Sidang Majelis Umum PBB Dibuka, Delegasi Indonesia yang Dipimpin Wapres Kalla Terus Lakukan Lobi
Sidang Umum PBB dibuka. Dalam sidang kali ini, Indonesia menggalang dukungan agar terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB, tahun 2018.
Oleh
Andy Riza Hidayat
·2 menit baca
NEW YORK, KOMPAS - Sidang umum PBB secara resmi dibuka di New York, Amerika Serikat, Selasa (19/9) pagi pukul 09.00 waktu setempat atau Selasa pukul 20.00 WIB. Saat membuka sidang, Sekjen PBB Antonio Guterres menyoroti sejumlah persoalan dunia, antara lain perubahan iklim, arah pembangunan global, serta krisis pengungsi.
Terkait penanganan krisis pengungsi, menurut Guterres, tidak boleh ada batasan pada kelompok tertentu. Penanganan pengungsi di mana pun itu harus dengan mengedepankan sisi kemanusiaan.
Wartawan Kompas, Andy Riza Hidayat, dari New York, melaporkan salah satu yang ditunggu-tunggu adalah penyampaian pidato oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia memberi perhatian pada masalah terorisme.
Menurut Trump, warga dunia tidak boleh dibiarkan hidup dalam ketakutan dan kekerasan. Trump menggalang dukungan hadirin untuk sama-sama mengutuk negara yang membantu terorisme berkembang, dan salah satu negara yang dimaksud adalah Iran.
Trump menyoroti pula masalah konflik di Semenanjung Korea yang harus diakhiri. Amerika Serikat, menurut dia, berkomitmen untuk ikut aktif menyelesaikan sejumlah persoalan dunia.
Menjelang pembukaan sidang umum ke-72 PBB, antrean masuk ke gedung terjadi sejak subuh. Pengamanan jalanan menuju gedung diberlakukan secara berlapis. Jurnalis maupun pemimpin delegasi (kecuali negara-negara tertentu termasuk Amerika Serikat) harus berjalan kaki untuk menuju gedung pertemuan.
Lobi
Sementara itu, delegasi Indonesia terus berupaya memperkuat lobi dengan negara-negara peserta Sidang Umum PBB. Lobi dilakukan pada setiap kesempatan selama penyelenggaraan sidang umum. Misi ini dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku pemimpin delegasi Imdonesia, diperkuat dengan langkah-langkah diplomatik Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Kalla menyampaikan, lobi seperti itu dibutuhkan agar dukungan terhadap Indonesia semakin banyak. Lobi antara lain dilakukan pada saat pertemuan bilateral dengan Presiden Komoro Azali Assoumani.
"Semua negara harus didekati. Sebab mekanisme pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB berasaskana satu negara satu suara. Jadi, harus mampu memaksimalkan suara semua negara anggota karena status mereka sama," tutur Husain Abdullah, juru bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum memasuki Markas PBB.
Selain bertemu Presiden Komoro, Kalla dijadwalkan makan siang bersama Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, menghadiri pertemuan pemimpin negara-negara bertajuk “Rebuilding Trust in Government”, serta pertemuan tentang perubahan iklim dunia. Rangkaian kegiatan ini berlangsung Selasa pagi hingga malam waktu setempat atau Rabu (20/9) pagi WIB.