Glodok Tetap Kuat Mendorong Berputarnya Roda Perekonomian Jakarta
Oleh
windoro adi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jakarta boleh selalu bangga dengan kawasan-kawasan unik yang dimilikinya. Salah satu kawasan khas dan berperan penting bagi ibu kota ini adalah pusat perniagaan Glodok. Meskipun dalam sekitar 15 tahun terakhir ada penurunan jumlah perputaran uang di kawasan di Tamansari, Jakarta Barat ini yang lekat dengan kawasan pecinan dan Kota Tua, tetapi dalam sumbangan total kepada perekonomian Jakarta masih cukup tinggi. Dari nilai transaksi ekonomi setiap hari sebesar Rp 6 triliun di Jakarta, sebantak 30 persen di antaranya berlangsung di kawasan Glodok.
Demikian diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia, DKI, Doni Yuwono, Selasa(3/10). Menurut dia, sejak awal tahun 2000-an peredaran uang dan atau transaksi ekonomi, mulai menyebar di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kalau sebelum tahun 2000 peredaran uang di Jakarta mencapai 60 persen dari total peredaran uang di Indonesia, sementara 60 persen jumlah peredaran uang di kawasan Glodok mencapai 60 persen dari jumlah peredaran uang di Jakarta, maka setelah tahun 2000, perbandingannya berubah.
"Setelah tahun 2000, terutama sejak tahun 2008, Jakarta hanya menguasai 40 persen dari jumlah peredaran uang dan atau transaksi ekonomi di Indonesia. Demikian pula kawasan sejumlah sentra perniagaan di Glodok. Kini tinggal sekitar 30 persen dari jumlah transaksi ekonomi dan atau jumlah peredaran uang di Jakarta," papar Doni.
Meski demikian Doni mengakui, kawasan Glodok masih terunggul dalam soal perputaran uang niaga di banding sentra sentra perniagaan lain di Jakarta.
Hal ini karena sentra sentra perniagaan Glodok adalah pasar niaga grosir yang memiliki jaringan perdagangan langsung dari negara produsen asal.
"Selain itu, para pengelola dan pemilik sentra sentra perniagaan di Glodok juga mengembangkan bisnisnya di sentra sentra perniagaan di luar Glodok. Oleh karena itu tampak dalam transaksi ekonomi niaga mereka, Glodok masih menjadi transaksi pengendali perniagaan di Jakarta," ucap Doni.
Kawasan khusus
Direktur Pemasaran Sentra Perniagaan Harco dan Sentra Perniagaan LTC (Lindetives Trade Centre) Glodok, Hendry Trie Asmono, menjelaskan, ada sejumlah pusat perniagaan grosir di Glodok yang masing masing memiliki kekhususan. Kawasan Pinangsia dikenal sebagai kawasan produk sanitari, handel pintu, kunci kunci, dan lampu lampu hias, dan taman. Glodok Plaza sebagai sentra produk elektronik, Orion Plaza sebagai sentra produk sound system, Glodok Merlin sebagai sentra alat alat berat,
Glodok City sebagai sentra perangkat play station dan games, Hayam Wuruk Indah sebagai sentra penjualan pipa pipa dan plat plat baja dan besi, serta suku cadang alat alat berat. Glodok Jaya sebagai sentra mur baut, alat pertukangan dan mekanik, serta pemadam kebakaran.
"Sentra sentra produk khusus tersebut bermuara di LTC. Di pintu masuk I dan II misalnya, menjadi pusat penjualan produk alat berat," tutur Hendry.
Triliunan
Ia juga menjelaskan rencana perluasan sentra perniagaan Harco Glodok dari hanya tiga lantai menjadi 17 lantai yang tujuh lantai di antaranya digunakan sebagai sentra perniagaan dengan fasilitas parkir dan bongkar muat barang.
Ke tujuh lantai terdiri dari 2000 unit toko. "Saat ini 70 persen dari unit toko sudah membuka usaha. Sisanya sudah terjual habis," ujar Hendry.
Menurut dia, omset para pedagang di masing masing toko yang sudah buka di Harco setiap hari sekurangnya Rp 20 juta. Dengan kata lain, 1.400 pedagang yang sudah aktif berdagang setiap hari, beromset Rp 28 miliar. Sementara di LTC ada 3000 pedagang dengan omset yang sama atau dengan total omset, Rp 60 miliar. Dengan demikian total omset para pedagang di Harco dan LTC setiap hari mencapai Rp 88 miliar.
"Ini baru omset para pedagang di tujuh lantai Harco Glodok dan LTC ya? Belum seluruh sentra sentra perniagaan di Glodok yang jumlahnya sekitar 10 sentra perniagaan," ucap Hendry. Oleh karena itu ia sependapat dengan Doni yang memperkirakan perputaran uang dan atau transaksi ekonomi di seluruh sentra perdagangan di Glodok mencapai Rp 2 triliun setiap hari.
Doni mengakui, tiga tahun lalu kawasan sentra sentra perniagaan di Glodok sempat merosot karena kondisi ekonomi dunia dan situasi politik di Tanah Air, terutama di Jakarta. Tetapi setelah itu, kegiatan perdagangan, jasa perbaikan dan perakitan di Glodok, berangsur pulih. (WIN)