Cookpad ingin membuat buku resep seperti dimiliki orang tua atau generasi sebelumnya kembali relevan di era digital. Tapi tidak berhenti di sana, ada masalah besar yang ingin diselesaikan dengan mengajak penggunanya kembali ke dapur dan sibuk dengan wajan, panci, minyak goreng dan rempah-rempah.
Aplikasi ini menampilkan resep-resep masakan yang ditampilkan dalam format lini masa lengkap dengan foto serta deskripsi singkat dari pembuatnya. Sama seperti media sosial lainnya, pengguna berbagi pengalaman pribadi saat masakan ini lahir dari dapurnya.
"Diajak bikin sosis solo sama momski ternyata kulitnya sisa dan isinya udah habis. Akhirnya puter otak bikin cemilan yang nikmat ini," tulis pengguna yang memajang resep berjudul Sosis Gulung Piscokju (Pisang, Cokelat, Keju).
Layaknya Facebook atau Twitter, fitur mengikuti pengguna lain juga tersedia. Dengan demikian, pemberitahuan segera muncul begitu ada resep baru yang dibagikan. Bila visual adalah mata uang di Instagram, maka resep masakan yang dibagikan untuk Cookpad.
Dan memasak sebagai kegiatan mencipta sesuatu, fitur "recook" merupakan sarana bagi pengguna untuk saling berinteraksi. Fitur ini merupakan wadah bagi pengguna yang ingin memamerkan hasil masakan yang dibuat setelah mengikuti petunjuk yang ada di sana. Recook menjadi kesempatan untuk bertanya langsung kepada pembuat resep bila ada masalah yang dihadapi seperti takaran bahan atau lama memasak.
Sebagai tempat mencari inspirasi, Cookpad mampu menjadi referensi daripada mengandalkan mesin pencarian karena harus keluar masuk berbagai blog masakan. Kolom pencarian di aplikasi bisa dimanfaatkan untuk mencari resep berdasarkan nama maupun bahan-bahan yang dipergunakan. Atau opsi lain, mengikuti pengguna lain yang rajin berbagi resep.
Kampanye bahan lokal
Dapur Cookpad adalah salah satu lokasi pengujian resep yang terletak di kawasan Apartemen Menteng Square. Fasilitas ini salah satu tulang punggung layanan tersebut untuk memastikan bahwa resep-resep yang dikirimkan pengguna memang bisa dibuat, sebagian bisa diketahui hanya dengan membaca resep serta bahan-bahan yang dipakai.
CEO Cookpad Indonesia, Soegianto Widjaya ditemui di sela acara masak bersama di dapur itu pada pertengahan Agustus. Menu yang dimasak adalah buntil dengan daun singkong, pepes ikan daun singkong, serta comro yang semuanya memiliki benang merah yakni berbahan ubi dan singkong.
"Kami sedang mendorong kampanye untuk memanfaatkan bahan baku lokal dalam resep masakan di Cookpad. Tujuannya memperkaya basis data resep di sini. Minggu berikutnya sudah disiapkan untuk bahan baku jagung, lalu pisang," katanya.
Salah satu misi dari kampanye ini adalah menggali kekayaan pangan lokal yang bisa dipakai sebagai alternatif atas karbohidrat selain nasi. Saat ini Cookpad memiliki kekayaan resep dengan jumlah hingga 400.000 buah dari 1,4 juta anggota terdaftar dan 9 juta pengunjung setiap bulan.
Menurut Soegianto, arsip resep digital yang dibangun Cookpad adalah upaya untuk mengumpulkan kekayaan kuliner Indonesia di satu tempat. Dan sambil menunggu pembangunan infrastruktur internet rampung dilakukan di bagian timur tanah air. Begitu warga tersentuh internet dan bisa mengakses layanan mereka, resep-resep dari Indonesia Timur diperkirakan bakal datang membanjir.
Dan mereka sedang berpacu dengan waktu.
Modern
Marketing Communications Manager Cookpad Indonesia, Clarissa Anugrah, menceritakan bahwa salah satu hal yang membuat Cookpad menjadi relevan adalah tren di masyarakat modern yang kian jauh dengan dapur. Seiring meningkatnya kelas menengah yakni pendapatan yang lebih baik, memasak menjadi aktivitas yang dilakukan oleh pihak lain seperti asisten rumah tangga atau malah membeli dari luar.
Wawasan itu didapatkan sewaktu berinteraksi dengan para pengguna Cookpad sendiri. Mereka adalah generasi muda dan modern tapi dibesarkan jauh dari dapur.
"Paling banyak terjadi adalah saat baru atau hendak menikah, kemampuan memasak menjadi kemampuan yang harus bisa dimiliki," ujar Clarissa.
Dengan menjadi ibu rumah tangga, waktu yang dimiliki sangat terbatas sehingga Cookpad bisa menjadi solusi dalam menghadirkan resep yang relevan bagi pengguna. Salah satu langkah yang kerap dipakai dalam menyeleksi resep di sana adalah mencari masakan yang paling banyak di-recook karena berarti tingkat keberhasilannya paling tinggi.
Yang menarik, lanjutnya, para pengguna mereka mayoritas perempuan berusia 25-35 tahun yang bukan pengguna internet yang piawai. Dan mereka tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya.
Menurut Soegianto, Cookpad ingin menepis dua mitos yakni memasak itu sulit dan murah. Mitos bahwa memasak itu murah harus ditepis karena saat berbelanja bahan-bahan untuk dapur, ibu sebagai penentu di rumah tangga akan memilih bahan terbaik yang kadang bukan paling terjangkau harganya.
"Dan dengan memasak, masakan akan disajikan di meja keluarga dan seluruh anggota akan berkumpul untuk bersama menyantapnya. Di sanalah komunikasi akan terjalin," ujar Soegianto.
Dari dapur, membangun keluarga sebagai fondasi bangsa. Itulah misi sederhana dari Cookpad.