JAKARTA, KOMPAS — Sebagai salah satu tokoh nasional Indonesia, Nurcholis Madjid yang dikenal dengan nama panggilan Cak Nur telah menyumbangkan banyak gagasan yang berguna dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meski ia telah tiada, pemikiran-pemikirannya masih relevan bagi bangsa Indonesia pada masa kini.
Pemikiran-pemikirannya telah dituangkan ke dalam beberapa buku. Salah satunya berjudul Indonesia Kita yang diterbitkan pada 2004. Buku ini dicetak ulang agar masyarakat Indonesia dapat menikmati buah pemikiran Cak Nur.
”Saya jarang bertemu dengan Cak Nur semasa hidupnya. Namun, saya selalu mengikuti ceramah dan membaca tulisannya. Cak Nur memberikan pemahaman, kebangsaan itu beragam dan kontekstual. Indonesia memiliki rujukan keagamaan, tetapi bukan berarti nasionalis religius dalam konteks simbol atau label,” kata Associate Professor of Islamic Studies, University of California, Muhamad Ali, pada Relaunching dan Diskusi Buku Indonesia Kita dalam rangkaian acara peringatan 12 Tahun Haul Cak Nur, Rabu (30/8), di Jakarta.
Cendekiawan Muslim Ulil Abshar-Abdalla memandang Cak Nur sebagai sosok yang jujur. Dalam buku tersebut, Ulil melihat Cak Nur sebagai sosok yang dapat menggabungkan antara Muslim yang loyal dan kemodernan.
”Cak Nur menggabungkan dua pemahaman tersebut menjadi satu tanpa mengesampingkan satu dengan yang lainnya. Bahkan, ia selalu meletakkan kedua hal itu di tanah yang konkret, yaitu Indonesia,” tutur Ulil.
Selalu relevan
Penyatuan tiga pemahaman tersebut dipandang Ulil akan selalu relevan bagi bangsa Indonesia. Terlebih, pandangan tersebut harus dipahami anak muda agar mampu memahami nilai-nilai agama secara utuh.
Secara tekstual, buku tersebut tidak ditujukan kepada anak muda. Namun, buah pemikiran dari Cak Nur dapat menjadi bahan refleksi bagi anak muda dalam membangun Indonesia.
”Negeri ini dibangun oleh orang-orang muda berumur 30-40 tahun sehingga generasi mudalah yang akan meneruskan perjuangan bapak pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia pada masa sekarang dan masa depan,” tutur Ketua Nurcholish Madjid Society Muhamad Wahyuni Nafis.
Karakter Cak Nur yang moderat dipandang Wahyuni sebagai sosok yang mampu membawa Indonesia kembali ke cita-cita awal bapak pendiri bangsa.
Omi Komaria Madjid, istri Cak Nur, bersyukur melihat generasi muda sekarang yang dapat hidup rukun saling menghormati dalam Nurcholish Madjid Society. Ia berharap kerukunan tersebut dapat terjalin juga dalam kehidupan seluruh masyarakat Indonesia.
Buku Indonesia Kita merupakan karya terakhir yang ditulis oleh Cak Nur. Buku ini ditulis saat umrah pada 2003 menjelang Pemilihan Presiden 2004.
Buku Indonesia Kita ditulis oleh Cak Nur dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh pembacanya. Ali menerjemahkan buku tersebut ke dalam bahasa Inggris agar dapat dibaca secara global. Ia ingin bangsa Barat dan Timur Tengah dapat mengetahui pemikiran Cak Nur tentang pemahaman kebangsaan Indonesia. (DD08)