MEUREUDUE, KOMPAS — Sebanyak 87 orang dari target 200 warga Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, menjalani operasi katarak di Rumah Sakit Umum Daerah Meureudue sejak Sabtu (23/9) hingga Senin (25/9). Operasi tersebut dibiayai oleh pembaca harian Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas, bekerja sama dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia Cabang Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.
Antrean warga yang akan menjalani operasi terlihat pada Minggu pagi. Warga rela antre berjam-jam demi memperoleh kembali penglihatan mereka. Warga yang menjalani operasi katarak rata-rata mengalami gangguan penglihatan 5-10 tahun. Selama ini, mereka tidak dapat menjalani aktivitas dengan normal dan sangat bergantung pada orang lain.
Rusli Usman (74), warga Desa Jurong, Kecamatan Jangka Buya, Kabupaten Pidie Jaya, terlihat bahagia saat dokter membuka perban pada matanya yang dioperasi sehari yang lalu. ”Ibu ini yang operasi saya, kan? Saya tanda dari suaranya. Ternyata ibu cantik,” ujar Rusli spontan mengundang gelak tawa warga lainnya.
Rusli menderita katarak sejak lima tahun lalu. Pandangannya kabur, berkabut, dan buram. Dia tidak bisa pergi keluar rumah seorang diri, khawatir tersandung atau terperosok di lubang jalan. ”Sekarang saya bisa melihat sampai 20 meter. Itu tiang kayu, di sebelah sana ada motor dua,” ucap Rusli, menunjuk salah satu sudut rumah sakit.
Kebahagian juga terpancar dari raut Maryana (42), warga Desa Keude Panteraja, Kecamatan Panterja. Awalnya, dia khawatir saat dipapah masuk ke ruangan operasi. Namun, para dokter dan keluarga menguatkannya dengan meyakinkan bahwa operasi kecil tidak mengancam nyawa. Seusai operasi, dia masih terlihat tegang. Namun, keesokan harinya, saat dokter membuka perban di kedua matanya, Maryana tersenyum bahagia.
Kebahagiaan itu semakin sempurna saat Maryana pertama sekali membuka mata yang dilihatnya adalah Devi (23), anaknya. Selama ini, dia hanya mengenali anaknya dari suaranya, sedangkan wajahnya tidak terekam dengan jelas. ”Anak saya cantik karena ibunya juga cantik,” kata Maryana bahagia.
Dewan Pengawas Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Mohammad Nasir mengatakan, kegiatan sosial tersebut dibiayai oleh pembaca harian Kompas. Ini merupakan rangkaian aksi sosial DKK di Pidie Jaya pascagempa 7 Desember 2016.
”Bapak ibu patut bersyukur karena sudah bisa melihat kembali dengan terang. Mulai saat ini, sudah bisa beraktivitas dengan baik dan beribadah dengan lancar. Mungkin ada yang sudah lama rindu mengaji, sekarang sudah bisa mengaji kembali,” tutur Nasir.
Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia Cabang Aceh Saiful Basri mengatakan, di Aceh jumlah penderita katarak diprediksi mencapai 1,5 persen dari 5,5 juta total penduduk. Katarak dominan diderita warga pesisir karena terpapar sinar matahari lebih banyak. Katarak hanya bisa diobati melalui operasi.
”Ketika mengalami katarak, tidak perlu menunggu bertahun-tahun baru operasi. Lebih cepat ditangani lebih baik agar dapat beraktivitas dengan normal,” ujar Saiful.
Bupati Pidie Jaya Aiyub Abbas berterima kasih atas kegiatan operasi katarak gratis. Dia berharap kegiatan serupa digelar kembali sebab pada tahap pertama tidak banyak warga yang tahu meski sudah dibuat pengumuman di desa-desa.