Kepala Daerah Kerja Bandara Arsyad Hidayat menyebutkan, jemaah yang pulang pada Rabu tersebut adalah kelompok terbang pertama. Mereka berasal dari Medan (Sumatera Utara), Jakarta-Pondok Gede, Solo (Jawa Tengah), Padang (Sumatera Barat), dan Makassar (Sulawesi Selatan). Mereka berangkat ke Arab Saudi pada 29 Juli 2017.
”Kami sudah menggelar rapat persiapan pemulangan jemaah haji ke Tanah Air melalui bandara di Jeddah, bahkan dua pekan sebelum wukuf di Arafah,” kata Arsyad saat dihubungi di Mekkah, Sabtu (2/9).
Proses pemulangan akan didahului dengan penimbangan barang bagasi (koper) jemaah 48 jam sebelum jadwal lepas landas. Praktis jemaah hanya membawa tas tentengan pada saat meninggalkan Mekkah menuju ke bandara.
Sepuluh jam sebelum terbang, jemaah sudah akan diarahkan ke bandara di Jeddah, 8 kilometer dari kota suci Mekkah. Dengan demikian, paling lambat enam jam sebelum terbang, jemaah sudah berada di bandara.
Jemaah sakit
Terhadap beberapa tempat duduk (seat)yang kosong karena sejumlah jemaah meninggal di Arab Saudi, panitia mengalihkannya kepada jemaah yang sakit. ”Jemaah yang sakit didahulukan kembali ke Tanah Air,” ujar Arsyad.
Untuk jemaah yang kehilangan paspor, Konsulat Jenderal RI di Jeddah akan memfasilitasi dengan menerbitkan dokumen surat perjalanan laksana paspor (SPLP). Adapun jemaah yang kehilangan boarding pass pesawat akan dibantu oleh petugas untuk diganti dengan yang baru oleh pihak maskapai.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Dumyathi Bashori dalam surat edaran juga mengingatkan agar jemaah tidak perlu repot membawa air zamzam sebagai oleh-oleh. Pihak maskapai sudah menjatah 5 liter untuk setiap jemaah yang akan dibagikan di setiap debarkasi.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka menyebutkan, hingga 2 September, jemaah yang wafat di Arab Saudi mencapai 192 orang. Umumnya karena gangguan jantung dan kelelahan fisik.