayan Pantai Baron, Gunung Kidul, DIY, Sumardi mengatakan, sebagian nelayan masih tetap melaut meski gelombang tinggi. Pasalnya, sejak akhir September kondisi laut selatan Pulau Jawa sedang memasuki musim tangkap ikan. ”Informasi soal gelombang tinggi dan imbauan untuk hati-hati selalu kami sampaikan, tapi kalau masih ada musim ikan, nelayan pasti tetap melaut,” ujarnya.
Tapi kalau masih ada musim ikan, nelayan pasti tetap melaut.
Potensi bahaya di Lampung
Senada dengan itu, BMKG Lampung juga memperingatkan potensi bahaya gelombang tinggi dan angin kencang di perairan Lampung. Nelayan dan wisatawan diminta mewaspadai risiko kecelakaan laut yang dapat membahayakan keselamatan jiwa.
”Ketinggian gelombang berkisar 2 meter hingga 3,5 meter dan kecepatan angin dari 10 hingga 30 knot,” ujar petugas prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Lampung Neneng Kusrini. Jika dikonversi, 30 knot setara dengan 55,56 kilometer per jam karena 1 knot sama dengan 1,85 km per jam.
Menurut data prakiraan cuaca BMKG Maritim Lampung, gelombang tinggi disertai angin kencang terjadi di Selat Sunda bagian utara dan selatan, perairan barat Lampung, dan Samudra Hindia bagian barat. Gelombang tertinggi terpantau di wilayah perairan barat Lampung. Di kawasan itu, gelombang laut dapat mencapai lebih dari 3 meter.
Sementara itu, gelombang di perairan timur Lampung relatif normal. Di wilayah itu, ketinggian gelombang hanya 0,25-0,5 meter dan kecepatan angin 2-10 knot. Kondisi itu diperkirakan terjadi selama tiga hari ke depan.
Neneng mengingatkan nelayan untuk tidak membahayakan keselamatan nelayan. Karena itu, nelayan diminta tidak nekat melaut apabila hujan lebat disertai angin kencang datang.
Wisatawan
Selain nelayan, wisatawan yang sedang berlibur di perairan barat Lampung juga patut mewaspadai gelombang tinggi dan angin kencang. Apalagi, pesisir di wilayah bagian barat Lampung, antara lain di Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Tanggamus menjadi salah satu destinasi wisata favorit.
Sejumlah destinasi yang ramai dikunjungi di antaranya Pantai Tanjung Setia, Pulau Pisang, Labuhan Jukung di Pesisir Barat, serta Teluk Kiluan dan Gigi Hiu di Tanggamus.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pesisir Barat Audi Marpi, saat dihubungi dari Bandar Lampung, mengatakan, pemerintah daerah telah berkordinasi dengan pengelola tempat wisata dan BPBD Pesisir Barat untuk mencegah kecelakaan laut. Selain menyiagakan personel di titik rawan, pihak pengelola diminta mengimbau pengunjung agar tidak berenang terlalu jauh saat gelombang tinggi.
Peringatan di Banten
Secara umum, gelombang tinggi diprediksi melanda pesisir, mulai dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten, hingga Lampung.
Prakirawan BMKG Serang Widia Khairunnisa di Serang, Banten, mengatakan, ketinggian gelombang di perairan Banten bagian selatan berkisar mulai 2,5 meter hingga 4 meter. Gelombang sudah tergolong tinggi jika sudah lebih dari 2 meter.
Widia mengatakan, kondisi itu seiring dengan mulai terjadinya musim hujan di sebagian Banten. Musim hujan sudah berlangsung di Kabupaten Lebak bagian tengah dan selatan, Kabupaten Pandeglang bagian tengah dan selatan, serta Kabupaten Serang bagian selatan.
Ketua Bidang Nelayan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pandeglang Nawawi Nurhadi mengatakan, gelombang tinggi terjadi di Pandeglang bagian selatan, antara lain di Kecamatan Cikeusik, Cibitung, dan Sumur. Gelombang dengan ketinggian sekitar 2 hingga 3 meter sudah terjadi sejak tiga pekan lalu. ”Cukup mengganggu nelayan beraktivitas. Nelayan di daerah-daerah yang gelombangnya tinggi harus berhati-hati,” katanya.