JAKARTA, KOMPAS — Penerbitan buku di Indonesia menggeliat, bahkan mulai dilirik pasar internasional. Untuk itu, industri penerbitan didorong untuk memperkuat konten yang dapat menarik minat pasar internasional.
Hal tersebut mengemuka dalam seminar bertajuk ”Global Trends in Publishing: Insight from the Market” yang digelar Komite Buku Nasional (KBN) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), British Council, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Jakarta, Selasa (5/9). Seminar yang diikuti pelaku industri penerbitan ini menghadirkan narasumber yang berpengalaman di bidangnya, seperti Vikrant Mathur dari Nielsen Book Scan, Porter Anderson sebagai Editor in Chief Publishing Perspective, perwakilan dari Frankfurt Book Fair, Beijing Book Fair, London Book Fair, dan Indonesia International Book Fair.
Sudah mulai bermunculan tawaran dari negara lain membeli hak cipta pengarang Indonesia.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Totok Suprayitno mengatakan, sejak Indonesia jadi guest of honour di Frankfurt Book Fair di Jerman pada 2015, hal itu mulai memberi dampak. ”Meskipun belum dalam jumlah fantastis, sudah mulai bermunculan tawaran dari negara lain membeli hak cipta pengarang Indonesia. Jadi, ini memberi harapan untuk meningkatkan penerbitan di dalam negeri yang bisa dibawa ke dunia internasional,” kata Totok.
Deputi Bidang Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak mengatakan, industri penerbitan termasuk lima terbesar dari industri kreatif. Pertumbuhannya juga menjanjikan, hingga 40 persen.
Salah satu juga dengan meningkatkan penerjemahan ke dalam bahasa asing.
”Tantangannya bagi penerbit untuk memastikam konten yang bermutu dan menarik. Lalu juga meningkatkan strategi pemasarannya. Salah satu juga dengan meningkatkan penerjemahan ke dalam bahasa asing,” ujar Joshua.
Sementara itu, Ketua KBN Laura Prinsloo mengatakan, pihaknya berusaha memfasilitasi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku industri penerbitan, agar dapat memahami secara mendalam tentang strategi yang harus diambil untuk mengembangkan industri penerbitan. Untuk itu, pemahaman soal data dan statistik, analisis pasar, digital marketing, serta konten digital perlu diketahui lewat seminar yang menghadirkan narasumber dalam dan luar negeri yang berpengalaman.