BANYUWANGI, KOMPAS — Jalur laut ke luar Bali disiapkan untuk mengantisipasi lumpuhnya Bandara Ngurah Rai, Bali, karena abu vulkanik Gunung Agung. PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan di Ketapang-Gilimanuk dan Padangbay-Lembar akan menjadi titik simpul utama pergerakan laut.
I Wayan Rasta, Manajer Usaha PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Padangbay, di Bali mengatakan, di Pelabuhan Padangbay saat ini disediakan 32 kapal. Jumlah itu dinilai cukup untuk mengangkut penumpang jika ada gelombang pengungsi dari Bali menuju Lombok.
Arus penyeberangan dari Bali menuju Lombok sejak Senin (25/9) bahkan mulai meningkat setelah Gunung Agung ditetapkan berstatus Awas. Penyeberang sebagian terdata sebagai perantau yang kembali ke Lombok.
Wayan mengatakan ada peningkatan jumlah penumpang pejalan kaki sebanyak 15 persen per hari. Jika sebelumnya jumlah penyeberang hanya 190, kini menjadi 220 orang per hari.
Menurut Wayan, penyeberang sebagian adalah para perantau Bali yang kembali ke Lombok setelah kawasan wisata di seputar Gunung Agung sepi. ”Para penyeberang itu bukan warga Bali atau pengungsi dari bali. Mereka memang asli orang Lombok yang pulang,” kata Wayan.
Menurut Wayan, wisata yang terdampak hanya yang ada di sekitar Gunung Agung. Adapun kawasan wisata lainnya masih aman.
Di Banyuwangi, jalur penyeberangan hingga Selasa sore terlihat normal. Pariwisata di Banyuwangi pun tak terganggu.
Pada Rabu (27/9), kompetisi International Tour de Banyuwangi Ijen 2017 tetap digelar selama tiga hari. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kejuaraan balap internasional itu akan tetap dibuka.
Hingga Selasa sore, peserta balap sepeda dari luar negeri masih berdatangan. Pesawat terbang menjadi transportasi utama mereka.