NEW YORK, SABTU — Di antara kekacauan dalam daftar undian tunggal putra Grand Slam AS Terbuka 2017, Rafael Nadal dan Kevin Anderson menembus final. Ini menjadi final ketiga Grand Slam Nadal pada musim ini. Anderson akan menjalani debutnya di final turnamen tenis berkasta tertinggi itu.
Dalam laga semifinal di Stadion Arthur Ashe, New York, Jumat (8/8) malam waktu setempat atau Sabtu pagi WIB, Nadal menaklukkan Juan Martin del Potro, lawan terberatnya selama dua minggu bersaing di Flushing Meadows. Roger Federer, rival utama Nadal selama lebih dari satu dekade, batal menjadi lawan setelah ditaklukkan Del Potro di perempat final.
Sebelumnya, Del Potro tercatat lima kali menaklukkan Nadal di lapangan keras, jenis lapangan seperti di Amerika Serikat (AS) Terbuka, dari 13 pertemuan. Salah satu momen terjadi di semifinal AS Terbuka 2009. Del Potro akhirnya jadi juara setelah mengalahkan Federer di final.
Petenis Argentina itu juga mengalahkan Nadal di semifinal Olimpiade Rio de Janeiro 2016, pertemuan terakhir mereka sebelum bersaing di Flushing Meadows, Jumat. Layaklah jika laga yang berlangsung di hadapan 24.000 penonton di Arthur Ashe, termasuk pegolf Tiger Woods yang berada di boks tim Nadal, disebut sebagai final. Apalagi, persaingan pada paruh bawah tak begitu berat.
Persaingan tunggal putra AS Terbuka kali ini berbeda dengan musim sebelumnya. Petenis top, Andy Murray, Novak Djokovic, Stan Wawrinka, Kei Nishikori, dan Milos Raonic, absen karena cedera. Mundurnya Murray, yang seharusnya menjadi unggulan kedua, setelah undian akhirnya menempatkan Nadal dan Federer di paruh atas. Persaingan di sini lebih berat dibandingkan di paruh bawah.
Nadal menembus persaingan itu dengan menaklukkan enam lawan, termasuk Del Potro, 4-6, 6-0, 6-3, 6-2. Ini final ketiga Nadal di arena Grand Slam pada musim ini setelah dikalahkan Federer di Australia Terbuka dan menjuarai Perancis Terbuka untuk ke-10 kalinya.
"Ini momen emosional bagi saya, apalagi setelah melalui momen berat dan cedera. Saya ke final lagi dan berkesempatan berjuang meraih gelar juara," ujar Nadal, yang terakhir kali tampil di final AS Terbuka pada 2013, tahun ketika dia juara untuk kedua kali setelah 2010.
Lawannya di final, Minggu sore waktu setempat atau Senin dini hari WIB, adalah Anderson, petenis yang seusia dengan Nadal (31). Di semifinal, Anderson menang atas Pablo Carreno Busta (Spanyol), 4-6, 7-5, 6-3, 6-4.
Anderson yang berasal dari Afrika Selatan meraih final pertama Grand Slam setelah mampu memanfaatkan "kekosongan" persaingan pada paruh bawah undian. Unggulan pada paruh ini, Alexander Zverev (4), Marin Cilic (5), dan Jo-Wilfried Tsonga (8), terhenti sebelum babak ketiga.
"Sebenarnya, saya tak terlalu memperhatikan undian. Saya hanya fokus pada setiap laga yang akan dihadapi. Namun, senang juga karena absennya petenis top menjadi kesempatan petenis lain untuk tampil. Namun, bersaing di Grand Slam tetap tidak mudah," kata Anderson yang baru pulih dari cedera pinggul.
Saking gembiranya, petenis berperingkat ke-32 dunia itu merayakan kemenangan atas Busta seperti layaknya juara. Dia naik ke boks timnya yang terdiri dari istrinya, saudara laki-laki, dan pelatihnya, Neville Godwin. "Saya tak tahu, apakah berpelukan dengan tim cocok untuk perayaan sebelum final. Saya hanya merasa ini yang harus saya lakukan," kata Anderson yang juga mendapat dukungan dari pegolf Ernie Els dan Charl Schwartzel di stadion.
Pembuktian Nadal
Bagi Nadal, tiket final di lapangan keras AS Terbuka memupus keraguan bahwa comeback dia setelah cedera lutut dan pergelangan tangan pada semester kedua 2016 hanya bisa dilakukan di lapangan tanah liat yang jadi favoritnya.
Empat gelar juara pada musim 2017 didapat Nadal dari lapangan tanah liat. Ia juga empat kali melaju ke final lapangan keras, termasuk di Flushing Meadows. Ulasan dalam New York Times mencatat, persentase kemenangan Nadal di lapangan keras dalam kariernya adalah 77 persen (92 persen di lapangan tanah liat). Statistik itu tak terlalu buruk dibandingkan Federer yang memiliki 83 persen kemenangan di lapangan keras dan 76 persen di tanah liat.
Saat melawan Del Potro, taktik memukul down the line, agar bola jatuh di atas garis, membuatnya mendominasi laga setelah kehilangan set pertama. Beberapa kali, Nadal juga meraih poin melalui drop shot yang mengecoh lawan.
"Saya bermain biasa-biasa saja pada awal turnamen, tetapi makin baik setiap hari. Sejak bangun tidur pagi ini, saya mengingatkan diri sendiri, hari ini momen penting karena saya akan menghadapi lawan berat," kata Nadal.
"Sekarang tinggal satu laga lagi dengan lawan yang juga berat. Saya harus siap karena mungkin ini laga paling penting tahun ini. Saya akan berusaha tampil sebaik mungkin," ujar Nadal.