Meski Gunung Agung berstatus Awas, hingga Senin (26/9) malam sejumlah warga masih berkumpul di balai-balai banjar (RW) di zona bahaya Gunung Agung. Warga beralasan masih tinggal di rumah untuk menjaga hewan ternak dan harta benda. Sebagian besar dari mereka adalah laki-laki. ”Kalau ditinggal mengungsi, siapa yang akan menjaga ternak dan harta kami?” kata I Wayan Sudira (37), warga Desa Duda, Kecamatan Selat, 12 km dari puncak Gunung Agung.
Menurut Sudira, sebagian besar warga yang bertahan merupakan laki-laki dewasa. Adapun mayoritas perempuan, anak-anak, serta warga lanjut usia (lansia) sudah mengungsi. Jika terjadi erupsi, mereka menyiapkan sepeda motor agar bisa dengan cepat melarikan diri. Sebagian warga juga tetap beraktivitas di pura di zona bahaya karena ingin bersembahyang.
Petugas gabungan berbagai institusi dan para relawan terus berupaya mengevakuasi masyarakat di kawasan rawan bencana. Pada Senin, evakuasi antara lain dilakukan di tiga kecamatan di Karangasem, yakni Selat, Bebandem, dan Kubu. Warga diangkut menggunakan truk dan mobil gardan ganda. Orang sakit terpaksa ditandu dan orang dengan gangguan jiwa diangkut menuju Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di Bangli.
Setiap hari di Pos Komando Kebencanaan Gunung Agung di Pelabuhan Tanah Ampo, Karangasem, mengalir bantuan logistik, seperti beras, makanan, selimut, tikar, dan pakaian. Bantuan logistik juga berdatangan secara swadaya dari kelompok masyarakat serta individu ke beberapa lokasi pengungsian. Sampai saat ini, pos pengungsian itu masih membutuhkan banyak selimut, tikar, makanan bayi, dan obat-obatan.
Di luar kawasan bencana, Bali masih aman untuk aktivitas pariwisata. Kawasan sekitar Sanur (Denpasar), Pantai Kuta, Nusa Dua, Tanah Lot (Badung), dan Ubud (Gianyar) masih ramai wisatawan. Kawasan itu tidak masuk dalam zona rawan bencana. Sejumlah wisatawan juga mendapatkan pemahaman tentang kawasan bencana.
Ana Widyana, wisatawan domestik dari Jawa Tengah, misanya, tak membatalkan liburan ke Bali. Sebelum berangkat tiga hari lalu, ia sudah mencari tahu informasi status Gunung Agung. ”Ya, aman dan tetap tenang. Apalagi, informasi terpercaya dan kabar teman yang tinggal di Bali mengatakan tidak masalah jika berwisata di luar kawasan Karangasem dan Klungkung. Jadi, keluarga tetap datang berwisata,” katanya.
Paket wisata bencana justru bermunculan. Beberapa pelaku wisata mengajak wisatawan melihat erupsi dari pantai Senggigi atau Tanah Ampo.
Mengenai adanya rencana paket wisata erupsi, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika melarang keras rencana itu. Menurut dia, hal itu tidak boleh terjadi. Bencana itu, menurut dia, bukan hal main-main dan tidak bisa sembarangan karena menyangkut nyawa, apalagi pariwisata Bali menjadi sorotan dunia internasional. (AYS/GER/HRS/WEN)