Panda Cai Tao dan Hu Chun Telah Diterbangkan ke Indonesia
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
WOLONG, KOMPAS — Dua panda raksasa China, panda jantan Cai Tao dan Hu Chun yang sama-sama berusia 7 tahun, kini dalam penerbangan menuju Indonesia. Keberangkatan dua satwa pemakan bambu itu dilepas dengan acara perpisahan yang meriah. Mereka dijawalkan tiba di Jakarta, Kamis (28/9) pagi ini, dan akan disuguhi acara penyambutan resmi.
Demikian pantauan Kompas di Wolong Panda Base, Wolong, Kabupaten Wechuan, Provinsi Sichuan, China, Rabu (27/9). Dua satwa berstatus Appendix I CITES itu mulai dimasukkan ke dalam kandang khusus untuk penerbangan, dengan panjang 180 cm, lebar 125 cm, dan tinggi 150 cm, Rabu sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Proses pemindahan dua satwa kebanggaan ”Negeri Tirai Bambu” itu dilakukan oleh sejumlah perawat dan dokter hewan di Wolong Panda Base.
Awalnya, kedua panda itu dipindah dari pusat karantina ke dalam sebuah kandang kecil. Kemudian, mereka dipindah lagi dari kandang kecil ke kandang khusus untuk penerbangan.
Tidak ada hambatan berarti saat pemindahan itu. Dua panda itu sangat penurut. Mereka lekas pindah ketika perawatnya memerintahkan untuk pindah. Dengan sedikit rayuan makanan bambu muda, mereka pun langsung pindah dengan tenang.
Setelah masuk kandang khusus penerbangan, dua panda itu diangkut dalam truk kontainer yang memiliki pengaturan suhu tertentu. Kemudian truk bersiap membawa dua panda itu menuju Bandara Shuangliu di Chengdu, ibu kota Sichuan.
Namun, sebelum truk berangkat menuju bandara, ada pesta perpisahan resmi yang diinisiasi oleh pemerintah setempat, terutama Wolong Panda Base. Pesta itu dihadiri pula oleh sejumlah pejabat dari perwakilan Pemerintah China dan Indonesia, antara lain Dubes Indonesia untuk China Soegeng Rahardjo dan Direktur Utama Taman Safari Indonesia Cisarua Jansen Manansang.
Pesta tersebut diisi oleh tari-tarian tradisional setempat. Lalu, ada pula penukaran cendera mata dari dua pemerintah, China dan Indonesia.
Kemudian, saat truk yang membawa dua panda lewat, para hadirin, termasuk warga membunyikan petasan dan bersama-sama melambaikan tangan kepada truk yang menuju bandara itu. Acara itu memang mendapatkan sambutan meriah dari warga. Ratusan warga hadir menyaksikan pesta perpisahan tersebut. Mereka rela hadir walaupun hujan gerimis menguyur Chengdu.
Cai Tao dan Hu Chun diberangkatkan dari Chengdu ke Jakarta dengan pesawat Garuda Indonesia jenis Airbus 330-200, Kamis sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Mereka dijadwalkan tiba di Jakarta, Kamis sekitar pukul 08.30.
Soegeng Rahardjo mengatakan, keberadaan dua panda raksasa itu di Indonesia sangat penting untuk dunia konservasi Indonesia. Para pelajar, mahasiswa, dan peneliti Indonesia tidak perlu jauh-jauh untuk mengamati proses konservasi satwa langka, terutama panda, hingga ke China. Sekarang, semuanya bisa dilakukan di Indonesia.
”Untuk itu, saya berharap dua panda ini bisa dirawat baik-baik. Dan, saya berharap dua panda ini bisa menjadi alat belajar sebaik-baiknya untuk dunia konservasi Indonesia. Jangan sia-siakan keberadaannya di Indonesia,” ujar Soegeng.
Di sisi lain, Soegeng menyampaikan, Cai Tao dan Hu Chun merupakan bagian diplomasi panda china di Indonesia. Lewat diplomasi itu, hubungan antara Indonesia dan China diharapkan semakin erat.
China dinilai mitra atau sahabat strategis untuk Indonesia. Negara itu dinilai memiliki banyak keunggulan, seperti di bidang pangan, energi, teknologi, dan pendidikan. Jika hubungan Indonesia semakin erat dengan China, Indonesia diharapkan bisa belajar banyak untuk turut mengembangkan bidang-bidang strategis itu.
”Di era abad Asia ini, kita harus bekerja sama untuk maju bersama-sama. Bila kita antikerja sama dan mengutamakan persaingan, kita akan kalah dengan negara-negara dari Amerika dan Eropa. Untuk itu, jika kita memiliki hubungan lebih baik dengan negara sahabat, hal itu akan sangat baik untuk kita,” ucapnya.